EPISODE [028]

2.1K 189 52
                                    

Sampainya aku sama Afdol di warung, kami nemu sama pemilik warung. Yaiyalah.

Biasanya, kami nyebut dia itu Kakek. Jadi, kami panggil aja dia tuh Kakek. Kebetulan, dia udah kakek-kakek.

"Kek, saya mau beli minum Pokari Swet, harganya berapa?" tanyaku sambil ngambil minuman yang aku maksud dari dalam kulkas bermerek Soni.

"Harganya seratus rebu," jawab Kakek.

Mahal juga, ya? Atau kemahalan? Ah, bodo. Yang penting halal. Seterusnya, camilan.

Lagi asik milih camilan yang pengen diborong, aku lirik bentar si Afdol. Dan seketika aku masang muka setrip.

Dia pesen lempok banyak banget.

"Semua berapa harganya, Kek?" tanya Afdol.

"Semua serebu," jawab Kakek.

Hah?! Kok murah amat cuma lempok bau dan lengket itu harganya semurah itu?? Wah, gak beres.

"Satu lempok serebu," sambung Kakek. Oh, kirain udah dijumlah.

Afdol malah ngeluarin dua ratus rebu. Dia serahin tuh duit sama Kakek.

"Gak usah kembaliannya. Saya traktir temen saya juga," kata Afdol sambil masang muka pamer tampan.

"Ehh, gak usah!" tolak aku sok gak mau ditraktir padahal mau.

"Gak papa," bales Afdol tetep traktir aku.

Aduh ini napa baik banget sih mukanya tampan pula! Andaikan dia gak suka sama lempok, aku ..

Bodo amat.

Aku pun jalan balik ke kost sama Afdol sambil diiringi lagu klasik pake gitar klasik dari Roma Klasik.

Aku masih bingung. Bingung banget.

Untuk apaan Afdol beli lempok banyak banget?

Ah bodo.

❄❄❄

Kisah K.O.S.TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang