Permintaan Adrian

4.9K 410 6
                                    

"Citra lo gapapa?" Adrian yang baru memandang ke arah Citra di akhir certanga kini terkaget-kaget.

Tanpa sadar tetes air mata wanita itu kini membanjiri pipinya. Citra juga tak mengerti mengapa dia bisa menagis, bahkan sampai sesenggukan seperti itu, padahal seujung kukupun dia tak ikut andil dalam kisah rumit itu.

"Enggak Dri, gue gapapa kok" Citra dengan cepat mengusap air mata di pipinya.

"Tunggu sebentar" Adrian segera menghilang, kemudian kembali dengan air mineral di tangan, yang ia beli di kantin taman rumah sakit.

"Minum dulu biar relax" ujarnya sambil menyodorkan botol itu pada Citra.

"Iya makasih" tanpa basa-basi gadis itu meneguk perlahan air mineral yang diberikan Adrian.

Keduanya diam untuk sesaat, memilih senyap menjadi teman untuk beberapa detik.

"Jadi gimana? Lo udah tau kan semuanya?" Adrian kembali membuka percakapan.

"Dri.." Citra hampir terdengar sepeeti bergumam, tanpa mengubah pandanganya.

"Boleh gue tanya satu lagi?"

"Apa?" Kali ini Citra menatap Adrian dari jarak yang mereka jaga.

"Tentang Kena, dia... apa dia ada hubungan sama Agra di masa lalu?" Tanyanya dengan sebelah mata di picingkan.

Adrian diam, dan itu semua justru membuat Citra serasa terus di ombang-ambing.

"Cit, gue bisa minta tolong?" Bukanya menjawab, pria di depanya justru membalas Citra dengan tanya.

"Apa?"

Adrian diam sejenak, mencoba mencari kata terbaik untuk mengutarakanya.

"Cit, gue Cinta Kena, bahkan lebih dari dia hidup gue sendiri. Kena.. Kena sekarang kritis Cit, bahkan kalaupun dia sadar semua ini belum berakhir" Adrian berhenti sebelum tujuanya tuntas.

"Ma.. maksud lo?" Kernyit Citra bingung.

"Kena... di dalam otak dia ada benjolan kecil, dan besar kemungkinan benjolan itu belum hilang walaupun udah di oprasi. Kalau benar benjolan itu memng masih ada, Kena.. dia gak akan bisa bertahan lama" Citra refleks menutup mulut begitu mendengar kalimat terakhir Adrian.

"Te... terus apa yang bisa gue bantu Dri? Kalo gue bisa InshaAllah bakal gue bantu kok"

"Tolong jauhin Agra Cit, kasih dia buat Kena. Cit gue mohon, dulu Agra berantem sama Kena gara-gara gue, padahal mereka saling cinta. Gue gamau hidup Agra berantakan lagi gara-gara gue, apalagi Kena. Tolong Cit, cuma itu yang bisa bantu kesembuhan Kena, atau kalau emang gabisa, setidaknya gue bisa liat dia bahagia di akhir hidupnya"

Hening.

Oksigen di sekitar Citra seakan musnah tanpa sisa, hilang dalam sekejap. Semua yang bisa ia lihat, ia dengar, ia rasakan, semua seakan berlari jah darinya saat itu juga. Sebenarnya kenapa ini? Kenapa terasa amat menyakitkan?

Citra mengerjap mata sejenak, berusaha menteralisir perasaanya sendiri yang tak bisa ia kendalikan.

"Hahaha, apasih pake ijin-ijin, segala minta tolong pula. Iyalah pasti, gue dukung kok, lagian Agra juga bukan siapa-siapa gue, santai aja. Eh iya, gue balik duluan deh ya, soalnya abang gue baru balik di rumah. Duluan ya Dri, thanks airnya, Assalualaikum" Citra bergegas berbalik dan pergi, sebelum matanya yang terasa memanas memancarkan semburat merah lalu meluapkan air di pipinya.

Adrian yang menatap punggung Citra heran, hanya bisa berdiri di tempatnya.

"Ehh Cit, tung" Adrian berhenti, dia sadar Citra akan tetap berlalu walau dihadang seperti apapun.

"Wa'alaikumsalam" gumamnya lirih.

Bad Boy Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang