33 | Sometimes The Less You Know It, The Better

18K 2K 156
                                    

Kodaline - High Hopes

Beberapa detik yang lalu Gadhra baru saja mendengar kalimat yang membuat seluruh tubuhnya terasa lemas. Bahkan untuk menggendong Keisha saja dia tidak mampu. Perlahan laki-laki itu menurunkan Keisha dari gendongannya, berusaha mengontrol dirinya untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, kemudian dia melihat Kalia yang menyandarkan tubuhnya yang lemas di samping mobil Dio, dan membenamkan seluruh wajahnya di dalam kedua telapak tangannya.

"Kal?"

Panggilan itu terdengar sangat menyakitkan di telinga Kalia. Gadhra baru saja memanggilnya dengan suara yang pelan, namun seperti memintanya untuk menjawab kebenaran dari penyataan Dio.

Kalia masih menangis. Seluruh tubuhnya bergetar bahkan kakinya tidak mampu menopang tubuhnya untuk berdiri tegak. Setelah berusaha sekuat mungkin untuk memberanikan diri, perempuan itu akhirnya membuka kedua telapak tangannya dan melihat Gadhra.

Keduanya saling bertatapan. Sampai detik ini Gadhra masih berharap Kalia akan mengatakan kalau Dio berbohong, Dio bercanda, atau apapun itu, asalkan tidak membenarkan pernyataan itu. Namun yang Gadhra dapatkan adalah tangan Kalia yang bergetar menggenggam tangannya, dan kedua mata perempuan itu yang sayu dan bengkak, menatap lembut kedua bola matanya.

Beberapa detik kemudian Gadhra langsung tertawa kecil, tertawa miris tepatnya setelah dia mendapatkan jawaban dari bisunya Kalia. Laki-laki itu langsung menarik tangannya dari genggaman Kalia, kemudian berjalan meninggalkan Kalia yang berulang kali berteriak memanggil namanya.

Dan yang membuat Gadhra lebih merasa teriris, Kalia memanggil namanya sambil menangis dan dia tidak bisa melakukan apa-apa. Bukan karena Gadhra tidak peduli, melainkan dia tidak bisa menahan sakit yang dirasakannya.

****

Sudah dua jam Gadhra menyetir mobilnya tanpa arah dan tujuan. Entah bagaimana caranya kini laki-laki itu sudah berada di depan Plaza Senayan. Ingatan Gadhra kembali pada Kalia yang memintanya untuk drive thru McD di STC Senayan, tepat di sebelah Plaza Senayan. Malam itu, sekitar hampir enam bulan yang lalu, Gadhra sendiri tidak menyangka dia akan menyatakan perasaannya kepada Kalia. Dan itu adalah malam yang tidak akan pernah disesali olehnya, karena setelah hari itu, dia bisa memiliki Kalia seutuhnya.

Gadhra mengusap wajahnya. Dia masih mengingat dengan jelas kalimat yang diucapkan oleh Dio tadi. Otaknya seakan masih mencerna kata per kata yang didengarnya, namun semakin dia mencernanya, semakin tangannya terasa bergetar, karena laki-laki itu sedang memendam seluruh perasaannya.

"God..,"

Gadhra membelokkan mobilnya menuju Seven Eleven Senayan, dan memarkirkan mobilnya sebentar untuk mengistirahatkan kepalanya yang terasa berat. Laki-laki itu mengambil ponsel dari kantong celananya, dan segera menghubungi seseorang.

Gadhra: Lo dimana?

Enda Nabhan: Apart knp?

Gadhra: Gue ke sana skrg

Gadhra: Lo jgn cabut dulu

****

Anindio Putra: Kita liat sampe kapan kamu bisa sembunyiin ini dari Gadhra.
Read 01:15 AM

Pesan yang diterima Kalia dua hari yang lalu, sesaat setelah perempuan itu bertelepon dengan Gadhra, sukses membuat seluruh tubuh Kalia menjadi lemas. Tubuhnya langsung bergetar malam itu, dan dia langsung meringkukkan badannya, dengan tatapan yang kosong. Kalia takut, benar-benar takut dengan sepuluh kata yang dikirimkan oleh Dio. Beberapa detik kemudian perempuan itu membenamkan wajahnya di dalam kedua telapak tangannya, dan mulai menangis.

Restart His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang