***
Alcan segera memakai jaketnya, setelah ia mempersiapkan barang-barang yang akan dibawanya.
Hari ini Alcan memutuskan untuk ikut berlibur ke Bandung bersama keluarganya. Alcan tidak mau di cap sebagai anak durhaka jika dia tidak mau ikut. Bisa-bisa keluarganya tambah membencinya karena Alcan yang membantah tidak mau ikut.
"Alcan, Alvan! Cepetan kalian turun! Kita mau berangkat."
Mendengar suara sang mama yang berteriak. Segera Alcan langsung meraih tas ransel yang biasa dipakainya saat sekolah. Lalu segera keluar dari kamarnya.
"Abang kamu mana?" tanya Andra sesaat setelah Alcan baru saja keluar dari rumahnya. Alcan hanya menggeleng untuk menjawab peryanyaan Andra.
"I'M HERE, DAAADD!!"
Suara teriakan Alvan terdengar sampai luar. Setelah itu muncullah Alvan dengan barang bawaannya yang cukup banyak.
"Alvan, ngapain kamu bawa barang banyak begitu?" tanya Andra mendelik kesal ke arah anak pertamanya itu.
Alvan memamerkan gigi putihnya lalu menjawab, " Ini, kan keperluan Alvan selama sehari di Bandung, Pa."
Andra menggeleng-gelengkan kepalanya. Anak pertamanya itu memang sangat ribet jika ingin berpergian. Padahal mereka hanya pergi satu hari saja.
"Kita pergi cuma sehari, Alvan. Tapi, bawaan kamu banyak banget," ucap Indah yang baru sama memasukkan barang-barang ke bagasi mobil.
"Ya sudahlah, kita berangkat sekarang aja."
***
Ester berdecak kesal karena di hari libur ini dirinya tidak melakukan aktivitas apa-apa. Rencana dengan kedua sahabatnya ditambah dengan Bobby, Reno, dan Deni gagal. Entah apa yang membuat rencana mereka gagal.
Ester segera meraih ponselnya yang tak jauh dari jangkauannya. Memeriksa ponselnya, siapa tahu ada notifikasi yang penting. Sayangnya tidak ada notifikasi apapun.
Ester kembali meletakkan ponselnya, lalu merebahkan dirinya di kasur. Menatap langit-langit kamar yang tertempel stiker berbentuk benda-benda langit. Jika gelap stiker itu akan menyala. Ya, semacam stiker glow in the dark.
"Apa semua jomblo ngerasain kesepian kayak gue ya? Apalagi ini kan hari sabtu. Malam minggu," ujar Ester meratapi nasibnya sebagai jomblo. Sakit banget sih kalau dikatakan jomblo. Tapi, memang begitu kenyataannya.
Baru saja Ester akan menutup mata. Suara ponselnya yang bergetar mengagalkan niat Ester untuk tidur kembali.
Mata Ester membesar saat melihat siapa yang mengirimkan pesan di saat Ester sedang uring-uringan karena bosan. Di layar ponselnya tertera nama yang tidak pernah Ester duga. Karena baru kali ini orang itu mengirimi Ester pesan duluan. The first time.
Alcan A: hai
Pesan singkat, tapi mampu membuat hati Ester berbunga-bunga, dan jantungnya yang tiba-tiba berdetak cepat.
Ester mencubit pipi, tangan, dan kakinya secara bergantian. Takutnya ini hanya mimpi. Tapi, sayangnya itu bukan mimpi, itu kenyataan bahwa Alcan mengirimkan pesan padanya.
"Aduh! Sakit, berarti gue nggak mimpi. Ya Tuhan, mimpi apa gue samalem ya, kok bisa Alcan nge chat gue duluan."
Tanpa banyak berpikir lagi, Ester segera membalas pesan Alcan. Karena Ester tidak mau membuat Alcan menunggu. Ester tahu menunggu itu sakit. Apalagi menunggu yang tidak pasti.
Ester Jovita: hai juga, Al
Di seberang sana Alcan langsung melirik ponselnya yang bergetar, menandakan bahwa ada pesan masuk. Ternyata benar ada pesan masuk. Pesan itu kiriman dari Ester beberapa detik yang lalu.
Memang tadi Alcan yang mengirimkan pesan duluan kepada Ester karena Alcan merasakan kebosanan saat ini. Padahal di mobil sangat ribut dengan celotehan Alvan. Tapi, tetap saja Alcan hanya diam.
Perjalanan Jakarta-Bandung ternyata lumayan memakan waktu yang cukup lama, apalagi jika macet.
Namun, yang membuat Alcan bingung sekarang. Apa yang harus Alcan balas untuk membalas pesan Ester?
"Ester ... Jovita. Hai juga Al. Cieeee pacar baru lo ya, Can?!"
Alcan tersentak kaget karena tiba-tiba Alvan berteriak di dekat telinganya. Bukan hanya Alcan yang kaget, Indah dan Andra yang berada di bangku depan juga kaget mendengar teriakkan Alvan.
"Alvan! Kamu ini, bikin Mama jantungan aja," protes Indah memasang raut wajah garang. Begitu juga dengan Andra.
Yang ditatap garang oleh kedua orang tuanya dan juga Alcan, hanya cengengesan menampilkan jajaran gigi putihnya yang rapi. "He-he-he ... maaf deh."
Alcan mendelik ke arah Alvan. Setelah itu kembali fokus dengan ponselnya untuk membalas pesan Ester.
***
Ester lagi-lagi berdecak kesal. Masalahnya Alcan belum membalas pesannya. Padahal sudah dibaca oleh cowok itu.
Baru saja Ester mau merutuki Alcan, suara ponselnya terdengar lagi.
Alcan A: lagi apa?
Ester Jovita: lagi napas
Ester Jovita: wkwk :v kalau lo?Alcan A: lagi buka mata
Entah kenapa Ester tiba-tiba tertawa membaca pesan Alcan yang sebenarnya tidak ada unsur lucunya sama sekali.
Ester Jovita: haha. Kocak lo
Alcan A: apanya yang kocak?
Ester Jovita: muka lu kocak
Alcan A: kok muka gue?
Alcan A: gue kan lagi nggak ada di deket lo
Alcan A: ciee kepkiran gue ya'Anjir kenapa Alcan jadi narsis gini?'
Meskipun mengumpat Alcan dalam hati, Ester tetap merasa pipinya memanas. Untungnya di sini Ester hanya sendiri, jika ada orang lain mungkin Ester sudah malu.
Ester Jovita: apaan sih lo. Receh
Begitulah terus Alcan dan Ester bertukar pesan. Percakapan mereka berakhir karena Alcan yang memintanya. Katanya Alcan ngantuk dan ingin istirahat. Ester menyetujuinya, karena Ester tahu kalau Alcan lagi di perjalanan bersama keluarganya. Ester tidak mau Alcan kelelahan nantinya.
Ester baru sadar ternyata jika diajak chatingan lama-lama, Alcan termasuk orang yang humoris. Ester jadi membayangkan jika Alcan bisa bersikap humoris di depannya. Maksudnya bukan di chat saja, tapi di kehidupan nyata. Mungkin Ester akan cepat jatuh hati pada Alcan.
Hari semakin siang, Ester segera berjalan menuju kamar mandi. Kalau hari libur begini Ester sangat malas mandi pagi, jangankan mandi pagi, bangun pagi saja malas. Paling pagi Ester bangun di hari libur itu jam delapan. Itu sudah paling pagi. Kalau mamanya tahu habislah Ester bisa diberikan siraman rohani sehari semalam.
"Untung Mama nggak ada di rumah. He-he ..." ujar Ester lalu segera mandi.
Bersambung....
![](https://img.wattpad.com/cover/95300761-288-k437630.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alcander (End)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Alcander, seorang remaja laki-laki yang sempat berpenampilan culun, membuat hampir semua teman satu sekolahnya mencibir dirinya, tapi Alcander tidak pernah mempedulikan itu. Alcander, seorang remaja laki-laki yang selal...