35 | Further Down The Line

17.4K 2.1K 96
                                    

Coldplay - The Scientist

"Dhra, bangun woy."

Seseorang yang menggoyang-goyangkan tubuh Gadhra malam itu membuat Gadhra yang sedang tidur mau tidak mau harus membuka matanya.

"Apaan sih?" tanya Gadhra dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ini kamar gue!" Tahira masih menggoyang-goyangkan tubuh Gadhra yang tertidur di kasur. "Sana lo balik ke kamar lo!"

Apartemen tempat Gadhra dan teman-temannya memiliki dua kamar, kamar utama untuk Gadhra dan Enda- mengingat mereka yang paling sering menginap di apartemen, dan satunya lagi untuk Via dan Tahira- yang tempo hari ditiduri oleh Nindya.

"Duh Ta," Gadhra menarik selimutnya. "Lo aja deh yang tidur di sana."

"Becindi lo ya?! Sama Enda?" Tahira memukul tubuh Gadhra. "Ntar gue dikhilafin lagi sama dia."

"Ga ada yang mau khilafin lo."

"Sialan!" Tahira tertawa sambil berulang kali memukul Gadhra untuk membangunkannya.

"Dhra, udah sana dong! Lagian lo kenapa tidur di sini sih?"

"Duh Ta!" Gadhra yang merasa risih langsung bangun dan duduk di kasur. "Tadi di kamar sebelah lo berdua berisik. Gue pengen tidur."

"Ya udah sana balik ke kamar lo!"

"Males."

Tahira menarik tangan Gadhra. "Balik gak?!"

"Enggak."

"Lo pikir dengan lo yang lagi patah hati gini gue bakal kasian terus biarin lo tidur di sini?" tanya Tahira. "Big no, Gadhra Ardan Pradana."

Gadhra mengusap rambutnya yang berantakan. Laki-laki itu mengerjapkan kedua matanya yang masih benar-benar terasa ngantuk.

"Bacot," katanya. "Gue khilafin juga lo."

"Dih najis!" Tahira duduk di kasur, di sebelah Gadhra. "Mending sama Dio gue mah. Lebih ganteng."

"Stop nyebut nama itu."

"Dio Dio Dio Dio."

"Anjing," Gadhra berdiri dan melihat Tahira. "Gue sumpahin lo jomblo."

"Emang jomblo."

"Seumur hidup."

Tahira langsung melempar Gadhra menggunakan bantal di kasurnya.

"Rasain," kata Gadhra.

"Ya udah," kata Tahira. "Ada Enda ini kok. Gue janjian sama Enda kalo kita masih single sampe umur 32, kita berdua bakal nikah."

Gadhra tertawa. "Kalo Endanya udah nikah?"

"Gue sama lo."

Sontak Gadhra langsung melempar bantal yang tadi dilempar Tahira, tepat mengenai wajah perempuan itu.

"Ga usah mimpi."

****

Pagi itu, Tahira yang sedang menikmati hot chocolate-nya berjalan untuk membuka pintu apartemen setelah mendengar suara ketukan dari luar. Diintipnya sebentar melalui lubang intip pintu, sebelum perempuan itu tersenyum kecil dan membuka pintunya.

"Dhra."

Panggilan Tahira barusan membuat Gadhra yang sedang menyantap serealnya bersama dengan Enda di meja makan langsung melihat ke arah perempuan itu. Kalia sudah berdiri di depan Tahira dan melihat ke arahnya. Baju abu-abu lengan panjang dan celana jeans hitam yang digunakannya merupakan salah satu baju pakaian favorit Gadhra yang digunakan oleh Kalia. Ditambah lagi, rambutnya yang tergerai indah, menyempurnakan penampilannya pagi itu. Tapi tidak dengan wajahnya, mukanya benar-benar terlihat lesu, kantong mata yang terbentuk di wajahnya sangat menunjukkan kalau dia sedang tidak baik-baik saja.

Restart His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang