LEBIH celaka lagi bagi Lan Giok karena jeritan Ngo jiauw eng dan teriakan Bucuci tadi telah terdengar oleh para penjaga dan tak lama kemudian tempat itu telah dikurung oleh para penjaga, bahkan beberapa orang SIWI (pengawal Tiraikasih Website kaisar) yang dipimpin oleh Ang Seng Tong komandan Gi lim kun telah maju mengeroyok Lan Giok!
Sekarang keadaan gadis kecil itu benar benar terancam bahaya maut, karena tidak seperti Sian Hwa, yang lain lain melakukan serangan tidak hanya dengan maksud menangkap hidup hidup, melainkan dengan maksud membunuh.
Dan pada saat itulah tiga bayangan dari Yap Bouw, Bun Sam dan Thian Giok melayang melewati tembok yang mengelilingi taman itu.
"Lan Giok....!" seru Bun Sam dan Thian Giok hampir serempak. Akan tetapi kedua orang pemuda ini sudah kalah cepat oleh Yap Bouw yang tanpa mengeluarkan suara apa apa segera menyerbu ke dalam pertempuran itu. Begitu tubuh Yap Bouw terjun, terdengar seruan seruan kesakitan dan teriakan teriakan kaget. Yang berseru kesakitan adalah dua orang siwi yang sekali gerak telah terpegang oleh Yap Bouw dan dilontarkan membentur tembok taman.
Adapun seruan seruan kaget itu adalah ketika mereka melihat wajah Yap Bouw yang mengerikan, keadaan menjadi kacau balau, teutama setelah Bun Sam dan Thian Giok ikut terjun ke dalam pertempuran. Tentu saja sekalian siwi itu biarpun di situ ada Bucuci dan Ang Seng Tong merupakan lawan lawan yang empuk bagi Yap Bouw dan dua orang pemuda gagah itu, maka sebentar saja kepungan Lan Giok menjadi longgar.
"Engko Giok.... dan kau.... kau.... Bun Sam.... !" seru Lan Giok dengan girang sekali sambil memukul roboh seorang pengeroyok.
Adapun Bun Sam ketika melihat Sian Hwa ikut di antara para pengeroyok, hatinya terasa perih dan kembali ia merasakan kekecewaan yang amat besar. Sedangkan Sian Hwa sendiri ketika melihat Bun Sam, lalu maju menerjang dengan pedangnya.
"Hem, jadi kau adalah kawanan pemuda yang mengacau kota raja? Alangkah besar nyalimu." Pedangnya bergerak cepat sekali dan sebentar saja Bun Sam sudah harus mengerahkan ginkangnya untuk mengelak dari sambaran sambaran pedang si nona baju merah.
"Bun Sam, jangan kau sakiti dia!" seru Lan Giok. "Dialah satu satunya orang baik diantara semua pengeroyok ini.
Mendengar seruan ini, makin sukalah Sian Hwa terhadap Lan Giok, akan tetapi iapun diam diam merasa khawatir kalau kalau ayah tirinya mengerti akan maksud ucapan Lan Giok. Memang tadi ia tidak mengerahkan tenaga dan kepandaiannya ketika mengeroyok Lan Giok dan sengaja ia memberi kelonggaran kepada gadis kecil itu.
Akan tetapi tak seorangpun memperhatikan seruan Lan Giok tadi karena semua sedang sibuk dan bingung sekali menghadapi amukan Yap Bouw dan Thian Giok berdua adik kembarnya. Keadaan berobah sama sekali karena kini fihak Bucuci dan kawan kawannya yang mengalami tekanan hebat. Banyak orang sudah terlempar dan terluka dirobohkan oleh para penyerbu dari luar ini.
Pertempuran yang nampak seru dan seimbang ini hanyalah yang terjadi antara Sian Hwa dan Bun Sam, akan tetapi baik Sian Hwa maupun Bun Sam dapat melihat bahwa lawan masing masing tidak sesungguhnya ingin merobohkan lawan.
Memang hati Sian Hwa sudah menjadi tawar karena ia masih terpengaruh oleh pengakuan Ngo jiauw eng yang katanya membunuh ayahnya dan juga terpengaruh oleh perbuatan ayah tirinya yang membunuh Ngo jiauw eng pada saat orang itu mengadakan pengakuannya. Apalagi sekarang ia menghadapi Bun Sam, pemuda yang sopan santun dan yang telah menimbulkan rasa kagum dalam hatinya.
Sebaliknya, Bun Sam tentu saja tidak sanggup untuk menghadapi gadis yang menarik hatinya itu dengan sungguh sungguh, ia hanya mengelak dan menangkis semua serangan ini.
Sian Hwa dan diam diam ia merasa kagum karena ilmu pedang gadis itu benar benar tinggi. Baik tenaga lweekang maupun ginkang ternyata bahwa gadis baju merah ini tidak kalah banyak olehnya sendiri. Ia melihat bahwa biarpun fihak lawan sudah banyak yang rubuh, namun kepungan makin lama makin rapat dan taman bunga itu telah terkurung oleh barisan siwi yang bersenjata lengkap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )
General FictionSeorang Pendekar yang bernama Bun Sam yang bertualang bersama Suhengnya (kakak seperguruan) Yap Bouw yang merupakan bekas jenderal yang sangat tangguh dalam tugasnya untuk membasmi Pasukan Mongol yang bernama Ang-bi-tin yang ganas dan tidak segan me...