8

4.5K 55 0
                                    

KEMBALI kakek gagu itu nampak terkejut dan mengeluarkan seruan seruan orang gagu yang dikenal oleh Bun Sam sebagai seruan kaget dari heran. Kemudian kakek itu menjadi tambah bersemangat saja menghadapi Bun Sam dan kegembiraannya memuncak.

Bahkan kini mulai tertawa tawa! Akan tetapi yang mengherankan Bun Sam, pukulan Soan hong pek lek jiu agaknya juga tidak "mempan" terhadap kakek yang lihai ini! Dan pada saat ia mengeluarkan pukulan yang ke tujuh, tiba tiba kakek itu menerima pukulan ini dengan dadanya, tanpa mengelak atau menangkis, bahkan lalu mengulurkan tangan kanannya menangkap Bun Sam!

Pukulan itu tepat mengenai dada kakek itu. Pukulan Soan hong pek lek jiu benar benar hebat dan biarpun kakek itu tenaga lweekangnya jauh melebihi Bun Sam namun ia tak dapat, menahan pukulan ini dan terpental mundur sampai tiga tindak! Kemudian ia batuk batuk tanda bahwa biar pun tidak terluka berat namun pukulan ini "terasa" juga olehnya dan dapat membobolkan benteng pertahanannya yang kuat.

Bun Sam sudah mulai merasa girang, akan tetapi tiba tiba sekali, bagaikan seekor kera saja gesitnya, kakek itu menubruk maju dan sebelum Bun Sam dapat mengelak, ia telah disambar dan diringkus di dalam pelukan kakek itu. Ia mencoba untuk memberontak, akan tetapi makin keras ia berusaha, makin sakitlah tulang tulangnya. Ia kaget sekali karena tidak disangkanya bahwa kakek ini selain memiliki tenaga lweekang yang tinggi, juga memiliki tenaga gwakang (tenaga otot) yang besar sekali.

Karena tahu bahwa kalau ia berkeras, kulit kulit tubuhnya akan lecet dan tulang tulangnya akan remuk, maka Bun Sam tidak berani berkutik lagi dan membiarkan saja dirinya dibawa berlari lari seperti terbang cepatnya oleh kakek itu! Makin kagumlah Bun Sam ketika mendapat kenyataan bahwa ilmu tari cepat dari kakek ini agaknya tidak berada di bawah tingkat kepandaian suhunya sendiri!

Dalam keadaan tertotok dan payah karena lapar sekali, Bun Sam dibawa pergi oleh sigagu itu sampai tiga hari tiga malam. Kakek itu mendaki sebuah bukit yang penuh dengan hutan liar.

Gunung ini adalah Gunung Hek mo san (Gunung Iblis Hitam) dan di puncak gunung yang belum pernah dikunjungi orang lain ini terdapat sebuah gua yang terkenal di dunia kangouw sebagai gua siluman. Pernah ada beberapa orang kangouw yang iseng iseng mengunjungi bukit dan gua ini, akan tetapi mereka lenyap tak meninggalkan bekas, sehingga akhirnya tempat ini merupakan tempat yang ditakuti orang dan tak ada lagi orang gagah yang berani main main di tempat ini.

Ketika iba di depan sebuah gua yang besar dan hitam gelap, kakek itu menurunkan Bun Sam di atas tanah, memetik tiga butir buah yang kemerahan, melemparkan buah itu kepada Bun Sam lalu membebaskan totokannya, sehingga pemuda itu dapat bergerak lagi walaupun masih lemah. Dengan isyarat tangannya, ia minta supaya Bun Sam makan buah itu.

Pemuda ini tidak tahu buah apakah yang kemerahan itu akan tetapi karena perutnya lapar sekali, ia lalu mencoba menggigitnya. Alangkah girangnya ketika mendapat kenyataan bahwa buah itu selain manis dan segar, juga berbau harum. Sebentar saja habislah tiga butir buah itu dan ia mendapatkan tenaganya kembali.

"Awas, jangan kau berani lari dari sini atau melakukan sesuatu tanpa perintahku. Kalau melanggar, aku akan membunuhmu." Kakek itu bicara melalui gerak jari tangannya.

Bun Sam memang amat tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tantang kakek ini, maka biarpun tidak diancam, ia tidak berniat hendak pergi dari situ. Kakek ini terang sekali adalah seorang yang sakti dan berkepandaian tinggi sekali, maka kalau dapat bergaul dan dekat dengan dia dan dapat memetik beberapa ilmu silat dari padanya, bukankah itu baik sekali? Harus diakui bahwa watak kakek ini keras dan buruk sekali, akan tetapi hal inipun dapat dhadapinya dengan penuh kesabaran. Tidak percuma Bun Sam semenjak kecil menjadi murid dari Kim Kong Taisu kalau ia tidak dapat menguasai perasaan dan tidak memiliki kesabaran yang besar sekali.

Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang