Karin menatap pantulan dirinya di cermin dengan wajah puas. Dia bergegas mengambil ponselnya untuk mengambil beberapa foto ala OOTD yang akan di-postingnya di sosial media nantinya. Sungguh kali ini dia sangat suka dengan perpaduan pakaiannya. Entah sejak kapan dia mulai ahli memadukan pakaian padahal biasanya dia hanya akan memakai apapun seadanya, selama masih nyaman dipakai dan tidak norak.
Tidak lama, Arka keluar dari kamar mandi dengan keadaan rambut basah. Dia terpaksa mandi dan keramas karena sejak semalam, Karin mengeluh jika rambutnya bau dan membuatnya mual. Sebagai calon ayah yang baik untuk anaknya dan sebagai suami yang cinta akan istrinya, Arka rela menurut. Namun memang suami selalu salah dimana ibu hamil, baru beberapa langkah Arka meninggalkan kamar mandi, Karin sudah cemberut dan bilang kalau tetesan rambutnya itu berbahaya.
"Kebiasaan ya Kak, udah aku bilangan kalo mandi rambutnya digulung pake handuk kaya di salon, biar nggak kemana-mana airnya. Nanti kalau aku atau Kakak kepeleset gimana? Geger otak dong, masuk rumah sakit, eh nggak jadi liburan," protes Karin panjang kali lebar dengan tangan di pinggang.
Tidak ingin memperdebatkan apa pun, Arka segera mengambil beberapa lembar tisu dan melap tetesan air di lantai. Karin mengambil handuk lain lalu mendekati Arka, mengusap rambut suaminya itu lalu membungkusnya seperti yang dia lakukan pada rambutnya biasanya. Melihat Arka yang terlihat lucu dengan rambut dibalut handuk berwarna pink, Karin langsung mengambil ponselnya dan mengambil beberapa foto Arka yang menurutnya lucu itu.
"Kamu ngapain?" tanya Arka masih tidak sadar jika Karin mengambil fotonya. Padahal Arka hanya menggunakan handuk di pinggangnya sedangkan dia topless di bagian atas. Begitu tau Karin asik mengambil fotonya dengan keadaan itu, Arka mendekati istrinya itu, "Kamu mesum ya sekarang, masa suaminya gini difoto."
Karin acuh tak acuh dan terus mengambil foto Arka dari berbagai angle, "Ini nggak bisa digolongkan mesum Kak. Orang Kakak suami aku," jawabnya santai.
"Tapi kalau temen-temen kamu buka ponsel kamu terus lihat foto itu, nantinya mereka tergoda lho, Sayang. Itu bisa mengundang adanya pelakor," ucap Arka mendramalisasi keadaan. Mungkin kebiasaan drama Karin semenjak hami mulai menular padanya. "Kamu nggak takut suami tampan kamu ini diculik?" tambahnya karena pernah satu waktu Arka menjemput Karin saat Karin sedang hangout dengan beberapa teman semasa kuliahnya, dan hasilnya Arka dan Karin malah dicegat dan diwawancarai oleh teman-teman Karin, padahal rencana mereka setelah itu adalah pergi untuk makan malam, namun semuanya batal karena kebengasan teman-teman Karin yang seolah tidak pernah melihat pria tampan sebelumnya.
Karin menatap Arka datar lalu kembali berdiri di depan cermin untuk memastikan penampilannya baik-baik saja, "Kakak udah kena efek ftv yang kemaren kita nonton ini," ucapnya geleng-geleng kepala. "Mendingan Kakak kena efek drama Korea, kan aku jadi senang kalo Kakak romantis kaya oppa-ku."
"Kakak jauh lebih tampan daripada oppa kamu itu tau," Arka membela diri padahal dia tahu tidak ada gunanya membela diri pada Karin karena bagi istrinya itu, dia selalulah suami yang tidak setampan idolanya. Itulah sedihnya memiliki istri fangirl yang lebih mencintai idola bahkan setelah dia menikah.
Karin mengangguk kecil, "Iya deh, Kakak tampan. Jadi karena aku udah memuji Kakak, jadi Kakak buruan pakai baju, nanti kita ketinggalan pesawat Kak," ujarnya mengingatkan.
"Siap, Boss," teriak Arka sembari menghormat ala Big Boss di drama DOTS kesukaan Karin, "ngomong-ngomong kamu cantikan hari ini, Sayang," tambahnya memuji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Husband
Romance[attention : belum direvisi, banyak typo, kesalahan penggunaan kata dan tanda baca] Kisah antara Arka dan Karin dimulai saat keterpaksaan menghampiri kedua belah pihak. Antara tidak ingin mengecewakan atau dianggap tidak memikirkan keluarga membuat...