Tiga Puluh Satu

3.3K 151 5
                                    

***

Alcan berjalan dengan santainya di koridor sekolah. Menghiraukan tatapan-tatapan para siswi yang melihatnya dengan kagum.

Dulu, para siswi itu menatapnya dengan pandangan mencemooh dan jijik akibat penampilan Alcan yang terbilang cupu. Tapi, sekarang mereka menatap Alcan dengan beda. Tatapan mereka sekarang seperti sedang memuja ketampanan wajah Alcan.

"Nyesel gue dulu pernah nggak suka sama Alcan."

"Iya, sekarang Alcan jadi beda, ganteng banget ternyata."

Tak sengaja pendengarannya mendengar percakapan para siswi tersebut. Tapi, Alcan tetap diam tidak peduli.

Dari arah yang berbeda dengan Alcan, seorang siswi berjalan sambil menundukkan kepalanya. Alcan memperhatikan cewek itu.

"Ester," gumamnya dengan suara pelan.

Jujur saja, sebenarnya Alcan masih bingung dengan sikap Ester yang tiba-tiba berubah jadi pendiam belakangan ini.

Ester berjalan ke arah Alcan masih dengan menundukkan kepalanya. Sementara Alcan sengaja diam, berdiri di tempatnya.

'Brruukk ....'

Dengan sigap Alcan menahan pinggang Ester agar tidak jatuh ke lantai. Ya, Alcan sengaja berdiri di sana supaya Ester menabraknya dan supaya Ester menyadari jika di situ ada Alcan. Modus.

Alcan dan Ester saling pandang, jarak tubuh mereka tidak kurang dari satu jengkal. Siswa-siswi yang ada di koridor memerhatikan mereka. Sebagian para siswi menahan pekikannya.

Ester membulatkan matanya saat menatap wajah Alcan yang begitu dekat dengan wajahnya.

Alcan semakin mengikis jarak wajahnya dengan Ester. Cowok itu semakin terus mendekat, sementara Ester semakin memundurkan kepalanya. Hanya kepalanya saja, karena kakinya tiba-tiba seperti suah digerakkan.

"Jalan itu, liat ke depan," bisik Alcan tepat di telinga kanan Ester.

Sementara Ester merasakan bulu kuduknya meremang saat Alcan berbisik sangat dekat dengan telinganya.

"Ekhmm ... ciee pagi-pagi udah main peluk-pelukan aja."

Mendengar suara seseorang yang sangat dikenalnya, Ester langsung mendorong tubuh Alcan sedikit menjauh dari tubuhnya.

Clara dan Veron yang tadi sempat melihat kedekatan antara Alcan dan Ester, terkikik geli saat melihat wajah Ester yang memerah.

"Enak nggak tuh di peluk cogan pagi-pagi?" goda Clara sambil mengerling jahil menatap Ester.

Ester semakin salah tingkah. "Ap-apaan sih lo, Clar. Gue ke ke-kelas duluan," ucap Ester yang langsung melangkah pergi tanpa mau menatap Alcan. Ester masih malu untuk menatap Alcan.

"Dasar malu-malu doggy," ucap Veron masih terkekeh melihat Ester yang sudah jalan menjauh menuju kelas mereka.

"Ya udah, Can. Gue sama Veron ke kelas dulu, ya," pamit Clara kepada Alcan yang hanya dibalas anggukan oleh cowok bermata abu-abu itu.

Setelah itu Alcan juga kembali melanjutkan langkahnya menuju kelasnya sendiri.

***

"Hebat lo ya, Can. Pagi-pagi udah bikin gosip aja," ucap Bobby yang tiba-tiba muncul di hadapan Alcan.

Alcan yang sedang membaca buku pelajaran hari ini tetap fokus pada bukunya, Ia tidak memedulikan Bobby yang berbicara sendiri.

Alcander (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang