25 | Hold You In Deep Devotion

20.8K 2.4K 72
                                    

Coldplay - Fix You

Kalia menggapai kursi yang berada di dekatnya dan segera menghempaskan tubuhnya di kursi itu. Empat jam bolak-balik menggunakan high heels sepuluh centi, yang baru saja dibelinya kemarin karena keperluan kantor cukup membuat dirinya perlu memijat-mijat betisnya yang terasa pegal dan sakit.

Perusahaan tempat Kalia magang hari ini sedang mengadakan pertemuan dengan beberapa perusahaan lain untuk proyek baru mereka. Kata Gadhra proyek baru ini cukup besar, sehingga membutuhkan kerjasama dengan perusahaan lain. Pernah memang dijelaskan secara garis besar kepada Kalia mengenai proyek itu, tapi Kalia hanya bisa cengengesan karena dia tidak mengerti sama sekali apa yang dibicarakan oleh Gadhra yang membuat laki-laki itu berdecak sebal.

Seluruh anak magang di perusahaan mendapat tugas untuk menerima tamu, meminta mereka untuk mengisi daftar tamu dan langsung mengantarkan para tamu ke auditorium, sehingga tidak ada kesempatan sama sekali bagi mereka untuk duduk. Apalagi yang wanita diharuskan menggunakan high heels, yang sukses membuat kaki Kalia lecet dan pegal. Bahkan saat istirahat tadi Kalia tidak sempat untuk duduk karena banyak tamu yang menanyakan posisi Mushalla, atau kamar mandi yang membuat Kalia harus tetap beramah-ramah ria dan mengantarkan mereka ke tempat yang dituju.

"Kal udah sholat belom?"

Nadira, salah satu anak magang di bagian HRD yang baru saja dikenalinya dua hari yang lalu saat seluruh anak magang berkumpul untuk briefing penerimaan tamu, berjalan ke arahnya. Ternyata Kalia baru menyadari jumlah anak magang di perusahaan cukup banyak, tapi mereka tidak mengenal satu sama lain karena berada di divisi yang berbeda.

Kalia mengangguk. "Udah tadi Nad, pas nganterin tamu sekalian aja gue sholat."

Nadira ber-oh panjang. "Ya udah gue sholat dulu deh ya, mumpung ga terlalu hectic," kata perempuan berambut ikal itu. "Ntar makan bareng ya Kal!"

Kalia mengangguk dan meng-iyakan sambil memperhatikan Nadira yang melambaikan tangan kepadanya, sebelum perempuan itu masuk ke dalam lift dan lebih memilih menggunakan Mushalla divisinya. Pengen pakai sendal jepit, katanya.

Kalia kembali memijat-mijat betisnya yang terasa sakit, belum terbiasa menggunakkan high heels. Biasanya juga dia ke kantor hanya menggunakan flat shoes. Kalia masih ingat persis reaksi Gadhra tadi pagi saat laki-laki itu melihatnya menggunakan high heels untuk pertama kalinya.

"Wow," Gadhra melihat Kalia dari atas sampai bawah. "You look so stunning. I swear."

Pagi hari itu terakhir kalinya Kalia melihat Gadhra sampai saat ini waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore, perempuan itu belum melihat batang hidungnya sama sekali. Bahkan biasanya kalau sedang rapat yang cukup lama laki-laki itu menyempatkan dirinya untuk mengirim pesan-pesan yang tidak penting kepada Kalia. Tapi tidak hari ini, Kalia baru saja mengecek ponselnya namun tidak ada pesan apapun yang masuk.

Perlahan perempuan itu melepas high heels-nya yang sedari tadi membuat betisnya sakit dan menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba sebuah pesan yang masuk membuat Kalia tersenyum kecil dan langsung membuka kolom chat yang baru saja masuk.

Gadhra: Dek Kal!

Gadhra: Udah makan?

Kalia menegakkan posisi duduknya sebelum jemarinya bergerak membalas pesan Gadhra.

Tabitha Kalia: Makan apa?

Gadhra: Makan siang lah pinter

Tabitha Kalia: Heee

Restart His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang