Twenty One Pilots - Cancer
Gadhra terbangun dari tidurnya di dalam mobil, dan mendapati Kalia yang sedang tertidur pulas di kursi kemudi. Laki-laki itu menegakkan posisi duduknya, tangan kanannya bergerak memijat kepalanya yang terasa sangat berat.
Setelah berhasil membuat dirinya sadar 100%, rentetan kejadian tadi berputar di otak Gadhra. Kalia yang menghampirinya di restoran, Kalia yang menunggunya, Kalia yang membantunya berjalan menuju mobil, dan Kalia yang menyetir mobilnya hingga kini Gadhra baru menyadari mereka sedang berada di parkiran McD, mungkin karena Kalia tidak tahu harus kemana.
Sontak Gadhra melirik jam digital di mobilnya. Laki-laki itu langsung tersentak, saat menyadari ternyata waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi, dan Kalia belum pulang ke rumah.
Dengan cepat Gadhra membangunkan Kalia— meskipun sebenarnya dia tidak tega harus membangunkan perempuan itu. Tangannya bergerak menggoyangkan pundak Kalia perlahan, hingga gadis itu terbangun dari tidurnya.
Saat itu juga entah kenapa, Gadhra sempat terdiam di tempatnya selama beberapa detik melihat Kalia yang tersenyum kepadanya, sesaat setelah perempuan itu terbangun dari tidurnya.
"Mas Gadhra, udah enak badannya?" tanya perempuan itu.
Gadhra diam. Bahkan di saat dirinya yang merasa panik karena hari sudah sangat dini dan Kalia belum pulang, perempuan itu masih sempat menanyakan keadaannya.
"Kal," kata Gadhra. "Ini udah jam segini kamu belum pulang. Ga dimarahin?"
Kalia tertawa. Perempuan itu menegakkan sandaran kursinya, dan menyisir rambutnya yang sedikit berantakan menggunakan jemarinya, sebelum dia mengeluarkan suaranya.
"Gapapa," katanya sambil tertawa. "Aku udah izin kok bilang nginep di rumah temen."
Mendengar perkataan Kalia, Gadhra benar-benar merasa bersalah kepada perempuan itu. Ia menyandarkan tubuhnya di jok penumpang, dan menghela nafasnya.
"Kal, maafin gue." Gadhra mengeluarkan suaranya. "Lo harusnya biarin gue aja di situ."
Mendengar perkataan Gadhra, Kalia tersenyum kecil. "Yang ada aku bakal ngerasa bersalah kalo langsung pergi tadi."
Kedua bola mata Gadhra melihat ke arah Kalia yang sedang mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Malam ini dia memang sedang berada pada titik terlemahnya. Titik di mana Gadhra sudah benar-benar merasa tidak tahan, dan selalu berakhir dengan memilih jalan singkat untuk melupakannya.
Dan Kalia adalah orang pertama, yang melihat dirinya dalam keadaan seperti itu.
"Makan yuk Mas." Suara Kalia menyadarkan Gadhra dari lamunannya. "Laper."
Gadhra tertawa kecil. Laki-laki itu mengangguk pelan, tangannya bergerak untuk membuka pintu mobil sebelum dia berlari kecil menuju pintu Kalia, dan membukakan pintu untuk perempuan itu.
"Silahkan, cantik."
Kalia tertawa. Perempuan itu menapakkan kakinya ke jalanan, sebelum dia mengeluarkan suaranya. "Apa coba ih."
Gadhra tersenyum kecil. Laki-laki itu melangkahkan kakinya menyusul Kalia yang sudah berjalan menuju pintu masuk McD, sambil sesekali mengganggu perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart His Heart
Teen Fiction[Proses Penerbitan] I am a big mess, I'm sorry. But this mess loves you endlessly, this mess loves you endlessly for God's sake. | #20 in Teen Fiction, February 24th 2017