Kisah K.O.S.T

EPISODE [083]

Lette jalan ke dinding. Mencet salah satu gambar keping salju yang ada di dinding.

Aku sama yang ada ngikutin Lette di belakang. Ngeliat apa yang dia lakuin.

Ngapain dia?

Ehh buset!

Tiba-tiba aja ada jalan rahasia muncul di dinding itu.

Di dalamnya ada tangga yang menurun. Gelap.

Aku yang ngeri sama kegelapan, bersembunyi di belakang Jesika.

“Lo napa, Sya?” tanya Jesika.

“G-gak papa,” jawab aku tetep sembunyi di belakangnya.

Jesika natap jijik. “Gue bukan Papa lo.”

“Maksud gue ... GUE GAK KENAPA-NAPA!!” Aku berbisik karena keselnya.

“Yang gue sebut, ikutin gue masuk ke dalam sana. Beca, Afdol, sama Syapa. Ikut gue!” kata Lette.

Sial! Kenapa aku yang disebut?!

Beca maju ngedeketin Lette. Afdol juga.

Mereka berdua saling noleh.

Saling natap tajam.

“Hahaha! Lo napa hahaha! Ngikutin gue?” kata Beca ke Afdol.

“Ih! Ge'er amat! Gue nyamperin Lette karena gue dipanggil juga! Tuli, ya??” kata Afdol gak kalah tajam sambil ngangkat lempok, mau ngelempar ke Beca.

Jesika nolehin kepala ke aku.

“Sya, ikut sama mereka sana. Lo juga dipanggil, kan? Sana pergi lo!”

Kampret aku diusir!

Aku cuma diem di belakang Jesika. Takut sama kegelapan di dalam sana.

Jesika jalan ke belakang aku. Dorong aku ampe aku nyampe di deket Lette.

“G-gelap.” Aku sembunyi di belakang Lette.

“Gak papa, Sya! Ada gue!” kata Beca sama Afdol barengan.

Mereka natap tajam lagi.

“Ngapain lo ngikutin kata-kata gue??” kata Afdol.

“Hahaha! Elo yang hahaha! Ngikutin hahaha! Kata-kata gue hahaha!” protes Beca.

Beca sama Afdol pegang tangan aku. Mereka jalan masuk ke dalam ngikutin Lette sambil narik-narik rambut aku.

Karena mereka, aku jadi gak takut sama kegelapan lagi.

Walaupun kadang, aku harus muntah di tengah-tengah jalan.

“Anak-anak, kita sudah sampai!” kata Lette.

Aku natap tajam ke Lette.

“Gue bukan anak lo, oii!”

❄❄❄