Tujuhbelas

3.8K 225 3
                                    

***

Ester tengah asyik memilih-milih novel keluaran terbaru. Sesekali Ester membaca deskripsi dari novel-novel tersebut. Ester sangat suka membaca novel, apalagi yang bergenre fiksi remaja, yang ceritanya sebagian besar bikin baper.

Terkadang Ester berharap di dunia nyatanya Ester bisa bertemu dengan laki-laki seperti yang ada di novel-novel fiksi. Ester selalu berpikir, sepertinya menyenangkan jika mempunyai pacar seperti di novel. Tapi kenyataannya di dunia nyata, Ester bertemu dengan cowok brengsek yang pergi begitu saja tanpa mau bertanggung jawab atas perasaanya.

Setelah yakin untuk membeli novel yang tadi sudah sedikit dibacanya, Ester berniat untuk langsung membawanya ke kasir untuk dibayar. Tapi, saat Ester berbalik, tak sengaja Ester bertubrukan dengan seseorang.

"Aduh ...!" Ester mengaduh saat dahinya terantuk bahu seseorang itu yang pastinya lebih tinggi darinya. Yang menyebabkan dahi Ester terantuk bahu orang itu.

"Maaf ... lo gak apa-apa?"

Masih sambil meringis Ester mendongakkan kepalanya, dan langsung membelalakan matanya, mengetahui siapa yang ditabraknya.

"Alcan?"

"Ester?"

Ester berdehem untuk menetralkan kegugupannya. Entah kenapa setiap berdekatan dengan cowok di hadapannya ini selalu membuat Ester gugup. Ester juga tidak tahu ini perasaan apa.

"Maaf, Al, gue gak sengaja nabrak lo."

"Gak apa-apa. Jidat lo gak apa-apa?"

"Sedikit sakit sih, soalnya bahu lo keras banget dah."

Alcan tersenyum tipis melihat Ester yang menggerutu sambil memegangi dahinya yang sedikit masih sakit.

"Eh lo lagi cari buku di sini?"

"Ya."

"Buku apa?"

Alcan mengangkat beberapa buku yang telah dibelinya. Itu adalah buku komik, terlihat dari covernya yang berisi banyak gambar. Dan beberapa buku pelajaran.

Ester menganggukkan kepalanya,  lalu melirik jam tangan putih yamg berada di pergelangan tangannya. Ternyata hari sudah siang dan waktunya untuk makan siang. Ester berniat untuk mengajak Alcan makan siang bersama.

"Al, udah siang nih. Kita makan siang bareng, mau?"

Sebenarnya Ester ragu, apakah Alcan mau makan siang bersama dengannya atau tidak. Tapi, sedetik kemudian senyum Ester mengembang saat Alcan mengangguk. Pertanda bahwa cowok itu setuju untuk pergi makan siang bersama.

Alcan dan Ester keluar dari toko buku itu, yang pastinya setelah membayar buku yang mereka beli. Setelah itu mereka jalan beriringan menuju foodcourt yang ada di mall ini untuk makan siang bersama.

***

"Aku memutuskan untuk resign aja dari kantor, Mas."

Andra langsung mendogak ketika mendengar suara sang istri yang tiba-tiba berkata ingin keluar dari pekerjaannya. Andra menatap Indah dengan bingung.

"Kenapa? Kenapa kamu mau keluar? Bukannya dulu kamu ngotot gak mau keluar dari kantor kamu? Tapi sekarang, kamu malah mau keluar."

Indah terdiam sebentar untuk memikirkan jawaban apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan Andra yang beruntun seperti tadi.

"Aku pengen fokus ngurus anak-anak aja, Mas. Aku juga pengen coba buka toko kue aja. Boleh kan, Mas?"

"Terserah," jawab Andra dengan singkat. Indah tersenyum mendengar jawaban Andra, meskipun jawabannya singkat, tapi Indah tahu, Andra pasti sudah setuju.

Alcander (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang