15

3.7K 46 3
                                    

BETAPAPUN juga, Lam hai Lo mo tak kekurangan akal dan mulailah dia mempergunakan ilmu hitam, yakni memasang guna guna untuk memikat hati gadis itu.

Celakanya setelah guna guna itu mengena, gadis itu tidak mendekati dia sebaliknya menjatuhkan cintanya yang terdorong oleh pengaruh ilmu hitam itu kepada Pat jiu Giam ong, sutenya. Di antara mereka sendiri sampai terjadi pertengkaran dan akhirnya Pat jiu Giam ong mengalah dan berjanji kepada suhengnya untuk memberikan gadis itu kepada Lam hai Lo mo apabila kelak sudah masuk perangkapnya.

Demikianlah, secara singkat dapat diceritakan di sini bahwa gadis perkasa itu masuk perangkap dan dalam keadaan tak sadar oleh pengaruh ilmu hitam yang dipasang oleh Lam hai Lo mo, ia di permainkan oleh dua orang kakak beradik seperguruan ini.

Akhirnya setelah sadar daripada pengaruh ilmu hitam, gadis ini mengamuk dan kedua kakak beradik itu tidak dapat mengalahkan gadis perkasa itu, sehingga mereka berdua menderita luka luka tetapi dapat melarikan diri. Adapun gadis itu, saking marah dan menyesal, lalu membunuh diri dengan menerjunkan diri ke dalam jurang.

Demikianlah, sekarang, Lam hai Lo mo teringat kepada gadis itu dan biarpun ia dan sutenya sudah melihat adanya mayat gadis itu yang menggeletak di dasar jurang, tetapi sekarang ia menyangka bahwa Mo bin Sin kun adalah gadis itu !

Waktu yang dijanjikan untuk mengadakan pibu memang tinggal sebulan lagi dan mereka telah bersiap siap untuk mengalahkan Kim Kong Taisu dan Mo bin Sin kun dua orang yang mereka anggap menjadi musuh besarnya.

Tiba tiba seorang pelayan datang menghadap Bucuci dan menyatakan bahwa di luar ada dua orang tamu minta bicara, "Aah, segala macam tamu, tahu tidak aturan!" kata Pat jiu Giam ong mencela.

"Mengapa di waktu begini datang menggangu. Suruh saja mereka pergi untuk datang lain kali."

"Mereka katakan bahwa mereka datang untuk bicara tentang siocia (nona), karena itu hamba menganggap amat penting dan melaporkan." kata pelayan itu dengan sikap merendahkan diri.

Mendengar ini, semua orang tertegun.

"Kalau begitu, suruh mereka masuk saja ke sini !" kata Pat jiu Giam ong dan dari sikap jenderal ini saja dapat diketahui betapa besar pengaruh Pat jiu Giam ong. Yang kedatangan tamu dan yang menjadi tuan rumah adalah Bucuci, akan tetapi ia berani memberi keputusan begitu saja tanpa menghiraukan Bucuci!

"Suruh mereka masuk !" kata Bucuci pula kepada pelayannya itu.

Pelayan itu keluar dan tak lama kemudian ia datang lagi diikuti oleh dua orang yang membuat semua orang yang sedang mengelilingi meja ini terkejut sekali. Dua orang tamu itu tak lain adalah Yap Bouw dan Lan Giok!

Pat jiu Giam ong dan lain lain orang duduk saja, tak bergerak dari bangku. Akan tetapi ketika melihat nona ini, Kui To lalu bangun berdiri dan sambil tersenyum senyum ia berkata, "Ah, kiranya kau, nona manis. Silahkan duduk!"

Akan tetapi Lan Giok tidak menghiraukanaya, bahkan menengokpun tidak. Sebaliknya nona ini dengan tabah sekali lalu menghampiri Bucuci dan berkata, "Aku datang untuk bertemu dan bicara dengan tuan rumah."

Bucuci menjadi serba salah dan hanya dapat menoleh kepada Pat jiu Giam ong untuk minta keputusan.

"Nona, kau murid Mo bin Sin kun, datang ke sini apakah atas perintah gurumu? Kau sudah mengenal kami semua, kalau ada keperluan bicara sajalah," kata jenderal itu.

Lan Giok memandang kepada Bucuci. "Apakah aku boleh bicara di depan mereka semua ini?" tanyanya.

Bucuci berdiri dan mengangguk sambil berkata, "Kau duduklah dan bicaralah."

"Apa maksud kedatangan kalian berdua ini?"

Akan tetapi Lan Giok tidak mau duduk. Dengan tenang ia lalu berkata, "Kami datang untuk meminang anak angkatmu, yaitu enci Sian Hwa."

Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang