Belasan tahun lewat dengan cepatnya semenjak pernikahan itu dirayakan. Pada suatu hari yang amat meriah, karena itu adalah hari Tahun Baru.
Di mana- mana bergema ucapan -ucapan selamat!"Sin - chun , Kiong - hi (Salamet Han Raya Musim Semi) ! "
"Kiong- hi, kiong- hi, thiarn-hok-siu ( Selamat, Selamat, panjang usia banyak rezeki) ..! "
Di mana-mana terdengar ucapan ini , saling sambut, disertai wajah berseri, mata bercahaya, mulut terenyum. Suasananya gembira ria di setiap rumah penduduk kota Soa-couw. Bukan hanya kota ini saja, bahkan di seluruh daratan Tiongkok. Tidak , bahkan di seluruh daratan permukaan bumi. di dunia ini. di mana terdapat orang-orang Tionghoa yang merayakan hari raya Musim Semi atau lebih terkenal dengan hari raya Tahun Baru atau Sancia!
Segala apa nampak berseri dan serba baru. Karena segala apa serba baru inilah kiranya yang menyebabkan Pesta Musim Semi untuk menyambut datangnya musim semi setelah musim kering yang. panjang itu berlalu, berubah sebutannva menjadi Pesta Tahun Baru.
Segala apa serba baru dan bersih. Jalan-jalan sudah sejak kemarin dibersihkan orang secara bergotong-royong, selokan-selokan bersih. Rumah-rumah diberi warna baru, pintu-pintu dan jendela-jendela dicat, ditempeli kertas-kertas merah tanda bahagia. Huruf-huruf kertas guntingan yang melukiskau Soa-soa mereka yakni sebagian besar huruf REZEKI atau BAHAGIA memenuhi dinding dan pintu-pintu.
Ini semua ditambah dengan hiruk-pukuk yang luar biasa. Tidak ada kegembiraan tanpa suara ribut-ribut yang lain daripada biasa terdengar sehari-kari. Suara petasan-petesan berdar-der-dor gembira, suara tambur dan gembreng yang mengiringi liong dan barongsai saling bersaing dengan suara tcrompet dan tambur arak-arakan.
Ada banyak sekali anak-anak yang berlari-larian di luar rumah, dalam pakaian dan sepatu baru, tangan membawa kue atau kembang gula atau mainan, mengikuti arak-arakan barongsai dan bong. Suara ketawa para wanita cekikikan tertahan dari balik jendela loteng di mana mereka berkumpul menonton arak-arakan menjadi sasaran pandangan mata kurang ajar kagum dari anak- anak muda di bawah jendela.
Suara para engkong (nenek) yang mendongeng di dalam rumah, dikelilingi oleh belasan, bahkan ada yang puluhan orang cucu-cucurya, mendongerg tentang cerita rakyat yang berbubungan dengan tahun baru.
Pendeknya semua rumah nampak kegembiraan besar. Bahkan rumah tangga yang miskinpun tidak luput mcngalamt perobahan dihari-hari itu ikut-ikutan menjadi gembira ria. Betapa tidak ? Sungguhpun mereka tidak mampu membeli pakaian dan sepatu baru, tidak marnpu memperbaiki atau menghias rumah, narnun pada hari itu banyak sekali orangorang balk! Agaknya seinua orang berlomba untuk "oeraaik ban" d. hari-han pasta in.. Rumah orangorang miskin int kebanjiran hadiah, kebanjiran antaran-antaran berupa makanan - makanan enak vang biasanya dalam mimpi sekalipun tak mereka jumpai.
Terutama sekali, tentu saja, di rumah hartawan-hartawan dan bangsawan-bangsawan yang banyak uangnya, kegembiraan rnenjadi- jadi. Arak wangi dan mahal berlimpah-limpah, daging takkan habis termakan, disertai senda gurau mereka.
Di rumah keluarga Thio yang besar sekali itu tidak ketinggalan. Bahkan lebih meriah daripada rumah-rumah lain karena bagi keluarga Thio membuang uang bagaikan membuang pasir di hari baik itu, bukan apa apa. Seluruh rumah terhias indah. Dan pintu pekarangan depan yang terhias dengan kertas berwarna dan sutera, sampai ke taman belakang yang dihias kertas-kertas berwarna pula, menunjukkan betapa royalnya keluarga ini membuang uang.
Teng-teng besar dari kertas bergambar indah dan berharga mahal tergantung di segala ruangan. petasan-petasan dari pagi sampai malam, sampai pagi lagi.
Semua penghuni rumah gembira dan merasa bahagsa. Semua?? Sayang tidak demikian adanva. Banyak sekali orang-orang yang bergembira ria ini, bahkan di balik wajah-wajah gembira itu banyak sekali terbayang kesedihan dan kedukaan yang untuk sementara waktu, agaknya untuk menghormati hari raya, ditunda dan coba dilupakan dengan senyum dan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )
General FictionSeorang Pendekar yang bernama Bun Sam yang bertualang bersama Suhengnya (kakak seperguruan) Yap Bouw yang merupakan bekas jenderal yang sangat tangguh dalam tugasnya untuk membasmi Pasukan Mongol yang bernama Ang-bi-tin yang ganas dan tidak segan me...