[7]

591K 24.4K 451
                                    

Diam.

Arka maupun Karin terlarut dalam diam. Tak ada yang memulai pembicaraan. Entah karena sungkan atau bagaimana hanya mereka yang tahu.
Arka mengacak rambutnya frustasi. Dia merasa sangat canggung karena sadar akan kesalahannya sendiri. Dia terlalu terbawa emosi hingga harus mencium Karin seperti itu.

"Karin," panggilnya pelan.

Karin mengalihkan pandangannya dari jendela ke Arka yang sesekali melihat kearahnya meski sedang fokus pada kemudinya, "Hm?" jawabnya dengan gumamam kecil.

"Kamu marah sama aku ya?" tanya Arka dengan suara manjanya.

Karin menggeleng pelan, "Marah kenapa?"

"Karena aku cium kamu," balas Arka.

"Enggak kok, itu sudah hak kakak," jawab Karin mengulas senyum tipis.

"Beneran enggak marah?" tanya Arka lagi meyakinkan. Karena makhluk yang namanya perempuan jika bilang 'enggak apa-apa' itu berarti kebalikannya meski dia tak yakin jika Karin tipe seperti itu.

"Enggak kak."

Arka tersenyum jahil, "Itu first kiss kamu kan?" Godanya.

Karin menatap Arka lalu menggeleng, "Enggak." jawabnya polos.

Arka menghentikan mobilnya lalu menepi, menatap Karin tak percaya, "Jadi yang tadi bukan yang pertama? Siapa yang cium kamu selain aku?"

Karin mengadah keatas seperti berusaha mengingat, "Papa, mama, tante, om, bibi, paman, sepupu-sepupu aku sama—"

"Sama?" Arka berkata.

"Kayak cuma itu," jawab Karin mengalihkan pandangannya dari Arka.

Arka menyengir, "Jadi laki-laki selain papa kamu sama keluarga kamu cuma aku kan?" Godanya lagi.

"Tapi itu kan enggak dihitung karena kakak main nyelonong. Jadi status bibir aku masih suci menurutku." Ujar Karin datar.

Arka menggeleng, lalu melajukan kembali mobilnya, tak lama melaju, Karin tiba-tiba menjerit pelan.

"Kenapa?" Tanya Arka melambatkan laju mobilnya.

Karin menyengir melihat Arka, itu cengiran pertama yang ditunjukkannya pada orang lain selain pada Vita dan Sasha, "Kak, kita makan disana ya?"

Arka mengerutkan keningnya lalu melihat ketempat yang ditunjuk Karin.

"Itu apa?"

Mata Karin membulat, "Kakak enggak tau dan nggak pernah makan itu?"

Arka menggeleng cepat.

"Yaudah, kita makan disana." Ucap Karin turun dari mobil.

Arka yang tak mungkin membiarkan Karin pergi sendiri akhirnya ikut turun lalu mengejar Karin yang sudah sampai di sebuah tenda makan dipinggir jalan.
"Ini tempat makan ya? Kamu yakin makan disini? Enggak takut keracunan? Yakin bersih? Awas nanti sakit perut." Ucap Arka berbisik pelan membuat Karin terkekeh pelan.

"Enggak kak, Karin sering makan disini sama kawan-kawan. Karena kakak kayaknya enggak pernah makan disini, let's try once " balas Karin dengan senyum manisnya.

Mau tak mau Arka akhirnya mengalah karena dia sendiri cukup penasaran dengan makanan yang sepertinya cukup enak eh ralat cukup terkenal karena pelanggannya banyak.
Karin menarik Arka yang terdiam memerhatikan sang penjual menyajikan makanan.

"Kak, kita duduk disini." Ujar Karin menarik Arka duduk disalah satu kursi kayu di luar pondok itu.

Arka menyerngit, "Itu apa sih namanya?" Arka berucap seraya duduk.

Lovely HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang