Hek Bin Kai terkejut sekati karena tiba-tiba saja dengan gerakan yang tak dapat ia ikuti dengan pandangan mata, ulu hatinya hampir "termakan" tusukan jari tangan lawan. Cepat ia menangkis, akan tetapi sebelum ia mengerahui dengan jelas bagaimana terjadinya, tahu-tahu tongkatnya telah terlepas dan pegangan dan berada di tangan Siauw Yang yang berdiri sambil memandangnya tertawa-tawa.
Siauw Yang merasa cukup memperlihatkan kepandaiannya dan kini ia merasa yakin bahwa tentu si muka hitam sudah percaya akan kelihaiannya dan sudah mau tunduk, maka tanpa banyak cakap, ia mengembalikan tongkat itu kepada pemiliknya.
Hek-bin-kai menerima kembali tongkatnya, akan tetapi di luar dugaan Siauw Yang, karena tiba-tiba Hek-bin-kai setelah menarik kembali tongkatnya, tiada terduga-duga melakukan serangan yang hebat sekali kepada Siauw Yang. Kali ini ia menyerang dengan gerak tipu yang disebut Lut kong poa-thian-te (Malaikat Geledek Menyambar Langit-Bumi) Tongkat merahnya menyambar gesit dari kanan dan kiri ke arah kepala Siauw Yang dan kemudian diteruskan dengan sambaran dari kiri ke kanan ke arah kedua kaki nona itu. Serangan ini, biarpun sambaran pertama dapat, dielakkan, belum tentu lawan akan dapat menghindarkan diri dari gambaran ke dua yangdatangnyatak terduga-duga Namun Siauw Yang adalah puteri terkasih dari Thian-te Klam-ong yang berkepandaian tinggi bahkan ibunya juga seorang ahli silat murid orang sakti, maka tentu saja ia tahu akan sifat serangan lawannya ini.
Ketika sambaran pertama tiba, ia sengaja rrengelak untuk memberi kesempatan kepada lawannya melanjutkan sambaran ka dua, yakni ke arah kakinya, akan tetapi ia mendahului tongkat itu dan sebelum tongkat bergerak menyambar kaki, ia telah mengangkat kakinya dan dengan gerakan luar biasa cepatnya, ia telah menginjak tongkat itu ke atas tanah! Hek-bin-kai amat terkejut dan sekuat tenaga ia membetot tongkatnya dengan maksud melepaskan senjatanya itu dari injakan Siauw Yang. Akan tetapi nona Itu telah mempergunakan tenaga Iwee-kang dan tongkat itu seakan akan berakar di tanah tak mungkin tercabut kembali.
Sebelum Hek-bin-kai dapat mengelak. Jari tangan nona Itu cepat sekali mengirim pukulan dengan ilmu liam hwat, Terkena totokan jalan darahnya bagian seng sin hiat, tiba tiba tubuh Hek bin kai menjadi kaku seperti patung batu la masih memegangi tongkatnya dengan kedua tangan dalam sikap membetot, sehingga dilihat oleh orang lain, ia seperti sebuah patung de batu wi yang lucu sekali. Mulutnya masih terbuka ketika tadi melepaskan napas saking lelahnya dan kini mulut itupun masib tetap terbuka.
Siauw Yang melompat mundur sambil tertawa "Nah, demikianlah hukuman seorang lancang mulut. Masih adakah di antara kalian yang mau kurang ajar dan masih ada pulakah niat kalian untuk membunuh siucai (pelajar) ini?"
Kini semua pengemis maklum bahwa mereka berhadapan dengan seorang gadis pendekar yang tinggi kepandaianpya, maka tak seorangpun berani bergerak Bahkan beberapa orang, pengemis tua yang juga memiliki kepandaian lumayan dan maklum bahwa Hek-bin-kai telah kena ditotok, segera melangkah maju dan seorang di antaranya berkata, "Mohon lihiap sudi memaafkan kami dan terutama sekali memaafkan kelancangan Hek-bin-kal, saudara kami itu. Harap lihiap suka membebaskannya dari keadaannya itu. Kelak kalau Sam lojin datang, kami akan membuat laporan selengkapnya dan tentu Sum lojin akan menghaturkanterima kasih kepada lihiap"
Melihat sikap para pengemis ini, Siau Yang tidak mau bersikap keras lagi. Akan tetapi ia masih mendongkol kalau teringat betapa berkait-kali Hek-bin-kai membandel, bahkan menyerangnya secara kasar dantiba-tiba.
"Aku juga bukan datang untuk mencari permusuhan dengan kalian, karenanya akupun tidak mau menumpahkan darah. Akan tetapi kawanmu si muka hitam ini benar-benar jahat dan kurung ajar. Terhadapku saja ia berani bersikap seperti tadi, apalagi terhadap orang orang yang lebih lemah Karenanya ia perlu diberi pelajaran." Sambil berkata demikian, cepat kedua tangan gadis itu bergerak ke arah tubuhHek bin-kai yang masih berdiri seperti patung. Jari tangan kirinya membebaskan totokan seng-sin-hiat tadi, akan tetapi jari tangan kanannya menyusul cepat, menotok ke arah jalan darah siauw-jauw-hiat. Dan akibatnya membuat semua pengemis terlongong longong karena tiba-tiba saja tubuh yang tinggi besar dari Hek-bin-kai itu dapat bergerak, akan tetapi gerakan pertama adalah menekan perut dan kemudian terdengar suaranya ketawa terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )
General FictionSeorang Pendekar yang bernama Bun Sam yang bertualang bersama Suhengnya (kakak seperguruan) Yap Bouw yang merupakan bekas jenderal yang sangat tangguh dalam tugasnya untuk membasmi Pasukan Mongol yang bernama Ang-bi-tin yang ganas dan tidak segan me...