Pertemuan Tak Terduga

5.5K 444 3
                                    

Assalamualaikum Readers,

Mungkin kalian udah ngelupain cerita yang udah ngalor ngidul ceritanya belum lagi updatenya lama(Buat yang masih mau baca, abdi teh mau ucapin atur nuhun pisan hehe).

Oke, jadi di part ini akan banyak tulisan yang ngedeskripsiin Adam secara lebih dalam, dan aku mau minta maaf kalau kata-kata aku malah jadi terlalu kaku ataupun lebay.

FYI, gak tau kenapa suka banget sama tokoh Adam. Honestly karena 2 faktor si, yang pertama gara2 authornya yang pengen bgt punya abang tapi gak kesampean, yang kedua dia emang bener-bener idaman.

So.. maafin aja de ya kalo rada gitu hehehehe😆

Happy reading guys!

Citra menunggu cemas di samping ranjang berukuran king size itu.

Wajahnya pucat pasi, rasanya kini jantung wanita itu berdegup tiga kali lebih cepat. Kena disampingnya terbaring dan belum juga sadarkan diri, dan itu semua terjadi saat Kena bersamanya.

"Minum dulu, kamu dari tadi lebih pucet mukanya dari Kena" Agra menyodorkan segelas air putih hangat.

Citra menurut. Walaupun dia sendiri masih bingung. Kenapa dia bisa sampai sepanik itu? Dia bukan panik hanya karena Kena pingsaan saat bersamanya. Tapi dia... khawatir.

Sebenarnya tadi Kena sempat sadar saat di dalam mobil Agra menuju ke rumah sakit. Tapi Kena yang tau dia hendak dibawa ke rumah sakit menolak. Katanya dia cuma ingin di rumah Agra saja.

Citra memejamkan mata sejenak, kembali memfokuskan fikiranya, dan berhasil. Ketika wanita itu membuka mata, semuanya terlihat sedikit lebih jernih.

Citra terbelalak singkat. Gadis itu merutuki dirinya sendiri, betapa bodoh dia baru menyadari kalau.. ini bukan kamar Agra ataupun orangtuanya!

Agra yang melihat mata Citra menjelajahi ruangan tempat mereka berpijak, menelan ludah.

"Ini kamar alhmarhum Arinda, adek saya" ucap Agra seolah mengergi apa yang ada di fikiran Citra.

Citra segera menatap ke arah Agra. Kaget.

"Sorry" ujarnya kikuk.

Agra hanya tersenyum kecil, seolah menjawab 'gakpapa'.

"Kamu belum jawab pertanyaan saya".

Seketika itu jari-hari Citra seolah mati rasa. Dengupan jantubgnya yang tadi sudah normal, kini seakan berhenti berdetak.

Kenapa harus dibahas lagi si yang itu! Rutuknya dalam hati.

"Saya salah?".

"Enggak, enggak" Citra spontan menjawab.

"Kemarin gue cuma.. hhmm.. cuma lagi ada masalah sedikit yang gak bisa gue ceritain ke elo. Ya, lo tau kan cewek kalo ada masalah bawaanya jadi drama mulu deh". Citra menjawab sekenanya.

Hening. Kedunya larut dalam pikiran masing-masing.

"Ni".

"Ya?".

"Kena itu udah kaya sodara saya, adik perempuan saya. Kita semua temen, gue, elo, Kena".

Citra tersenyum parau.

"Iyalah! Kita, gue, elo itu semua temen. Gue temen lo, gak lebih" Citra mengalihkan matanya yang berair, menunduk menatap bed cover dengan motif bunga di hadapanya.

"Kena!" Citra setengah berteriak.

Tangan Kena yang mulai bergerak membuat suasana berubah total.

Bad Boy Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang