SATU

9.3K 683 831
                                    

"Milan udah mandi belum kamu?" Raya--Mama Milan berteriak dari bawah.

"Udah Ma."

"Sini cepetan turun, kita sarapan dulu," titah Raya.

Tidak ada balasan dari Milan, karena cowok itu segera turun dari tangga untuk sarapan dengan mamanya. Milan jarang bertemu dengan mama ataupun papanya, jadi Milan harus bisa memanfaatkan waktu jika Mama atau papanya lagi ada di rumah.

"Kamu mau sarapan apa sayang?" tanya Raya dengan lembut.

"Hmm roti aja ma, pake selai coklat ya ma?"

"Ini, makan yang banyak." sambil memberikan sepotong roti dengan selai coklat.

"Mama kapan mau berangkat?" tanya Milan sambil memakan roti coklatnya yg sudah habis seperempat itu.

"Nanti siang sayang."

"Cepet banget sih ma, baru juga dua hari di rumah eh udah pergi lagi."

"Yah mau gimana lagi Milan, mama kan kerja."

"Akunya sendiri terus ma, kan Milannya syedihh," dengan muka yang dimelas-melaskan agar mamanya iba kepadanya.

"Mukanya jadi jelek ihh," goda Raya sambil mencubit hidung Milan.

"Aku tu ganteng ma, liat banyak yang suka sama aku," jawab Milan dengan sok pede.

"Ganteng kok jomblo sihh," Raya tertawa kecil.

"Udah ah bete, mama gangguin Milan terus. Mau pergi sekolah aja," Milan memakan roti terakhirnya lalu menyandang tasnya.

"Milan pergi sekolah dulu ya ma, doain biar anak mama yg cakep ini bisa belajar dengan rajin, mama nanti hati-hati ya. Maaf Milan gak bisa anter mama, kan Milan masih sekolah. Inget anak ma. Nanti kelamaan disana anaknya dilupain," celoteh Milan.

"Iya sayang, kamu jangan nakal-nakal amat denger? Nakal boleh tapi jangan kelewatan. Ya nggak mungkin la mama lupa sama anak mama yg ganteng ini" sambil memeluk Milan, lalu mencium kening anak kesayangannya itu.

Milan berangkat ke sekolah nya menggunakan motor ninja merahnya. Yang membuat Milan jadi semakin cool dan disukai para wanita.

Baru saja Milan turun dari motornya, ia sudah di datangi oleh teman-teman dekat nya yaitu Riki, Fachri, dan Farhan. Mereka bisa dibilang geng cogan.

"Baru dateng nih,"  ucap Riki sambil menepuk bahu Milan.

"Apaan sih Ki."

"Tau nih pagi-pagi udah rusuh aja lo Ki," ketus Farhan

"Udah, kita ke kelas aja yuk
Udah mau bel nih, kita kan jam pertama pak Burhan Lan, mampus kita kalo telat."

"Eh iya Ri, gue hampir lupa kalo yg ngajar sih burung beo. Yuk cabut."

Mereka berempat tidak sekelas, Milan satu kelas sama Fachri sedangkan Riki satu kelas sama Farhan.

"Lan, Ri duluan ya," Farhan menepuk bahu Milan dan Fachri bergantian, dan langsung berlari meninggalkan Riki.

"Eh monyet tungguin gue," susul Riki sambil mengejar Farhan.

Milan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya itu.

Milan dan Fachri berjalan melewati kelas 10 dan 11, saat mereka berjalan melewati kelas, anak-anak kelas 10 melihat mereka dengan tatapan kagum. Sedangkan anak kelas 11 sibuk meneriakkan nama Milan dan Fachri. Tapi keduanya tidak menanggapinya. Karna sifat Milan yang cuek kecuali dengan orang-orang yang sudah dekat dengannya sedangkan Fachri karna dia sudah mempunyai Shella.

Mereka sudah berada di dalam kelas XII-3. Milan duduk dibangku belakang sekali dibagian pojok bersama Fachri.

Pelajaran pun dimulai. Sebenarnya Milan sangat malas belajar sejarah dengan pak Burhan, yg mereka juluki dengan sebutan burung beo itu, karena mulut pak Burhan sangat cerewet dan selalu saja mengoceh, jadilah julukannya burung beo. Milan ingin cepat-cepat keluar dari kelas, diliriknya terus jam tangannya, berharap akan cepat-cepat bel. Dan akhirnya harapan Milab dikabulkan, bel yang dari tadi ditunggunya berbunyi. Milan menghirup nafas lega, karena pelajaran pak Burhan sudah selesai.

"Baiklah sampai sini dulu pelajaran kita hari ini, sampai ketemu minggu depan." ucap pak Burhan, sambil berjalan meninggalkan kelas.

Fachri dan Milan langsung menuju kantin, karena Farhan sudah line Fachri bahwa mereka duluan ke kantin.

Mata Fachri menyapu seisi kantin, untuk mencari dimana Farhan dan Riki duduk.

"Di sana Lan," sambil menunjuk kearah Farhan dan Riki yang masih asik menikmati mie ayamnya.

Milan dan Farhan berjalan ke meja yang paling sudut, tempat Riki dan Farhan duduk.

"Udah cabut duluan aja lo," Milan melirik Riki dan Farhan yang masih asik menikmati mie ayamnya.

"Habisnya udah laper banget kita ya Han?" Riki menyikut lengan Farhan yang masih mengunyah mie ayamnya.

"Yoi, lo berdua nggak makan nih?"

"Gue nggak, masih kenyang. Tadi sarapan dulu di rumah," Milan menjawab sambil memainkan ponselnya

"Tumben amat lo sarapan," Farhan membalas ucapan Milan

"Lagi ada nyokap."

Farhan hanya mengangguk mendengar jawaban Milan, ia sudah selesai makan.

"Eh ada Lexa tu, Lan," Riki menyenggol bahu Milan

"Bodo,"  Milan hanya menjawab datar. Milan tidak menyukai Lexa, hanya saja Lexa tidak berhenti mengejar Milan.

"Milaannnnn," teriak Lexa, sambil mengeluarkan senyum termanisnya. Walaupun senyum itu tidak bisa meluluhkan hati Milan.

Lexa memang gadis cantik dan juga populer dikelasnya, ia juga sangat menyukai Milan, walaupun dia sudah tau kalo Milan tidak menyukai nya. Tapi tetap saja Lexa selalu mengejarnya lagi Lexa sudah sampai dimeja Milan masih dengan senyum manisnya "Geseran dong Ri, gue mau duduk disebelah Milan."

"Aelah lo Lex, baru sampe aja udah ngerusuh."

"Biarin yang penting gue mau duduk di samping my prince Milan."

"Apalagi nih cabe, udah ah gue mau masuk aja," kata Milan yang sudah bangkit dari duduknya.

"Ihh, Milan! Kok kamu tinggalin aku sih?" rengek Lexa.

Milan hanya berjalan tidak menanggapi perkataan Lexa. Ah, Lexa selalu saja menganggunya dan membuat kepalanya pusing.

***


Maaf ya kalo ceritanya agak GAJE, soalnya aku penulis baru. Mohon komennya ya biar aku bisa koreksi lagi dan tambah semangat nulisnya. Jangan lupa vote juga ya guys

MILAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang