PENDERITAAN lahir bagi Yap Bouw tidak begitu berat, karena sebagai orang gagah perkasa yang sering kali menghadapi pertempuran hebat, apalagi sebagai seorang jenderal perang yang melihat penderitaan seperti hal yang biasa, cacad dan luka lukanya pun dapat dideritanya dengan hati tenang.
Akan tetapi, penderitaan yang lebih hebat dan membuat nya seperti gila adalah penderitaan bathin. Semenjak memimpin bala tentara untuk menghadapi serbuan bala tentara Mongol, Yap Bouw meninggalkan isterinya yang telah mengandung tua.
Kemudian, ketika ia masih berada di dalam benteng, jauh di utara ia mendengar kabar bahwa isterinya telah melahirkan sepasang anak kembar, laki laki dan wanita.
Alangkah girang hatinya mendengar ini. Akan tetapi, serbuan serbuan musuh membuat ia pindah dari satu ke lain tempat untuk menghadapi musuh musuh negara yang pada waktu itu muncul berganti ganti. Bangsa Tartar dan paling akhir Bangsa Mongol yang amat kuat.
Tugasnya membuat Jenderal Yap Bouw tak sempat pulang selama tiga tahun.
Sekarang tidak saja negaranya kalah dan tentaranya hancur bahkan dia sendiri telah menjadi seorang yang bermuka tengkorak.
Bagaimana ia dapat pulang? Bagaimana ia berani menghadapi isterinya dan anak anaknya sebagai seorang jenderal yang tidak saja kalah perang, bahkan telah menjadi seorang yang demikian menjijikkan dan mengerikan? Kalau dia melihat mukanya sendiri, bercermin di dalam air telaga, keluarkan keluhan dari dadanya dan pipinya yang sudah tak karuan macamnya itu basah oleh air mata.
Tidak, ia tidak dapat pulang. Ia tidak boleh menjumpai isteri dan anak anaknya. Isterinya yang setia dan mencintanya mungkin takkan jijik melihatnya, mungkin takkan berobah.
Akan tetapi anak anaknya? Ah, ia belum pernah melihat anak kembarnya, hanya dari surat isterinya saja ia mendengar bahwa dua orang anaknya itu elok dan sehat. Ah, kalau ia pulang dan kedua anaknya melihat mukanya, bukankah mereka akan lari ketakutan?
Kemudian, kalau mereka sudah besar, apakah mereka itu takkan malu sekali mempunyai seorang ayah bermuka setan? Apakah mereka takkan menjadi hahan olok olok semua orang? Tidak, tidak! Lebih baik membiarkan mereka menganggap bahwa ayah mereka telah mati.
Lebih baik membiarkan mereka menganggap ayah mereka telah tewas dan gugur dalam peperangan. Gugur sebagai seorang pahlawan bangsa.
Kalau ia tidak pulang, orang orang akan memandang anak kembar nya dengan menghormat, akan menganggap mereka sebagai keturunan seorang pejuang besar.
Pikiran inilah yang membuat Yap Bouw mengambil keputusan untuk menjauhkan diri dari isteri dan anak anaknya.
Ia tidak mau menyusul isteri nya yang telah lama mengungsi di sebuah dusun kecil di Propinsi Santung dekat pantai laut timur, yakni dusun Kan leng di mana isterinya tinggal bersama orang tua isteri nya itu.
Tentu saja kalau Yap Bouw mau menyusul ke sana, ia akan dapat pergi dengan aman karena siapakah yang akan mengenalnya seorang jenderal Yap Bouw yang ternama? Akan tetapi ia tidak mau merusak kehidupan keluarganya, tidak mau mendatangkan cemar dan malu.
Kemudian ia teringat kepada suhunya, Kim Kong Taisu yang mengasingkan diri bertapa di puncak bukit Oei san. Kesanalah Yap Bouw menuju, membawa tubuhnya yang sudah bercacat.
Siksaan yang hebat itu sudah membuat Yap Bouw berobah apa lagi siksaan batin itu, rindunya kepada keluarganya yang tak mau ia jumpai, membuat ia merasa isi dadanya seakan akan pecah dan lemahlah semangatnya Yap Bouw sekarang jauh bedanya dari Yap Bouw ketika masih menjadi jenderal, ia telah menjadi seorang yang kehilangan semangat dan tidak ingat lagi akan permusuhannya dengan Ang bi tin.
Ia tidak menaruh hati dendam, bahkan tidak mau memperdulikan lagi urusan dunia.
Kim Kong Taisu menerimanya dengan terharu sekali. Kakek yang sakti ini tahu akan isi hati muridnya dan kakek yang tahu pula akan keadaan dunia dan rahasia alam ini hanya menarik napas panjang, memuji nama Thian Yang Maha Agung dan Maha Kuasa, yang kuasa mengadakan perubahan apada segala apa yang nampak disunia ini. Ia menghibur muridnya itu dengan member pelajaran ilmu bathin ilmu silat yang lebih tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )
General FictionSeorang Pendekar yang bernama Bun Sam yang bertualang bersama Suhengnya (kakak seperguruan) Yap Bouw yang merupakan bekas jenderal yang sangat tangguh dalam tugasnya untuk membasmi Pasukan Mongol yang bernama Ang-bi-tin yang ganas dan tidak segan me...