"Morning ma bro," sapa Vico ikut duduk disebelah Arka lalu menyesap kopi milik Arka tanpa izin.
Arka hanya diam, tak merespon sapaan Vico. Dia masih saja kepikiran dengan luka di paha Karin yang dianggap sangat mencurigakan.
Pagi ini, Karin kesusahan berjalan sebab kakinya masih terasa pedih saat digerakkan sehingga Ia tak tega meninggalkan Karin sendirian meskipun dia yakin jika Vita maupun Sasha pasti membantunya.
"WOII," Ketus Vico kesal karena merasa diacuhkan.
Arka yang tersadar, langsung menatap Vico bingung, "Kenapa? "
Vico menghela nafas panjang, "Lo kenapa sih? Bengong mulu dari gue dateng," protesnya.
"Ooo," balas Arka ber-oh ria. Vico sangat kesal melihat sifat sok santai Arka, padahal dia tahu jika sahabatnya itu sedang punya masalah, tetapi Arka terlalu pandai dalam mengelabui mata lawan bicaranya.
"Lo kenapa sih? Kepo gue," Ucap Vico.
Arka hanya merespon dengan gelengan kepala. Meja tiba-tiba begetar, matanya langsung melirik kearah ponselnya, keningnya berkerut saat melihat nomor tanpa nama memanggilnya. Ia mengambil benda pipih itu, "Hallo, dengan saya CEO Arka Hardikusuma," jawabnya sopan. Vico hanya diam menunggu Arka selesai menelpon.
"Hallo Pak Arka Hardikusuma, saya Ibu Gina, wali kelas Karin Santika Har—Hardikusuma," balas seseorang dengan suara lembut.
Arka terkejut, mengapa wali kelas Karin menelponnya tiba-tiba, "Kenapa ya Bu? Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Ist—oh adik saya?"
"Jangan panik, Pak. Saya hanya ingin bertanya, sebagai wali sah atas siswi Karin Santika Hardikusuma, apakah Bapak mengizinkan Karin mengikuti study tour ke Singapura dan saya melihat ada surat permohonan dari OSIS jika anda juga ingin ikut serta dalam acara sekolah kami ini?" jelas Bu Gina. Arka menghela nafas lega.
"Tentu Bu, saya mengizinkan, saya akan kesana besok siang untuk mengurus masalah administrasi," Arka tersenyum senang. Dia tak menyangka jika dia bisa ikut acara Study tour bersama Karin dan menghalangi Karin didekati oleh Egi.
"Baiklah Pak, selamat siang,"
"Selamat siang,"
***
"Sas, temenin gue ke perpustakaan yuk, gue mau balikin buku ini," ajak Karin sambil mencari buku yang ingin dikembalikannya di dalam laci.
Sasha dan Vita langsung siap sedia. Permintaan Arka tadi pagi seakan menghipnotis mereka untuk menjaga Karin.
Sepanjang perjalanan, mereka banyak disapa oleh junior mereka di OSIS. Banyak juga yang menawari diri untuk membantu Karin berjalan untuk bisa modus.
"Karin," panggil seseorang membuat mereka bertiga berbalik melihat ke belakang.
Dengan tatapan tak suka, Sasha dan Vita langsung emosi, "Apaan manggil-manggil?" ketus mereka bersamaan.
"Gue bukan manggil lo berdua," Jawab Egi mendekati Karin, "kita perlu bicara," sambungnya menarik lengan Karin.
"APAAN SIH LO, NYET?" teriak Vita melepaskan tangan Egi dati lengan Karin.
Egi menatap Karin, begitu juga dengan Karin. Karin tetap santai dan tenang seolah-olah tak ada yang terjadi antara keduanya.
"Vit, Sas, kalian berdua yang balikin buku ini ke perpus ya, gue ada urusan," ucap Karin menyerahkan buku kepada Vita.
Kening Vita berkerut, "Urusan? Sama dia? Lo gila apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Husband
Romance[attention : belum direvisi, banyak typo, kesalahan penggunaan kata dan tanda baca] Kisah antara Arka dan Karin dimulai saat keterpaksaan menghampiri kedua belah pihak. Antara tidak ingin mengecewakan atau dianggap tidak memikirkan keluarga membuat...