EPISODE [008]

5.4K 421 23
                                    

Lagi asik ngerjain pe'er Matematian tentang al jabar, ehh tau-tau ada yang dobrak pintu kamarku.

Duh. Siapa lagi sih awas aja kalau penghuni kamar nomor 2 mau konser Projen di sini. Aku lempar pakai sampah rautan.

Seorang cowok masuk ke dalem make motif baju kaos angka-angka. Bacaannya angka-angka semua gak ada yang beda.

Dia melotot padaku. Harusnya aku yang pertama lototin dia. Tapi, kok, dia kelihatan marah gitu?

Tiba-tiba aja dia lemparin aku sampah rautan banyak banget. Badan aku jadi bau pensil yang diraut.

Salah aku apa coba?

"Kenapa lo tinggal di kamar nomor 1??" tanya tuh orang.

"Karena gue hanya ada satu di dunia ini. Gak ada yang bisa nyamain gue. Dan nama gue adalah Nama. Salken," jawabku nyante menepis sampah rautan yang nempel di wajah pakai tampang kul.

Dia masih aja lototin aku. Tapi, dia meraih tanganku, menjabat tanganku.

"Gue Alka Jabar dari kamar nomor 4."

Wih, entah kenapa, tapi, namanya terdengar bagus banget. Siapa nama ortunya, ya? Pasti juga bagus.

"Alka, nama orang tua lo apa?"

"Ayah gue namanya Budi sedangkan Ibu gue namanya Siti."

Sialan, nama ortunya garing banget. Anaknya aja yang keren. Keren?! Haha ngundang muntah aja.

Yaudahlah, aku lanjut aja ngerjain pe'erku.

Sedangkan Alka sama sekali gak beranjak ke mana-mana. Bediri tegak aja kayak orang lagi upacara bendera. Aku natap bingung.

"Lo ngapain, Alka?"

"Lagi hidup, berdiri, bernapas, meliat, dan bicara."

Yaudah serah, daripada bikin stress, mending ngebantai semua pe'er yang ada.

Lebih baik dikerjakan satu-satu dibanding dibiarkan menumpuk begitu saja. Betul?

Serah.

❄❄❄

Kisah K.O.S.TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang