Tujuh

4.2K 265 5
                                    

***

Alcan terus tertawa ketika berbincang-bincang dengan keluarga pak Joko. Keluarga ini sangat ramah, dan Alcan nyaman berada di tengah-tengah keluarga ini.

Pak Joko dan istrinya tidak mempunyai anak, mungkin Tuhan belum berkehendak. Tapi, satu hal yang membuat Alcan senang berada di keluarga ini, mereka memberikan perhatian dan kasih sayang kepada Alcan, yang tidak pernah Alcan rasakan selama ini.

Bobby yang duduk di sebelah Alcan, juga ikut tertawa ketika mereka membicarakan hal yang lucu.

***

"Huufftt ... capek ya ternyata," ucap Bobby, mengelap keringat yang ada di sekitar wajahnya dengan handuk kecil. Alcan mengangguk setuju.

Alcan dan Bobby baru saja kembali dari sawah, mereka baru saja selesai membantu pak Joko di sawah. "Gue salut sama petani-petani, kuat banget kerja di sawah dari pagi sampe sore," ucap Bobby lagi setelah meminum es teh manis yang disajikan oleh bu Mimin-- istrinya pak Joko.

"Tapi seru," ucap Alcan, lalu  meminum juga es teh manis yang terasa segar itu.

"Iya juga, sih." Giliran Bobby yang mengangguk setuju. Bobby menyipitkan matanya saat melihat seseorang berjalan menghampiri dirinya dan Alcan. Bobby menyenggol lengan Alcan, dan menunjuk ke arah depan menggunakan kepalanya, memberitahukan bahwa ada seseorang yang menghampiri mereka.

"Hai, Al!" sapa seorang gadis dengan kaos polos berwarna putih, serta celana jeans selututnya. Alcan mendongak dan mendapati Ester dengan senyum manisnya.

Bobby berdehem, lalu berkata, "Karena yang disapa cuma Alcan, jadi gue masuk deh, ya." Bobby pun bangkit berdiri, menepuk pelan bahu Alcan, sebelum dirinya masuk ke rumah. Bobby ingin memberikan privasi untuk Alcan dan Ester.

"Gue boleh duduk di situ?" tanya Ester menunjuk ruang kosong pada bangku panjang yang tadi diduduki Bobby . Alcan menganggukkan kepalanya, tanda ia setuju.

Ester mengembangkan senyumnya, lalu segera duduk di sebelah Alcan. "Lo habis ngapain sampe keringetan gitu?" tanya Ester lagi.

"Sawah," jawab Alcan seperti biasa, cowok itu menjawabnya dengan singkat, tanpa mau repot-repot menjelaskan. Ester mencoba menerima sifat Alcan yang hobi berbicara singkat.

"Ohh ... habis bantuin orang tua angkat lo, ya?"

Alcan hanya mengangguk mendengar pertanyaan Ester lagi.

Orang tua yang dimaksud Ester tadi adalah pak Joko, yang sementara ini menjadi orang tua angkat bagi Alcan dan Bobby. Selama tinggal di desa ini siswa-siswi SMA Garuda Nusantara mempunyai orang tua angkat masing-masing.

Merasa kacamatanya kotor, Alcan melepaskannya. Saat Alcan akan mengelap kacamatanya menggunakan kaos yang ia kenakan, Ester mencegahnya.

"Gue lapin," ucap Ester setelah mengambil alih kacamata milik Alcan, lalu mengelapnya menggunakan tisu yang selalu Ester bawa di dalam kantung celananya.

"Jangan lap kacamata pake baju lo! Lo tau kan, baju lo kotor, nanti bukannya bersih malah tambah burem kacanya," ucap Ester sambil terus membersihkan kacamata Alcan.

Alcan dibuat takjub, dengan perhatian yang diberikan Ester. Cowok itu terus memerhatikan Ester dari samping yang masih serius dengan kacamata miliknya. Ester tampak manis di matanya, dengan rambut yang diikat menyamping, menambah kesan manis dan imut pada diri Ester. 

Alcan melihat Ester tersenyum, setelah selesai membersihkan kacamatanya. "Udah selesai!" Ester menengok ke arah Alcan. Saat itu juga pandangan mereka bertemu.

Alcander (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang