MELIHAT betapa sebatang toya hitam yang berat sekali menyambar ke arah pinggangnya sedangkan seuntai tasbeh putih menyambar ke arah kepalanya, Tek Hong cepat menggerakkan pedang diputar sedemikian rupa sehingga sekaligus ia dapat menangkis dua serangan yang menuju ke pinggang dan kepala ini.
Kemudian ia cepat melompat ke kanan untuk menjauhi dua orang penyerangnya sambil berkata,
"Eh, eh, ji wi suhu ini benar benar aneh. Aku datang hanya untuk mencegah pertempuran yang berat sebelah dilanjutkan. Tidak kusangka sama sekali, bahkan sam wi memusuhiku dan menyerang hebat. Aku datang bukan bermaksud buruk," biasanya Tek Hong tidak bisa bicara panjang, sekarang ia bicara hanya karena ia merasa amat penasaran melihat sikap tiga orang hwesio yang ia lihat berkepandaian tinggi itu.
Adapun Siang Cu yang kini sudah ditinggalkan oleh dua orang pengeroyoknya, mendapat kesempatan untuk memandang dan melihat pemuda itu dengan baik baik. Ia melihat seorang pemuda yang berwajah tampan dan gagah sekali, dengan sepasang alis seperti dan sepasang mata tajam berpengaruh. Tak terasa lagi ia menjadi tertarik, apa lagi setelah ia mengetahui bahwa pemuda itu telah mengalahkan Thian Beng Hwesio dalam waktu begitu cepat.
Kemudian ia mendengar bahwa kedatangan pemuda ini hanya untuk menolong dia yang tadi dikeroyok, maka merahlahwajah Siang Cu. Ia melompat maju dan menggerak gerakkan pedangnya sambil berkata keras dan sinar matanya ditujukan ke arah Tek Hong dengan tajam,
"Eh, orang lancang! Apa kaukira aku takut menghadapi dua lutung tua ini? Bukan kau seorang saja yang memiliki kepandaian." Setelah melontarkan kata kata keras kepada Tek Hong, Siang Cu lalu menghadapi Thian Seng Hwesio dan Thian Lok Hwesio sambil berkata,
"Kalian ini orang orang tua yang mau memperlihatkan kepandaian mengeroyokku, apakah kalian masih hendak melanjutkan pertempuran? Kalau demikian, majulah, biar kita bertempur lagi sampai seribu jurus!" Kata kata ini ditutup dengan pedang digerakkan cepat di depan dada, merupakan sinar kehijauan yang menyilaukan mata.
"Iblis wanita, kalau tidak dapat mengalahkan kau, pinceng bertiga tidak mau disebut lagi Go bi Sam thaisu!" bentak Thian Lok Hwesio sambil menggerakkan tasbehnya menyerang Siang Cu. Juga Thian Seng Hwesio menggerakkan Ouwtiat pang di tangannya, menghantam kepala gadis itu sekuat tenaga.
Kembali terjadi pertempuran hebat. Melihat dua orang saudaranya sudah maju kembali mengeroyok Siang Cu, Thian Beng Hwesio yang senjatanya sudah ia patahkan tadi ketika ia dikalahkan oleh Tek Hong, menjadi tidak enak kalau tidak membantu, ia merasa kalah dan malu terhadap Tek Hong, akan tetapi terhadap Siang Cu ia belum kalah dan cepat ia lalu mengeluarkan senjata senjata rahasianya berupa touw kut cui (bor penembus tulang).
Senjata rahasia ini bentuknya seperti piauw, akan tetapi ujungnya merupakan bor dan kalau dilepas, jalannya memutar sehingga jangankan tulang manusia, bahkan besipun dapat ditembusnya.
"Rebahlah kau!" bentaknya dan sebatang touw kut cui menyambar ke arah dada Siang Cu.
Gadis ini terkejut sekali. Menghadapi keroyokan tiga orang tadi, ia masih dapat mempertahan kan diri. Akan tetapi setelah Thian Beng Hwesio mempergunakan senjata rahasia, bahayanya menjadi lebih besar karena ia tidak dapat menghadapi lawan ke tiga mi secara langsung,
"Tua bangka curang!" serunya sambil mengelak cepat, akan tetapi gerakan mi mendatangkan kesempatan bagi Thian Seng Hwesio dan Thian Lok Hwesio yang cepat mendesak dengan senjata senjata mereka yang lihai. Kini kedua orang hwesio mi sengaja mengeroyok dan kiri kanan agar memberi kesempatan bagi Thian Beng Hwesio untuk mempergunakan senjata rahasianya.
Berkali kali Thian Beng Hwesio melepaskan am gi (senjata gelap) sedangkan kedua orang bwesio lain menyerang dengan desakan hebat dan kin kanan. Kembali Siang Cu terdesak hebat dan biarpun gadis mi memutar pedangnya sambil memaki maki tiga orang kakek itu, tetap saja ia berada dalam kedudukan amat berbahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Sinar Emas ( Kim Kong Kiam )
Aktuelle LiteraturSeorang Pendekar yang bernama Bun Sam yang bertualang bersama Suhengnya (kakak seperguruan) Yap Bouw yang merupakan bekas jenderal yang sangat tangguh dalam tugasnya untuk membasmi Pasukan Mongol yang bernama Ang-bi-tin yang ganas dan tidak segan me...