***
Makan malam hari ini seperti malam-malam sebelemunya, selalu sepi. Hanya dentingan antara sendok dan piring yang saling beradu.
Dulu, makan malam bersama keluarga seperti ini yang selalu Alcan harapkan. Berkomunikasi dengan baik bersama orang tua, menceritakan bagaimana aktifitas yang Alcan jalani di hari itu, tertawa bersama jika ada hal-hal yang konyol, dan masih banyak lagi.
Keinginan Alcan memang sudah terwujud, yaitu makan malam bersama kedua orang tuanya dan tentunya bersama Alvan. Tapi, keadaanya yang tidak diinginkan Alcan. Keadaannya sangat hening. Setelah makan mereka akan melakukan aktifitas mereka masing-masing. Sama sekali tidak ada pembicaraan.
Alcan baru saja menyelesaikan makannya, dan hendak berdiri untuk pergi ke kamarnya. Setelah suara Andra yang menyuruhnya kembali duduk, Alcan pun menuruti perintah papanya itu.
Andra terdiam sejenak sebelum berbicara, "Alcan, Papa minta maaf karena Papa udah ber ...."
"Alcan udah maafin," ucap Alcan memotong perkataan Andra. Merasa tidak ada yang mau dibicarakan lagi, Alcan kembali bangkit berdiri untuk segera pergi ke kamarnya. Andra bisa bernapas lega karena anak bungsunya itu mau memaafkannya.
"Sebentar Alcan, Papa mau kasih tau sesuatu," ucap Andra yang langsung memberhentikan pergerakan Alcan yang ingin beranjak dari bangku meja makan.
"Hari Sabtu besok kita pergi ke villa," ujar Andra setelah mengelap mulutnya menggunakan tisu untuk menghilangkan sisa air yang menempel di daerah mulutnya setelah minum tadi.
Alvan yang mendengar itu langsung berbinar, senyumnya juga mengembang. "Wah! Asik dong, udah lama Alvan gak ke villa."
"Apa ada perkumpulan keluarga besar lagi, Pa?" tanya Indah dengan antusias juga. Jika sedang ada anak-anaknya, Indah akan memanggil Andra dengan sebutan 'papa'. Tapi jika sedang berdua Indah akan memanggilnya 'mas'. Oke, itu hanya informasi saja.
Andra mengangguk. "Ya, lagian sudah lama juga, 'kan, kita tidak berkumpul bersama keluarga besar kita."
Semua yang ada di meja makan itu terlihat sangat senang bahwa hari Sabtu besok mereka akan berkumpul bersama keluarga besar. Berbeda dengan Alcan yang tidak merasa senang sama sekali.
Alcan jadi ingat, saat terakhir kali dirinya ikut ke villa dan berkumpul bersama keluarga besarnya. Alcan seperti tidak dianggap, jadi Alcan berniat untuk tidak akan ikut.
"Alcan nggak ikut."
Perkataan Alcan barusan membuat ketiga orang yang ada di satu meja makan yang sama, menatapnya dengan alis yang sama-sama mengerut.
"Loh kenapa? Bukannya hari Sabtu sekolah libur?"
Untuk sesaat Alcan terdiam menatap Andra dengan tatapan yang Andra sendiri sulit mengartikannya. Masalahnya, barusan Andra bertanya kepada Alcan untuk pertama kalinya dengan nada yang lembut. Tidak ada nada dingin seperti biasanya.
"Woy, Can! Malah bengong lo," ucap Alvan yang duduk di sebelah Alcan. Sedikit menepuk bahu Alcan agar cowok itu sadar dari lamunannya.
Alcan berdehem, lalu menundukkan kepalanya. "Iya, sekolah libur."
"Ya udah, kalau gitu kamu harus ikut, dong!" seru Andra masih dengan nada suaranya yang lembut. Sepertinya Andra sangat menginginkan sekali agar Alcan ikut untuk berkumpul bersama keluarga besarnya.
"Alcan pikirin lagi," jawab Alcan lalu bangkit dari duduknya. "Alcan ke kamar duluan," lanjutnya setelah itu Alcan benar-benar pergi meninggalkan meja makan.
"Kenapa kayaknya Alcan gak mau banget ikut ke villa, Ma, Pa?" tanya Alvan menatap kedua orang tuanya bergantian.
Andra berdehem sebentar, sebelum menjawab dan menjelaskan kepada Alvan. "Dulu, waktu kamu dibawa pindah keluar negeri sama Om dan Tante kamu. Kita sempet ngadain pertemuan keluarga besar, dan di sana Alcan seperti tidak dianggap. Banyak saudara kita yang mengucilkannya, termasuk ... Papa."
![](https://img.wattpad.com/cover/95300761-288-k437630.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alcander (End)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Alcander, seorang remaja laki-laki yang sempat berpenampilan culun, membuat hampir semua teman satu sekolahnya mencibir dirinya, tapi Alcander tidak pernah mempedulikan itu. Alcander, seorang remaja laki-laki yang selal...