The Wanted - Heartbreak Stories
"Yuk."
Pagi itu, Gadhra, Shilla, dan Nindya akan berangkat melakukan observasi kantor cabang di daerah Kelapa Gading. Biasanya Gadhra selalu melakukan observasi berdua dengan Shilla. Tapi sekarang Nindya juga sudah bergabung dengan tim mereka, sesuai dengan keputusan Pak Denny.
Gadhra mengambil dasinya di dalam laci mejanya, dan memasukkannya ke dalam tas. Dibenarkannya gulungan lengan kemejanya, kemudian dia menyeruput kopi hangatnya.
Gadhra melihat Kalia. "Aku berangkat dulu ya," katanya. "Awas lo kalo genit sama Bimo."
Kalia tertawa. "Dibilangin ga tau yang mana orangnya!"
Laki-laki yang masih menyeruput kopinya itu tertawa. Diletakkannya cangkir kopinya kemudian dia mengajak Shilla dan Nindya untuk segera berangkat.
"Cabut dulu gaise!"
****
Kalia melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi sambil memainkan ponselnya. Karena Gadhra tidak ada di kantor, tugasnya hari ini tidak terlalu banyak yang membuat perempuan itu benar-benar gabut.
Bruk!
Sontak Kalia langsung meringis sambil memegang hidungnya karena terbentur ponselnya saat menabrak seseorang di hadapannya. Dengan cepat gadis itu langsung meminta maaf kepada seseorang yang sepertinya juga sedang memainkan ponselnya tadi, dapat dilihat dari benda pipih berwarna hitam itu yang terjatuh.
Alih-alih mengeluarkan suaranya, pria di hadapan Kalia langsung memandangnya tidak suka.
Sekilas Kalia ingat, orang itu adalah orang yang pernah menyuruhnya untuk fotocopy tempo hari. Dengan cepat laki-laki itu mengambil ponselnya dan memalingkan badannya melewati Kalia, dan berjalan menuju toilet.
Kalia diam. Masih memperhatikan punggung laki-laki yang menatapnya tidak suka tadi. Salah apa dia sampai-sampai orang itu benar-benar seperti tidak suka sama dia? Apa jangan-jangan karena pernah ditegur Gadhra soal fotocopy?
"Kenapa Kal?"
Juna yang baru keluar dari toilet laki-laki, sempat melihat pria tadi mengambil ponselnya dan melirik Kalia tajam, sebelum dia melihat Kalia memperhatikan orang itu.
Kalia melihat Juna. "Ga tau Mas," katanya. "Mas yang tadi kok kaya ga suka sama aku ya?"
Juna menoleh ke pintu toilet yang baru saja tertutup.
"Paling gara-gara yang ditegur Gadhra itu," katanya. "Udah ga usah dipikirin, orang ruangan sebelah emang ga jelas."
Kalia tersenyum kecil dan mengangguk. Sesaat kemudian perempuan itu berjalan bersama Juna menuju ruangan. Karena pekerjaannya sudah selesai, Kalia mengeluarkan flashdisk dari dalam dompetnya, disambungkannya dengan komputer di hadapannya, dan mulai melanjutkan skripsinya.
"Gabut ya Kal?"
Suara Daffa yang berjalan melewatinya dari arah belakang, membuat perempuan itu memutar kursinya ke arah suara.
Kalia tertawa kecil. "Iya Mas," katanya. "Mas Daffa ada yang bisa aku bantu?"
Daffa menggeleng. "Udah lo nikmatin aja kegabutan lo, sebelum si Gadhra dateng ngasih lo kerjaan lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart His Heart
Teen Fiction[Proses Penerbitan] I am a big mess, I'm sorry. But this mess loves you endlessly, this mess loves you endlessly for God's sake. | #20 in Teen Fiction, February 24th 2017