43

2.4K 29 0
                                    

YANG aneh adalah kakek itu. Ia tidak ikut bertempur, melompat ke sana kemari sambil memperhati kan gerak-gerik Bi Hui. Melihat ini, dengan kaget Bi Hui tahu bahwa kakek itu sedang mempelajari ilmu silatnya dan agaknya mencatat dalam otak semua gerak serangan-serangannya, la menjadi marah sekali dan cepat menggerakkan pedangnya dengan cara membengkok, la menye rang seorang pemuda di depannya, akan tetapi ketika sebelas yang lain menyerbu dari belakang, ia melompat cepat ke kiri dan dalam keadaan tak terduga kakinya berhasil menendang roboh seorang pemuda lain yang tak sempat meng­elak.

Pemuda itu roboh tak dapat bangun kem­bali. Robohnya seorang di antara meraka agaknya membi kin jerih yang lain lain, buktinya gerakan mereka menjadi lambat dan agaknya kini hanya hendak mempertahankan diri saja, tidak bernafsu Isgi dalam usaha mereka menangkapnya.

Tiba-tiba kakek itu bersuit aneh dan me­lemparkan sesuatu di dekat Bi Hui. Gadis ini menyabet benda itu dengan pedangnya, dan ......... uap hijau kehitaman bergulung naik.

Bi Hui me­ngerahkan Iweekangnya mengayun tangan ke arah uap itu yang menjadi buyar, lalu mengerahkah khikarg meniup ke arah uap itu yang seperti terkena angin besar lalu membalik.

Akan tetapi pada saat itu, sebelas orang muda itu telah me­ngurungnya lagi dan dalam rombongan itu me­layang tubuh kakek tadi. Dari kedua tangan kakek itu kini menyambar asap hitam ke arab Bi Hui.

Gadis ini terkejut selah, dengan gerakan tubuhnya ia dapat mengelak, dan terpaksa ia menahan napas agar hidungnya jangan kemasukan asap hitam. Namun perhatianrya yang terpecah-pecah ini membuat ia tak dapat menghindarkan lagi ketika kakek itu menotok punggungnya dengan ilmu totok yang baik, dilakukan dengan dua jari.

Bi Hui terhuyung-huyung, mencoba mengerahkan lweekang untuk menolak pengaruh totokan.

Akan tetapi sebelas orang itu sudah menubruknya, banyak tangan memegang dan menekannya dan di lain saat tubuh Bi Hui sudah diikat erat-erat sehelai tali sutera yang amat kuat.

Bi Hui marah bukan main, marah dan gemas sekali, apalagi karena lima orang pemuda tampan itu ikut memeganginya tadi. Ja merasa malu sekali dan terhina.

Kakek itu tertawa bergelak ketika melihat Bi Hui sudah tak berdaya lagi.

"Ha. ha. ha, ha, kali ini perjalanan kila berhasil baik sekali. Tidak saja Siocia akan mem­beri hadiah besar kepada kita, juga twa-kongcu pasti akan memberi hadiah besar. Ha, ha, ha ! Hayo kita berjalan terus, rawat dan bawa siulam yang terluka."

Rombongan itu mulai bergerak lagi. Kini tidak begitu cepat mereka lari karena mereka merasa lelah setelah mengeroyok Bi Hui yang kosen tadi.

Bi Hui dipanggul sendiri oleh kakek yang buruk itu yang menanggulnya di pundak seperti orang memanggul kayu.

Bi Hui merasa lega ketika kakek itu yang memanggulnya, bukan seorang di antara pemuda-pemuda iiu. Ia merasa ngeri melihat pemuda-pemuda tampan itu rata rata berwatak cabul dan genit seperti juga pemudi-pemudi itu.

Dan diam-diam ia merasa heran sekali karena dalam pertempuran tadi, ia melihat beberapa gerakan mereka menyerupai gerak tipu dari Ilmu Silat Thai-lek kim kong-jiu,ilmu silat warisan keluarganya!.

"Nasib," pikirnya, "baru saja meninggalkan dua orang guruku, sebelum dapat menangkap pem­bunuh ayah ibu, aku telah terjatuh ke dalam, ta­ngan mereka ini...." Ia tidak tahu nasib apa selan jutnya yang akan menimpa dirinya, akan tetapi sudah pasti bukan nasb baik, melihat sifat Thian-hwa-kauw yang keji dan jahat itu.

"Aduuh h ..." mendadak seorang pemuda Thian hwa-kauw yang memondong seorang gadis tawanan menjerit dan roboh, gadis tawanan itu ikut terguling.

Semua orang dalam rombongan itu terhenti dan ketika mereka memandaag, ternyata pemuda itu roboh dalam keadaan kaku seperti terkena to­tok an yang lihai , Hek-tok-kwi cepat menghampiri pemuda itu dan menotok punggungnya untak me­mulihkan jalan darahnya. Akas tetapi tidak berha­sil. Dia menepuk-nepuk pundak dan mengurut urut iga, tetap tidak ada hasilnya Bukan main kaget­nya.

Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang