5

5.4K 49 0
                                    

ORANG yang berdiri di dekat Mo bin Sin kun bertubuh langsing kecil dan pendek, melihat bentuk tubuhnya, ia menaksir bahwa, murid itu usianya tidak akan lebih dari dua tiga belas tahun. Seorang anak kecil, bagaimana ia mempunyai muka untuk melawan seorang anak kecil?

Dengan muka terasa panas pada malam sedingin itu, Bun Sam lalu melompat ke depan dua sosok bayangan itu, tetap diikuti oleh Yap Bouw yang juga merasa aneh.

Benar saja, yang berpakaian putih dan yang melayang turun tadi adalah Mo bin Sin kun yang berdiri sambil bertolak pinggang dan wajahnya tidak kelihatan saking hitamnya.

Di sebelah kanan berdiri seorang yang sekaligus membuat Bun Sam menjadi bengong. Orang yang dikiranya anak kecil tadi ternyata seorang gadis kecil yang bermuka bulat telur, bertubuh cilik ramping dan padat dan pada mukanya yang elok itu membayangkan keberanian besar yang kini, ditujukan kepadanya dengan sikap menantang!

"Eh, siapakah dia ini? Dan mengapa selalu berada di sampingmu seperti seorang pelindung?" tiba tiba Mo bin Sin kun bertanya dan karena Bun Sam kini telah berdiri dekat dan matanya sudah biasa dengan keadaan yang suram itu, ia dapat melihat betapa sepasang mata dari si muka iblis tangan sakti ini memperlihatkan sinar kasihan terhadap suhengnya!

Juga dalam mengajukan pertanyaan ini, suaranya terdengar halus dan tidak galak. Mendengar ucapan itu, si gadis cilik juga menengok dan memandang kepada muka Yap Bouw. Terdengar ia menahan jeritan kaget dan ngeri.

Bun Sam menoleh kepada gadis cilik itu dan ketika melihat betapa gadis itu seakan akan hendak menyembunyikan pandangan matanya dari muka suhengnya yang rusak dan cacat, ia berkata,

"Betapapun juga, kerusakan muka suhengku tidak seburuk muka gurumu!"

Bun Sam menunjukkan kata kata ini kepada gadis yang tampaknya jijik melihat muka suhengnya dan ia sudah mengkhawatirkan bahwa Mo bin Sin kun akan menjadi marah karena ucapan ini, akan tetapi aneh, Mo bin Sin kun tidak menjadi marah, bahkan menarik napas panjang dan berkata,

"Kasihan dia.... memang, tidak hanya dia yang buruk rupa di dunia ini, maka tak perlu dijadikan kekecewaan. Akan tetapi, siapakah dia dan mengapa dia tak pernah bicara ?"

"Dia adalah suhengku dan dia tak pernah bicara karena memang dia tidak bisa bicara."

"Ah....." Hampir berbareng terdengar seruan ini dari Mo bin Sin kun dan muridnya dan kembali, Bun Sam mengerutkan keningnya. Tak salah lagi Mo bin Sin kun ini tentu seorang wanita seperti muridnya itu pula!

"Belum pernah aku mendengar Kim Kong Taisu mempunyai seorang murid yang cacad dan gagu. Ada aku mendengar dia mempunyai murid seorang yang....... ah, tak perlu dia disebut sebut, dia sudah tewas sebagai seorang pahlawan bangsa."

Sambil berkata demikian Mo bin Sin kun menengok ke arah muridnya yang berdiri sambil menundukkan muka. Untuk sesaat keadaan sunyi dan semua orang diam saja, seakan akan mengenangkan sesuatu yang menyedihkan hati. Tentu saja dapat diduga betapa hancur hati Yap Bouw mendengar ucapan itu. Ia maklum bahwa yang dimaksudkan oleh Mo bin Sin kun tadi tentu dia sendiri!

"Sudahlah, sudahlah, di waktu terang bulan seperti ini tidak layak membicarakan hal hal yang telah lalu. Hai, bocah sombong, apakah benar benar kau berani menghadapi muridku ini ?"

Bun Sam mengerling kepada gadis cilik itu. "Sebenarnya aku merasa enggan dan malu harus melawan seorang anak perempuan yang masih begini kecil, paling banyak baru dua belas tahun dan......."

"Usiaku sudah empatbelas! Dan aku tidak takut kepadamu, buyung !" tiba tiba gadis cilik itu mendampratnya dan suaranya ternyata keras dan nyaring sekali.

Tadinya Bun Sam mengira bahwa gadis ini galak dan sombong, akan tetapi tidak demikian. Gadis itu bicara dengan sikap sungguh sungguh dan nampak tetap tenang saja, tidak memandang rendah, juga tidak takut. Menghadapi seorang gadis cilik yang dapat bersikap hati hati seperti ini, ia harus berlaku wapada pikirnya.

Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang