39 | She Deserves The Chance At The Kind Of Love

19.6K 2.2K 196
                                    

Air Supply - Goodbye

"Dhra!"

Suara seseorang yang memanggilnya membuat Gadhra yang malam itu baru saja sampai di samping gedung bergerak melihat ke sekeliling. Gadhra baru saja selesai sholat Maghrib dan berniat untuk merokok sebentar, sebelum mereka memulai rapat.

"Di sini!"

Gadhra tersenyum kecil saat melihat Nindya melambaikan tangannya kepadanya. Dia langsung berjalan menghampiri Nindya dan duduk di sebelahnya.

"Sendirian banget Nin?" tanya Gadhra sambil mengeluarkan rokoknya. "Eh, korek dong."

Nindya memberikan koreknya kepada Gadhra.

"Iya," katanya. "Udah asem nih gue daritadi rapat sama Bu Ester. Langsung aja gue ke bawah pas kelar."

Gadhra tertawa. Nindya dengan beberapa staff operasional lainnya memang tadi ada rapat dengan Bu Ester, membicarakan mengenai anggaran operasional- yang untungnya, Gadhra tidak ikut rapat itu.

Gadhra menyalakan rokok yang diselipkan di bibirnya.

"Udah mana lo ntar rapat lagi sama gue," katanya.

Nindya tertawa dan mengangguk. "Nasib nyari duit."

Gadhra tertawa. Laki-laki itu menghirup rokoknya, menikmati langit malam itu yang sudah mulai gelap. Biasanya jam segini Kalia mengirimkan pesan kepadanya seperti:

Tabitha Kalia: Mas aku udah di stasiun Jurangmangu ya

Tabitha Kalia: Mas tadi masa di kereta ada ibu2 berantem

Tabitha Kalia: Mas tadi di gerbong cowo ada orang bau bngt masa:(

Tabitha Kalia: Mas tadi ada orang nonton korea di hpnya trs aku ikutan nntn aja deh, judulnya Oh My Venus. Jadi pgn nntn

Tabitha Kalia: MAS masa di kereta tadi ada ibu2 ketawa sendiri gt sumpah ampe diliatin. Pas aku ngintip ternyata dia nntn bajai bajuri dong di hpnya kesel bgt apaan sih mas:(

Atau pesan-pesan lainnya yang menceritakan perjalanannya dari stasiun Sudirman sampai stasiun Jurangmangu, Bintaro.

Gadhra menghirup rokoknya dalam-dalam, kemudian melihat Nindya yang melakukan hal yang sama.

"Kenapa?" tanya Nindya.

"Ice Blast?"

Nindya mengangguk.

Gadhra tertawa kecil. "Cewe banget."

"Ya iyalah," Nindya melihat Gadhra. "Keos gue pake rokok abang-abang."

Dari tempatnya duduk, Nindya melihat Gadhra yang tertawa sebelum laki-laki itu menghirup rokoknya lagi. Perempuan itu kembali menghirup rokoknya, memandangi langit yang sudah gelap, dan menikmati angin-angin kecil yang membuat rambutnya sedikit berantakan.

"Gimana Kalia?"

Pertanyaan Nindya barusan membuat Gadhra melihat ke samping kirinya, tempat Nindya duduk.

"Yah, gitu deh." jawab Gadhra. "Kok lo tau-tauan aja sih gue lagi ada masalah sama dia?"

Nindya tertawa kecil. "Keliatan aja. Jangan lama-lama berantemnya, Dhra." katanya. "Kalia cantik loh, banyak yang mau."

"Jadi maksud lo gue gak ada yang mau?"

Sontak Nindya tertawa.

"Bukan gitu, geblek." katanya. "Tadi aja di lift ada yang ngajak ngobrol tuh."

Restart His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang