penolakan

562 17 0
                                    

Dulu aku sangat mengagumimu, tapi itu tak berlangsung lama setelah rasa sakit yang kau berikan.

Namaku Humaira Adista, gadis culun + miskin yang selalu jadi bahan bullyan di sekolah, entah mengapa segala keterbatasanku itu selalu menjadi incaran. Aku mungkin bahkan atau pernah menyukai seseorang yang bahkan jadi para idola wanita seorang laki laki berbadan tegap, putih dan tinggi "Aryan Fahrezi"seorang anak konglomerat pengusaha tekstil .

Dia adalah kakak kelas ku umur kami hanya terpaut 2 tahun, tak banyak tahu tentangnya, yang aku tahu dia memiliki IQ diatas rata -rata dan di balik sifat coolnya itulah yang membuatku semakin tergila gila kepadanya .

Tentang diriku tak banyak orang mengetahuinya, aku hanya lah seorang gadis biasa yang tidak mempunyai apa- apa, aku memang tak secantik para model di luaran sana yang lebih terkesan dengan pakaian minimnya, aku hanya ingin menjadi aku yang apa adanya, hidup tenang dengan ayah dan ibu meski kami hidup kekurangan .

Ayah seorang supir bajaj sedangkan ibu seorang penjahit pakaian.

Flashback

5 tahun yang lalu....

"vin kamu aja yah yang kasih suratnya, aku malu" ucap maira merona

"hadeh mai, masa gue sih. Loe tahu kan gimana aryan dia tuh ...ah gue nggak berani, mending loe aja loe kan yang suka sama dia" ucap vina yang mulai bergidik ngeri membayangkan apa yang akan terjadi

"ayolah vin, kamu mau kan bantuin aku, mandang dia aja selalu buat aku deg degan, apalagi nyatain cinta sama dia. ya please, ayolah please"ucap maira menggoyang goyengkan lengan vina

"ok...ok gue akan lakuin tapi apapun konsekuensinya loe harus terima ok..."ucapnya mulai kesal

"makasih Vina, kamu emang sahabat aku yang paling baik, setelah ini aku nggak akan nyusahin kamu lagi, aku jadi penasaran apa dia suka sama aku atau enggak ya" ucap maira sedikit patah semangat

"ce elah yang mau nembak cowok. Gimana kalau loe aja yang datang langsung kasih suratnya, jadinya kan nggak penasaran"celoteh Vina menengguk minumannya

"ya elah vin, aku kan udah bilang mandang dia dari jauh aja jantung mau copot, apalagi ngasih surat langsung sama orangnya" balas Maira

"iya gue tahu, kan gue cuma bercanda" ucapnya
***
Vina mengajak aryan ke taman belakang sekolah, sebenarnya tidak sulit mencari seorang aryan fahrezi dia biasanya nongkrong di kantin dengan gaya kebangsawanan yang so cool nya atau berada di perpus membaca buku pelajaran dan hal itulah yang sering di lakukan maira selayaknya seperti seorang penguntit yang selalu diam diam memandanginya.

Tak jarang Maira ke perpus pura-pura membaca buku hanya untuk memandangnya saja, selebihnya ia malas membaca buku pelajaran dan lebih tertarik dengan novel romance yang sering ia baca.

Mungkin karena efek itulah ia jadi malas belajar dan di bilang anak yang bodoh karena nilainya yang selalu jelek apalagi di tambah dengan dandanan yang di bilang cupu, rambut kuncir dua, berkacamata, baju dan rok seragam yang kebesaran dan panjang di tambah sepatu usang smpnya yang sampai saat ini masih cukup di kakinya.

Yes, tidak butuh waktu lama vina berhasil membawa aryan ke taman belakang karena atraksi mautnya,  membuat keonaran di perpus dan tentu membuat si penjaga perpus langsung menyerangnya dengan tatapan tajam nya, vina hanya nyengir kuda sedangkan Aryan hanya menghela nafas dan menatapnya malas sehingga mau tak mau ia menurut pada vina dan mengikutinya

"langsung to the point,gue nggak punya banyak waktu"ucapnya dingin
vina menghela napas panjang

" ehemmm...hai aryan kenalin gue vina,gue tahu pasti loe heran siapa gue. Gue dari kelas X ips 3, sebenernya gue mau kasih ini sama loe"ucap Vina mengeluarkan sebuah surat berwarna pink dengan bunga bunga
Aryan menatap vina heran seolah bertanya 'surat dari siapa ' seolah Vina bisa mengerti dan menggangguk
"surat ini dari seseorang yang mengagumi loe dari semenjak dia masuk ke sekolah ini dan gue berharap gue bisa dpat jawabannya dari loe"ucap Vina harap harap cemas, aryan menerima dan mulai membuka surat itu, di lihat dan di bacanya surat itu wajah nya nampak datar namun tenang, vina semakin gelisah
"perasaan yang nembak nih cowok maira kenapa gue jadi yang deg-degan"batin nya di ikuti perasaan gugup

Aryan menutup surat itu, belum sempat vina berucap Aryan sudah memberikan Vina jawaban yang mencengangkan"srekkk"terdengar suara robekan kertas yang tak lain adalah surat cinta untuknya yang kini telah hancur berkeping -keping yang di buang dan injak begitu saja, lalu ia melangkah pergi, vina hanya melongo dan tidak menyangka seorang Aryan Fahrezi akan melakukan itu.

Beberapa langkah ia melangkah ia terdiam dan aryan menoleh "loe bilang sama si Huma kalau sampai kapan pun gue nggak akan pernah suka sama cewek culun, miskin, dan bodoh kayak dia,dan harus nya loe bilangin sama dia kalau dia mau nembak seseorang yang derajat nya lebih tinggi dari dia, dia harus ngaca dulu dan ..."ucapnya
menggantungkan kalimatnya

"jangan pernah bermimpi terlalu tinggi dan siapa dia gue nggak pernah kenal dengan yang nama nya Huma dan jangan pernah deket deket sama gue, loe ngerti"

kata kata yang di ucapkan sangat dingin dan tajam itu telah mengiris ngiris perasaan maira, vina hanya kesal dan mengepalkan kedua tangan nya bersiap akan memarahi aryan. Namun niatnya ia urungkan karena memikirkan perasaan maira,setelah itu aryan pergi menghilang entah kemana,sementara di balik pohon yang cukup besar seseorang mendengarkan pembicaraan mereka dan air mata sudah membasahi seragam sekolahnya dan sesekali ia sesegukan ,vina tersadar dan langsung mencari maira di dengarnya seseorang yang sedang menangis dan sesekali sesegukan''apa jangan-jangan itu maira"pikirnya langsung menghampiri sumber suara dan benar apa yang dilihatnya perasaan maira benar benar hancur bahkan matanya sudah semakin sembab dan memerah ,vina berjongkok menemani maira di sampingnya

"mai,loe kenapa nangis ?tanya vina hati-hati"a.aku udah denger semuanya..kok vin,kalau dia nolak bahkan ngehina aku..."ucapnya terpatah -patah karena tangisan yang tak kunjung henti,vina menyeka air mata maira walaupun di pelupuk matanya ia juga akan menangis,namun ia tepis dengan cepat "mai,aryan nggak bermaksud kaya gitu kok,dia ...dia..."

Ucap vina terputus karena bingung apa yang harus di ucapkan "udah aku nggak papa kok vin,hal itu wajarkan ,toh aku sadar siapa aku sebenarnya"ucapnya lirih

"mai ,loe nggak boleh nyerah kayak gini ,loe harus buktiin sama dia kalau loe bisa lebih dari dia,bila perlu loe kalahin dia mai,dia tuh cowok yang sombong dan bila perlu loe bales dendam karena dia udah ngehancurin perasaan loe ,gue yakin loe pasti bisa mai,percaya sama gue"ucap vina meyakinkan

"balas dendam ?tapi gimana caranya vin,kamu taukan aku gadis bodoh dan miskin,mana mungkin aku bisa lawan dia?"tanya maira sesekali menghapus air matanya
"nggak ada yang nggak mungkin mai,kalau kita mau berusaha kita pasti bisa,dan asal loe tahu mai,di dunia ini nggak ada yang namanya orang bodoh ,yang ada hanya orang malas,mungkin nggak sekarang tapi loe harus buktiin itu dengan kerja keras ok"ucap vina menyemangati
"ok aku akan lakuin apa pun supaya rasa sakit ini bisa hilang" maira mencoba tersenyum

Tbc

Ceo Vs Simple GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang