DIAM - DlAM Bi Hui menjadi kagum bukan main. Sukar baginya untuk dapat menyatakan, siapa di antara kedua orang tua itu yang lebih lihai. Jangankan dia yang meejadi penonton dan yang kepandaiannya jauh di bawah tingkat mereka, sedangkan mereka sendiri yang bertempur juga tak pernah dapat rnembuktikan bahwa yang seorang lebih unggul daripada yang ke dua. Padahal semenjak mereka berkejaran, dua Orang tua ini sudah bertempur lebih dari lima kali dan setiap kalinya tidak kurang dari tiga ratus jurus!
Tiba-tiba terdengar suara keras dari jauh. "Soat Li Suthai! Berikan Kim - hud kepadaku!!"
Mendengar suara ini, Soat Li Suthai dan Bu eng Lo- kai otomatis menghentikan pertempuran
Mereka dan sama pandang penuh pengertian."Pat-pi Lo-cu datang t" kata Bu-eng Lo kai.
Soat Li Suthai mengangguk diam, lalu menatap wajah kakek kudisan itu tajam-tajam sarnbil berkata , "Bu-eng Lo-kai, kiranya kita akan lebih senang kalau benda ini terjatuh ke dalam tangan seorang antara kita daripada jatuh ke dalam tangan pendeta bau dari Tibet itu."
"Cocok Kita gempur saja dia, baru kemudian kita melanjutkan pertempuran untuk menentukan siapa yang lebih patut memiliki Kim-hud, " jawab Bu-eng Lo-kai.
Nenek bongkok itu tersenyum sehingga narnpak mulurnya yang ompong.
" Kau cerdik sekali, lo-kai, " pujinya mengangguk-angguk.
Kemudian as melambaikan tangan kepada dua orang gadis maids yang sudah sampai di situ pula. Mereka ini Kui Eng dan Kui Li, segera rnenghampiri guru mereka dan berdiri di belakangnya.
Dua orang gadis ini setelah berdiri dengan gagahnya, kelihatan betapa sama wajah dan bentuk tubuh mereka. Sukarlah hagi orang lain untuk membedakan rnana yang bernama Kui Eng dan mana Kui Li. Mereka ini memang saudara kembar yang manis-manis dan berkepandaian tinggi.
Hanya mereka berdua inilah murid Soat Li Suthai.
Tak lama kemudian sampailah Pat-pi Lo-cu dan dua orang murdnya, See-thian Sian-cu (Sepasang Mustika dari Barat) Ma Thian dan Ma Kian. Sikap kedua orang murid yang bertubuh tegap dan gagah ini gembira sekali melihat bahwa akhirnya gurunya dapat menyusul nenek yang membawa lari patung emas.
Pat-pi Lo-cu tertawa bergelak dan rnenuding jari tetunjuknya ke arah bungkusan kuning yang berada dalam pondongan lengan kiri Soat Li Suthai.
"Ha, ba, ha ! Soat Li Suthai !, kau benar-benar licik dan curang sekali. Tanpa memetik kau telah makan buahnya. Mana ada aturan begitu ? Aku telah menewaskan seorang di antara tiga orang hwesio penjaga, rnaka akulah yang berhak memiliki patung itu. Kalau Kau hendak merampas, kau harus merampasnya dari tanganku. lni aturan kang-ouw!"
"Pat-pi Lo-cu, setan Tibet seperti kau mana tahu akan aturan kang-ouw ? Aturanku adalah, barang siapa lebih cepat dan cerdik, dia yang menang ! Kau menghendaki benda ini ? Boleh, asal saja dapat mengalahkan tongkatku."
" Juga dapat mengalahkan dua kepalan tanganku !" Bu-eng Lo-kai menyambung sambil rnenyeringai.
Pat-pi Lo-cu menggerak-gerakkan alisnya, "Eh, eh, kalian maju bersama ? Hemm, agaknya memang sejak semula kalian sudah bersekongkol !"
Ma Thian dan Ma Kian melornpat maju dan berkata kepada Pat pi Lo- cu , "Suhu, ijinkan teecu berdua maju merampas patung emas dari mereka ini !"
Pada saat itu, Kui Eng dan Kui Li juga maju dan berkata kepada Soat Li Suthai, "Suthai, biarlah teecu berdua memberi hajaran kepada kakek tak tahu diri ini ! "
Pat-pi Lo-cu memandang ke arah dua orang gadis kembar dengan mata terbelalak. sebaliknya Soat Li Suthai juga memandang ke arah Ma Thian dan Ma Kian, nampaknya tertarik dan bingung melihat persamaan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )
General FictionSeorang Pendekar yang bernama Bun Sam yang bertualang bersama Suhengnya (kakak seperguruan) Yap Bouw yang merupakan bekas jenderal yang sangat tangguh dalam tugasnya untuk membasmi Pasukan Mongol yang bernama Ang-bi-tin yang ganas dan tidak segan me...