[35]

263K 11.1K 510
                                    

"Ada perlu apa?" tanya Karin dengan suara dibuat sesantai mungkin. Mencoba menghilangkan getaran rasa takut yang mulai merayapi sekujur tubuhnya.

"Karin, pergilah sekarang!" ucap Egi dengan wajah sangat ketakutan dan tersirat sedikit kehangatan disana. Karin tertawa sumbang, "Kau pikir aku akan percaya dengan apa yang kau katakan. Jangan harap!" katusnya muak melihat wajah yang sudah sangat lama tidak dilihatnya lagi.

"Tuan bodyguard, usir dia sekarang juga!" perintah Karin pada dua bodyguard yang berdiri tidak jauh darinya. Kedua penjaganya itu langsung menahan tangan Egi, siap menyeret Egi yang terlihat sangat kecil diantara dua orang besar itu.

"TUNGGU!" teriaknya sekeras mungkin. Bodyguard itu menatap Karin. Menunggu apa yang majikannya itu katakan selanjutnya sebab mereka bekerja atas apa yang akan dikatakan oleh Karin.

Karin mengisyaratkan kedua bodyguard-nya untuk melepaskan Egi dan pergi meninggalkan mereka berdua. Tetapi bodyguard tegaplah bodyguard, mereka tidak berada jauh dari majikannya selama majikannya itu dinyatakan di dalam bahaya sekarang. Mereka hanya mengambil jarak tiga meter, setidaknya mereka tidak mendengar pembicaraan majikannya.

"Apa maksudmu? Jelaskan!" ketus Karin masih tidak mau mempercayai ucapan Egi. Sebab bibit benci pada laki-laki sudah ada di dalam dirinya meskipun dia tidak pernah membenci orang lain terlalu dalam. Sebab dia takut jika cinta dan benci beda tipis itu benar.

"Begini, dengarkan baik-baik! Kau pasti sudah tahu perihal seperti yang ada di dalam berita, bukan? Kuanggap kau sudah tahu. Mungkin kau tidak tahu jika aku adalah Putra dari perusahaan besar yang disebut dalam berita. Dan perusahaan kalian baru saja membocorkan aib perusahaan kami sehingga orang suruhan ayahku sudah bergerak menuju kemari, berniat menjadikanmu sandera agar perusahaan kalian tidak membocorkan aib perusahaan kami lagi. Dan paling mengerikannya, mereka berniat membunuh semua anggota keluarga Hardikusuma, termasuk kau, Karin," terang Egi panjang lebar.

Mendengar ucapan Egi, membuat otak Karin berjalan lebih lambat dari biasanya. Dia harus merangkai skema singkat di otaknya sebelum dia mengerti akan semua yang dikatakan Egi. Begitu mengerti, Karin kembali tertawa, "Kau mau aku mempercayaimu? Kau tidak patut dipercaya, Egi."

"Apa kau butuh bukti? Lihat Bu Rini dan Pak Fredi, mereka tidak ada di rumah, bukan? Mereka sudah berhasil ditangkap oleh orang suruhan Ayahku. Dengar Karin, kau tahu aku sangat mencintaimu. Sebab itulah aku tidak ingin kau lenyap oleh Ayahku. Sebab dunia ini terlalu kejam untuk namanya orang jujur."

Sebenarnya detak jantung Karin mulai bereaksi dan berdetak lebih cepat. Hatinya mulai menyuruh dirinya agar mempercayai Egi. Tetapi dia masih punya logika, setidaknya Egi belum berhasil menguasai dirinya sekarang. "Lantas mengapa kau mengatakan itu padaku? Itu keluargamu, jika mereka hancur, spontan kau ikut di dalamnya. Dan lagi, aku tidak tahu apa yang membuat kalian begitu takut akan sesuatu yang dimiliki keluarga Hardikusuma. Kalian takut, berarti itu sesuatu yang buruk, bukan? Jadi itulah sebabnya Kak Arka pergi, itu karena kalian."

Arka tidak ada disini? Bagus, dengan begitu aku bisa melancarkan tugasku dengan baik, batin Egi dengan senyum miring.

"Kumohon Karin, percayalah padaku untuk teraahir kalinya, aku tidak ingin kau terluka oleh orang yang kusayang juga. Jika dia melukaimu, maka aku akan membencinya. Jadi percayalah padaku Karin, aku akan membawamu ke tempat yang aman, dimana orang suruhan Ayahku tidak akan tahu keberadaanmu. Kutau kau sulit untuk mempercayaiku setelah semua yang kulakuin untukmu dan Arka, tapi aku punya alasan diatas semua itu."

"Apa alasannya?"

Egi menatap Karin lekat, "Karena aku mencintaimu."

Entah mengapa, rasa percaya mulai menguasai diri Karin begitu melihat tatapan Egi yang begitu serius. Karin menimbang-nimbang, "Baiklah, aku akan ikut. Tunggu, aku akan mengambil mantelku dulu," Karin kembali masuk kedalam rumahnya, ia mengisyaratkan bodyguard-nya dengan jari telunjuknya agar Egi tidak menyadarinya. Spontan kedua bodyguard itu mengikuti Karin masuk kedalam rumah.

Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang