EMPAT PULUH TIGA

3.4K 142 22
                                    

Play video di mulmed yaa :)

Tepat nanti dini hari, Milan berulang tahun. Mereka semua sudah membuatkan rencana untuk merayakan ulang tahun Milan. Karena, memang mereka berinisiatif untuk merayakan ulang tahun Milan tepat dipergantian harinya.

"Jadi nanti lo pergi sama Milan dan kita semua yang bakal ngedekor kan Mil?" tanya Derren memastikan.

"Iya kak, nanti kalian kabarin aku kalo semuanya udah beres."

Semuanya mengangguk paham. Dan Derren mulai mengkoordinir dan memastikan bahwa tidak ada yang lupa dengan tugasnya masing-masing. Seperti Yasmin dan Dila yang harus membeli kue ulang tahun untuk Milan, Farhan dan Riki yang sibuk niupin balon, sedangkan Fachri dan dirinya yang akan menyediakan jasa memanjat jika di perlukan untuk memanjat seperti memasang balon foil. Tidak lupa Raya, Rey, dan Devan ikut serta merayakan ulang tahun Milan.

"Yaudah kalo gitu, aku sama Dila langsung pergi sekarang aja deh, soalnya kan mau liat-liat kuenya dulu," usul Yasmin yang disetujui oleh semuanya.

***

Milan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali ia melirik bidadari yang kini sudah duduk anggun di sampingnya. Wajah cantiknya membuat Milan enggan untuk memalingkan pandangannya dari wajah cantik Mili. Mereka berdua terdiam layaknya kehilangan kata-kata. Lagu "You" milik Ten 2 five memenuhi setiap sudut mobil, mereka tetap diam hanyut dalam pikiran masing-masing.

Akhirnya mereka sudah sampai di bioskop. Memang Mili mengajaknya untuk menonton bioskop. Mereka berjalan dengan tangan yang masih saling menggenggam erat.

"Kita mau nonton apa?" tanya Milan yang kini sudah menatapnya.

Mili tampak berpikir sejenak, kemudian ia teringat jika film One fine day sudah keluar. Jadi, ia memutuskan untuk mengajak Milan untuk menonton itu.

Mereka sudah selesai membeli tiket, dan mereka memutuskan untuk menunggu di dalam bioskop karena memang jadwal film nya sebentar lagi.

Film sudah dimulai, Mili menatap layar besar di depannya. Padahal, Mili tidak terlalu fokus dengan film itu. Hanya, saja Mili ingin terlihat seperti benar-benar menghayati setiap adegan yang ditampilkan. Sedangkan Milan, ia sedari tadi hanya menatap Mili yang ada di sebelahnya.

"Kayaknya, seru banget nontonnya dari tadi gak mau pindah dari layar," kata Milan.

"Iya, abis ada Nichol sih," goda Mili.

"Gantengan dia atau kakak?" tanya Milan yang kini sudah menatap Mili dengan dalam.

"Yah, jauhlah.." Mili menjeda perkataannya.

"Gantengan kakak ya pasti?" Milan berkata dengan sangat bersemangat.

"Jauh, gantengan Nichol lah," jawab Mili dengan tidak bersalah sama sekali.

Milan yang tadinya sangat bersemangat ingin mendengar jawaban Mili, kini sudah mengerucutkan bibirnya. Bagaimana bisa pesonanya bisa kalah dengan Jefry Nichol, padahal kan mukanya hanya beda sebelas-dua belas.

"Walaupun gantengan Nichol, tapi kan aku sayangnya sama kak Milan," ujar Mili kini yang sudah menatap Milan dengan gemas.

Mata Milan langsung kembali berbinar, ia menoel hidung Mili. "Uluh-uluh, sekarang udah pinter banget ya jahilin orang."

Setelah selesai menonton bioskop, Mili mengajak Milan untuk pergi ke tempat bakso bakar yang pernah mereka datangi dulu.

"Ini nih udah malem, masa iya masih buka," kata Milan.

MILAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang