23 | It Is A Frightening Thought

20.2K 2.4K 214
                                    

A Rocket To The Moon - Ever Enough

----⛔----

Karena ada edit sedikit, aku post ulang yah❤

----⛔----

"Jangan becindi lo."

Kalimat yang baru saja diucapkan oleh Gadhra, membuat Kalia sontak tertawa. Dilihatnya Gadhra yang tidak tertawa sama sekali, tatapannya lurus menatap perempuan itu. Menyadari bukan saatnya untuk tertawa, Kalia diam.

"Aku serius."

"Serius apa?" tanya Gadhra.

"Ya," Kalia diam sebentar. "Ya itu, serius."

Sumpah, saat ini Gadhra sama sekali tidak bisa menahan senyumnya. Laki-laki itu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi Starbucks, kedua tangannya dilipat di bagian depan tubuhnya. Dia masih tersenyum lebar, dan melihat Kalia.

"Coba ulang," kata Gadhra.

"Ulang apanya?"

"Ulang yang lo bilang tadi."

Kalia berdecak sebal sambil tertawa kecil. "Ah ga ada siaran ulang!"

"Yah ilah ngulang doang."

"Ga mau."

Gadhra menegakkan posisi duduknya, dan kedua tangannya diletakkan di atas meja. Matanya menatap Kalia lembut, atau mungkin lebih seperti memohon?

"Please...," kata Gadhra pelan.

Detik itu juga Kalia merasa seperti waktu berhenti untuk beberapa saat. Melihat Gadhra seperti itu untuk pertama kalinya, dia merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh dirinya sendiri. Karena saat ini Kalia seperti melihat sisi Gadhra yang lain. Sisi Gadhra yang membuat Kalia tersenyum kecil, sebelum dia menatap kedua bola mata Gadhra.

"Mas Gadhra," katanya pelan. "I wanna be yours."

Gadhra tersenyum. "Lagi dong."

"I wanna be yours."

"Lagi...,"

"Tau ah Mas!" Kalia membuang mukanya. "Tiba-tiba udah ga pengen jadi yours."

Sontak Gadhra tertawa saat mendengar kalimat Kalia barusan. Dilihatnya perempuan di hadapannya, yang sedang mendengus kesal dan membuang muka dari Gadhra.

"Apaan anjir ga pengen jadi yours," kata Gadhra sambil tertawa. "Lo mau sok bilingual apa gimana?"

Kalia tertawa. Dia menyeruput minumannya, dan melihat Gadhra lagi. "Ya lagian sih malesin!"

Gadhra tersenyum kecil. Laki-laki itu memutar-mutar kotak rokoknya di atas meja.

"Abis," kata Gadhra. "Gue seneng banget dengernya."

Saat itu juga, kedua bola mata Gadhra melihat jelas Kalia sedang berusaha menahan senyumnya. Gadhra sendiri masih tidak bisa menahan rasa senangnya saat ini. Perlahan dia memegang tangan Kalia yang berada di atas meja, melihat kedua bola mata perempuan itu, dan kalimat yang diucapkan oleh Gadhra sukses membuat jantung Kalia berdegup kencang.

"Even words can't describe how happy I am right now, Kalia."

****

"Makasih ya Mas Gadhra!"

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, dan keduanya sudah berada di depan rumah Kalia. Tadinya Gadhra dan Kalia ingin jalan-jalan dulu, namun Gadhra mengurungkan niatnya setelah menyadari kalau Kalia belum tidur karena harus mengerjakan laporan magang semalaman.

Restart His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang