22 | Craving You In The Most Innocent Form

22.4K 2.5K 287
                                    

Arctic Monkeys - I Wanna Be Yours

Sepuluh detik yang lalu Kalia baru saja mendengar kalimat yang membuat tubuhnya mematung di tempat. Lima detik yang lalu Gadhra baru saja merutuki dirinya sendiri, karena kebodohan yang baru saja dibuatnya. Kalimat yang baru saja diucapkan oleh Gadhra memang kalimat yang sempat dipikirkan oleh laki-laki itu, tapi bukan untuk disampaikan kepada Kalia. Gadhra masih berdiri diam di tempatnya, benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

Gadhra dapat melihat Kalia mengalihkan pandangannya melihat dirinya. Saat itu juga Gadhra benar-benar merasakan jantungnya bergedup kencang, saking gugupnya.

Saat ini Kalia benar-benar sedang mencerna kalimat yang baru saja masuk ke pendengarannya. Kedua bola matanya melihat Gadhra yang menatap lurus ke arahnya, sebelum dia mendengar suara Gadhra yang masih berdiri di depan pagarnya.

"Gue ga tau," kata Gadhra. "Gue ga tau gimana perasaan lo, gue ga tau lo masih sayang sama Dio ato enggak, gue ga tau apakah lo cuma nganggep gue pembimbing lo ga lebih."

Gadhra melangkahkan kakinya menjauhi mobilnya yang diparkir di depan pagar Kalia, dan mendekat ke pagar yang telah digembok itu.

"Yang gue tau, segala sikap dan perbuatan lo selalu sukses ngebuat gue," Gadhra diam sebentar. "Ngebuat gue merasakan sesuatu yang ga bisa gue jelasin."

Kalia diam. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Saat ini dia dapat merasakan jantungnya juga berdegup kencang, melihat Gadhra yang menatapnya. Tatapannya sendu, seperti sedang menunjukkan seluruh perasaannya kepada Kalia.

"Maybe your past were so damn broken," kata Gadhra lagi. "Let me fix it," lanjutnya. "Let we fix it together."

Kalia diam dan mendengarkan. Perlahan dia melangkahkan kakinya mendekati Gadhra, dibatasi oleh pagar di tengah-tengah mereka. Gadhra tersenyum kecil, senyum yang mampu membuat Kalia terus memperhatikannya.

"Sorry ya," Gadhra mengeluarkan suaranya lagi. "Sorry kalo ini semua terlalu tiba-tiba buat lo."

Kalia tersenyum dan mengangguk.

"Karena gue juga kaget sama diri gue sendiri."

Kalimat yang baru saja diucapkan oleh Gadhra membuat Kalia tertawa kecil. Dari tempatnya berdiri, Gadhra memperhatikan segala gerak-gerik perempuan di hadapannya. Di bawah pencahayaan lampu jalan Gadhra dapat melihat dengan jelas wajah Kalia, menyadari bahwa pembawaan dari dalam dirinya yang membuat Kalia benar-benar terlihat cantik, bukan hanya parasnya saja yang mendukung.

"Gue butuh lo."

Kalia diam. Tiga kata yang diucapkan oleh Gadhra barusan sukses membuat kedua kakinya serasa lemas, dan dia menggenggam erat pagar di hadapannya hanya untuk membantunya tetap berdiri tegak.

"Gue butuh kedewasaan lo yang mampu mengayomi gue, gue butuh setiap perhatian kecil yang lo kasih, gue butuh sifat manja lo yang selalu mampu bikin gue ketawa."

Gadhra diam sebentar, memperhatikan Kalia yang menatapnya, menatapnya lembut dan seperti sedang mendengarkan.

"Memang butuh proses untuk mempercayai kalo this person is the one. Like you said." kata Gadhra pelan. "But let me love you," Gadhra melihat Kalia. "Let me love you anyway."

Lagi-lagi, Kalia tidak mampu mengeluarkan suaranya sama sekali. Dia ingin menjawab semua perkataan Gadhra, tapi lidahnya serasa kaku dan darah yang mengalir dengan cepat di seluruh tubuhnya membuat Kalia dapat merasakan panas di dalam dirinya. Tangannya masih menggenggam erat pagar di hadapannya, dia menunduk. Menunduk untuk menahan air matanya yang sebenarnya ingin mengalir.

Restart His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang