Enambelas

4.1K 211 2
                                    

***

Setelah bertemu dengan Alcan tadi pagi, Ester tidak lagi bertemu Alcan saat jam istirahat pertama maupun jam istirahat kedua. Biasanya Ester selalu melihat Alcan di kantin saat jam istirahat, tapi hari ini tidak.

Hal itu semakin membuat Ester gusar. Masalahnya Ester takut terjadi apa-apa dengan Alcan, melihat tadi pagi sepertinya mood Alcan sedang tidak baik, dan terlihat raut wajah Alcan yang sedih.

"Woy!  Bengong aja lo."

Ester terlonjak kaget mendengar suara mejanya digebrak. Setelah Ester tahu siapa orang yang menggebrak mejanya, Ester menatapnya tajam.

Veron hanya cengengesan ketika Ester menatapnya dengan tajam. "Sori ... lagian, lo lagi mikirin apaan sih? Sampai bengong begitu."

Ester mendengkus. Haruskah Ester menceritakan kenapa dirinya melamun terus dari tadi? Tapi jika Ester menceritakan kepada Veron, pasti cewek itu akan mengejeknya.

"Gak usah di kasih tau. Gue udah tau kok kenapa lo bengong terus," ucap Veron dengan nada sok tahunya. Ini nih, salah satu sifat Veron yang Ester tidak suka. Sifat sok tahunya itu yang kadang bikin kesal.

Namun sayangnya kali ini, ternyata sifat sok tahu Veron benar. "Lo mikirin Alcan, 'kan?"

Ester tidak menjawab, hanya memasang wajah datar. Geli juga melihat ekspresi Veron saat ini. Cewek itu menatap Ester dengan tatapan menggoda, dengan kedua alis yang di naik-turunkan serta senyumnya yang bikin Ester mau muntah.

"Pliiss deh ... jangan sok tau lagi," ujar Ester memutar bola matanya malas. Padahal dalam hati Ester membenarkan dugaan Veron, karena memang benar Ester sedang memikirkan Alcan. Lagian entah kenapa sejak dia dan Alcan menjadi dekat, Ester jadi sering kepikiran cowok itu terus. Ester selalu saja khawatir dengan Alcan jika Alcan kembali menjadi cowok pendiam dengan raut wajah sedih seperti tadi pagi. Ester tahu jika Alcan tiba-tiba menjadi diam lagi, pasti ada seusatu dengan cowok itu.

Kali ini Veron yang mendengkus kesal. Pasti setiap berhubungan dengan cowok Ester selalu mengelak. "Gak usah bohong deh lo. Gue tau kok lo lagi mikirin Alcan."

"Gue bilang jangan sok tau. Lagian ngapain gue mikirin Alcan, mendingan gue mik ...."

"Mikirin cowok brengsek itu? Iya?"

Clara datang dengan tiba-tiba dan langsung memotong perkataan Ester. Sepertinya Clara baru saja dari kantin, terlihat dia membawa sebotol minuman di tangannya.

Clara berjalan mendekati Ester dan Veron, lalu duduk di bangku yang ada di depan bangku Ester. "Cowok kayak dia gak pantes lo pikirin terus! Udah deh gak usah lo berharap lagi sama cowok bajingan itu."

Perkataan Clara benar, tidak seharusnya Ester memikirkan dan selalu mengharapkan apa yang tidak seharusnya dipikirkan dan diharapkan.

"Lo bener, Clar. Tapi gue gak bisa ...."

Clara berdecak kesal. Selalu saja seperti ini jika Ester mengingat tentang 'cowok bajingan' yang Clara ucapkan tadi. Sementara Veron mengusap bahu Ester, berniat untuk menenangkan cewek itu, melihat raut wajah Ester yang berubah menjadi sedih.

"Udah gak usah dibahas. Kita pulang yuk!" seru Veron mencairkan suasana yang tadi terasa sangat canggung. Clara dan Ester mengangguk setuju untuk segera pulang, mengingat bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

***

Seharian ini Alcan benar-benar tidak masuk kelas, alias bolos. Dari tadi pagi sampai bel pulang berbunyi Alcan tetap berdiam diri di atap sekolah. Sekarang Alcan masa bodo dengan statusnya yang di cap sebagai murid teladan. Pikirannya sedang kacau. Bahkan saat istirahat pun Alcan tidak ke kantin dan tidak makan.

Alcander (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang