DIAM - DIAM Bun Sam tersenyum geli dan juga ia amat tertarik.
Kalau seorang lawan seorang saja Lan Giok dan Thian Giok sampai kalah, tentu kepandaian para pengejar itu benar benar hebat. Ingin sekali ia mencoba mereka, tetapi jangan sampai terlihat oleh dua orang muda ini.
"Kalian sudah lelah, lebih baik kita berpencar saja," katanya. "Lekas kalian berlari menuju ke hutan di depan itu, aku akan membelok ke kanan dan memancing mereka supaya mengejarku."
"Tetapi....kalau kau tertangkap?" Lan Giok membantah.
"Aku tidak bermusuhan dengan mereka. Takut apa ditangkap?" jawab Bun Sam.
Tetapi Lan Giok masih hendak membantah, sehingga Thian Giok cepat menyambar tangannya dan ditarik pergi.
"Kata kata Bun Sam tadi benar! Dahulupun ia dibebaskan oleh Pat jiu Giam ong. Ayoh lari, mereka sudah dekat!"
Dengan hati tidak rela, Lan Giok hendak membantah pula.
"Lan Giok, jangan khawatir, aku akan menyusul kalian telah dapat memancing mereka. Tunggu saja di dalam hutan itu," kata Bun Sam.
Mendengar ucapan ini, barulah Lan Giok tidak membantah lagi dan kedua orang muda itu berlari secepatnya menuju ke gundukan hitam di sebelah kiri.
Biarpun tadi Bun Sam menyatakan hendak memancing para pengejar, tetapi setelah melihat Lan Giok dan Thian Giok lari jauh dan hilang ditelan kegelapan malam ia berdiri tenang tenang saja sambil bertolak pinggang menanti delapan orang itu.
Setelah Bucuci dan kawan kawannya mengejar sampai di situ dan melihat pemuda ini berdiri bertolak pinggang sambil tersenyum senyum, Biauw Hun membentak.
"Inilah bangsat itu!"
Ia lalu maju memukul dengan tangan kanannya. Tetapi ia menjadi terkejut sekali karena pemuda itu tiba tiba saja lenyap dari depannya dan tahu tahu telah berada di belakangnya!
"Ah, jadi kaukah ini?" Bucuci membentak marah sambil memandang kepada Bun Sam.
"Mau apa lagi kau berani menghalangi aku?"
Bun Sam menjura dengan hormat.
"Bucuci ciangkun, aku tidak hendak menghalangi siapa siapa hanya aku tidak tega melihat kedua orang kawanku itu diikat dan ditawan."
"Dia ini adalah murid Kim Kong Taisu, seorang yang amat jahil dan sudah beberapa kali menggangguku. Sekarang dia tidak memandang kepada cu wi dan berani mencuri dan melepaskan tawanan, sungguh harus dibunuhi" kata Bucuci kepada Biauw Ta.
Mendengar bahwa pemuda ini adalah murid Kim Kong Taisu, juga melihat cara Bun Sam tadi mengelak dari serangan, Biauw Ta menjadi tertarik.
Sudah lama ia mendengar nama Kim Kong Taisu sebagai seorang tokoh besar di samping nama nama besar dari Mo bin Sin kun, Lam hai Lo mo, Pat jiu Giam ong dan Bu tek Kiam ong.
Tadi ia telah dapat mengalahkan murid Mo bin Sin kun dan hatinya merasa puas sekali.
Urusan penangkapan Lan Giok dan Thian Giok baginya tidak ada artinya sama sekali, yang penting adalah kemenangannya dalam pertandingan tadi. Sekarang ia berhadapan dengan murid dari Kim Kong Taisu, mengapa tidak dicobanya ? ."Hm, anak muda, jadi kau adalah murid Kim Kong Taisu? Pantas saja lihai. Kau telah berani menculik tawanan kami, apakah kau tidak tahu dengan siapa kau berhadapan? Kami ialah Koai kauw jit him, kenalkah kau kepada kami?"
Memang Bun Sam pernah mendengar nama ini, tetapi ia sengaja menggelengkan kepalanya.
"Tidak, aku tidak kenal nama itu. Tetapi aku mau bertaruh dengan Koai kauw jit him."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )
Ficção GeralSeorang Pendekar yang bernama Bun Sam yang bertualang bersama Suhengnya (kakak seperguruan) Yap Bouw yang merupakan bekas jenderal yang sangat tangguh dalam tugasnya untuk membasmi Pasukan Mongol yang bernama Ang-bi-tin yang ganas dan tidak segan me...