Kodaline - The One
Kalia dan Gadhra melangkahkan kakinya menuju Shaburi, sebuah restoran all you can eat di lantai tiga Grand Indonesia, setelah keduanya keluar dari Mushalla untuk sholat Maghrib.
Kalia melihat sekeliling Shaburi, sampai pada akhirnya dia menemukan sosok ayahnya yang sedang mengambil pilihan shabu-shabunya. Kalia berjalan menghampiri ayahnya, diikuti oleh Gadhra yang berjalan di belakangnya.
"Hey anak Ayah," sapa Firman saat Kalia baru saja menghampirinya dan menyalami tangannya.
Kini kedua bola mata pria berkulit putih itu bergerak melihat Gadhra yang sudah berada di samping Kalia. Lelaki itu tersenyum sopan, sebelum dia menyalami tangan Firman dan memperkenalkan dirinya.
"Gadhra, Om."
Firman mengangguk dan tersenyum. Kalia dan Gadhra menuruti Firman yang baru saja menyuruh mereka untuk duduk di tempat yang ditunjuknya. Biar dia saja yang ambil makanannya, katanya.
Sekitar dua sampai tiga menit kemudian pria itu sudah kembali ke tempat mereka duduk, sambil membawa berbagai macam shabu-shabu dan sushi di kedua tangannya. Kalia mengambil sumpit di depannya dan piring yang berisi shabu-shabu, kemudian memasukkannya ke kuah tom yum dihadapannya.
"Udah berapa lama kalian pacaran?"
Pertanyaan Firman yang sedang melahap sushi-nya membuat Gadhra melirik ke Kalia sebentar, sebelum dia menjawabnya.
"Hampir empat bulan, Om."
Firman ber-oh panjang. "Kamu ngerokok?"
Sontak Kalia dan Gadhra sempat terdiam sebentar setelah mendengar pertanyaan Firman, sebelum Kalia melihat Gadhra yang mengangguk.
"Ngerokok, Om."
Mendengar jawaban Gadhra, Firman mengangguk. Dan Gadhra berani bersumpah, saat itu jantungnya benar-benar berdegup kencang. Telapak tangannya terasa dingin. Bagaimana kalau dia benar-benar salah langkah? Gadhra hanya mencoba untuk jujur. Jangan-jangan setelah ini Firman tidak menyetujui hubungan mereka.
Dilihatnya Kalia yang mengambil mangkuk kecil ayahnya, menuangkan shabu-shabu yang tadi dimasaknya lengkap dengan udon-nya, dan melakukan hal yang sama setelah perempuan itu mengambil mangkuk Gadhra.
Hening. Gadhra dapat merasakan kecanggungan di meja itu, meskipun suasasa sekitar mereka sangat ramai. Jangankan Gadhra, Kalia pun merasakan hal yang sama. Tapi perempuan itu tidak mengeluarkan suaranya sama sekali, dan lebih memilih untuk menunduk dan memainkan makanan di hadapannya.
"Niat kamu baik ga sama anak saya?"
"Ayah!"
Pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Firman benar-benar sukses membuat Gadhra tercengang. Dia melihat Firman hanya menatap anaknya sebentar, sebelum kedua bola matanya melihat Gadhra. Tatapannya sama sekali tidak menantang, tapi tegas. Seakan dia benar-benar serius dengan pertanyaannya.
Gadhra melihat Kalia yang masih menatap ayahnya. Tatapannya sendu, seperti memohon. Gadhra tidak tahu apa arti dari tatapannya. Yang dia tahu, saat itu Kalia juga terlihat sangat kaget dengan pertanyaan ayahnya.
Perlahan tangan kiri Gadhra memegang tangan kanan Kalia yang berada di atas meja.
"Kalau Allah mengizinkan," Gadhra mengeluarkan suaranya. "Saya serius sama Kalia Om."
****
Kalia berjalan tepat di sebelah Gadhra menuju parkiran. Pasrah dengan Gadhra yang sedari tadi hanya diam, dan tidak mengeluarkan suaranya. Penyebabnya adalah soal pesan yang dikirim oleh Dio tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart His Heart
Teen Fiction[Proses Penerbitan] I am a big mess, I'm sorry. But this mess loves you endlessly, this mess loves you endlessly for God's sake. | #20 in Teen Fiction, February 24th 2017