23

2.7K 35 1
                                    

KEMBALI Tek Hong terkejut. Nama Tung hai Sian jin telah didengar sebagai nama tokoh besar yang lihai sekali. Dan sumoi dari orang ini berani melawannya.

"Sumoimu yang gagah perkasa itu, siapakah dia? Siapa nama keturunannya dan dia murid siapa sehingga berani melawan seorang lihai seperu Tung hai Sian jin?" tanyanya dengan hati berdebar.

" Sumoi adalah seorang gadis yang paling gagah di dunia ini, tiada duanya. Dia she Song dan dia adalah puteri dari Thian te Kiam ong yang terkenal "

Sampai di sini, Tek Hong tak dapat menahan hatinya lagi. Ia melompat berdiri dan memandang dengan mata tajam serta sikap mengancam.

"Kau....penipu bohong!"

Pun Hui juga terkejut. Mengapa pemuda tampan dan gagah ini tiba tiba marah kepadanya?

"Saudara, aku selama hidup tak pernah berbohong. Memang Siauw Yang adalah sumoiku. Kau siapakah berani menuduh aku sebagai penipu?" .

"Kepada orang lain kau boleh membohong sesukamu, akan tetapi kepadaku tak mungkin," jawab Tek Hong.

"Karena Song Siauw Yang adalah adik kandungku sendiri dan dia tidak punya suheng. Kau ini seorang lemah bagaimana berani mati mengaku padaku sebagai sumoimu?"

"Jadi. ... jadi kau adalah Song Tek Hong? Sumoi seringkah bicara tentang kau. Kalau begitu kau adalah suteku sendiri."

Pun Hui lalu menceritakan kepada Tek Hong yang terheran heran itu tentang segala pengala mannya, bagaimana ia diambil murid oleh Sin pian Yap Thian Giok dan bagaimana ia telah tertolong oleh Siauw Yang dan melakukan perjalanan bersama ke Pulau Sam liong to, kemudian bertemu dengan Tung hai Sian jin.

Baru mengertilah Tek Hong setelah mendengar penuturan ini dan ia menjadi amat gelisah mendengar

betapa adiknya tertawan oleh Tung hai Sian jin yang lihai, "Aku harus tolong adikku! Ke manakah mereka membawanya? Aku tadi melihat beberapa perahu hitam berlayar pergi dari sini, apakah mereka itu rombongan bajak laut yang dipimpin oleh Tung hai Sian jin?

"Memang itulah mereka. Aku tahu di mana letak pulau yang dijadikan sarang oleh bajak laut akan tetapi aku tidak tahu apakah sumoi dibawa ke sana."

"Liem suheng, apakah kau cukup kuat untuk mengantarkan aku ke sana?"

"Aku tidak apa apa, sute. Hanya kulit saja yang luka dan perih, akan tetapi luka lukaku terlalu kecil tak berarti kalau dibandingkan dengan bahaya yang mengancam sumoi. Mari kuantar kau ke sana!"

Tek Hong lalu mendesak kepada Pun Hui supaya berganti pakaian pemberiannya dan kedua orang pemuda ini lalu naik perahu yang di dayung oleh Tek Hong, menuju kepulau bajak di mana dahulu Pun Hui tertawan dan hampir dibunuh kalau tidak tertolong oleh Siang Cu murid La m hai Lo mo.

Dalam pelayaran ini, Pun Hui menceritakan semua pengalamannya itu dan Tek Hong mende ngar dengan penuh keheranan bahwa Lam hai Lo mo musuh besar ayahnya itu benar benar masih hidup, bahkan mempunyai seorang murid perempuan yang lihai. Akan tetapi pikirannya segera melupakan hal ini. karena ia lebih mencurahkan seluruh perhatian dan pikiran kepada Tunghai Sian jin dan Bong Eng Kiat yang kini menawan adiknya, ia tahu bahwa keadaan adiknya amat berbahaya.

Bukankah dahulu Eng Kiat tergila gila kepada adiknya dan mengajukan lamaran yang ditolak oleh ayahnya? Mungkin mereka akan membatas dendam dan ia merasa ngeri kalau mengingat akan hal ini.

Diam diam ia juga kagum atas kecerdikan adiknya yang menduga tepat sekali bahwa peta palsu yang dibawa oleh Coa Kiu itu adalah sebuah pancingan dari searang musuh besar ayahnya, dan dalam hal ini tak salah lagi tentulah Lam hai Lo mo yang memancing ayahnya datang ke tempat itu untuk membalas dendamnya yang dahulu.

Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang