Hari ini adalah hari anniversary Milan dan Mili yang ke enam bulan. Tak terasa ternyata sudah setengah tahun mereka berpacaran.
Milan sudah memberitahu Mili nanti sore ia akan menjemput Mili, katanya sih Milan ingin merayakan hari jadi mereka. Dan Mili sangat senang mendengarnya.
Kak Milan
Dimana kak? Aku udah siap nih
Oke berangkat
Mili kembali memperhatikan dirinya di kaca meja riasnya, sesekali ia merapikan rambutnya, tak henti-hentinya ia mengumbar senyuman manis di wajahnya itu. Tampak sekali bahwa ia keliatan sangat bahagia.
Setelah selesai Mili langsung turun ke bawah, dan betapa kagetnya ia saat melihat Milan sudah duduk cantik di ruang tamunya.
Entah sejak kapan Milan sudah berada di sana, padahal tadi ia mengira bahwa Milan baru mau berangkat.
"Kok gak bilang kalo udah sampe?" tanya Mili.
"Sengaja," jawab Milan dengan seutas senyum di wajahnya.
"Alasannya?"
"Biar suprise aja gitu, masa kamu ga kaget. Harusnya bilang 'wah aku terkejut' atau apa gitu kek."
"Ish, males banget."
"Yaudah, yuk berangkat," ajak Milan sambil menggenggam tangan Mili.
Hari ini adalah hari khusus untuk Mili, semua waktu Milan ia luangkan untuk Mili. Begitu juga dengan Mili, ia akan bersama dengan Milan sepanjang hari ini.
"Kita mau kemana?" tanya Mili yang sedang ingin memasang seatbelt.
Milan langsung mendekat ke arah Mili, dan memasangkan seatbelt untuk Mili, "ada deh," jawab Milan tepat di depan muka Mili.
"Perhatiannya pacar aku," ujar Mili mencoba merayu Milan untuk menutupi kegugupannya.
"Udah ganteng, banyak yang suka, perhatian, paket lengkap pokoknya," jawab Milan membanggakan dirinya sendiri.
Milan melajukan mobilnya, tapi tangannya tidak lepas, ia masih menggenggam erat tangan Mili. Entah kenapa Mili merasa perlakuan Milan agak berbeda dari biasanya. Mungkin karena ini hari jadi mereka, jadi Milan bersikap romantis, begitulah pemikiran Mili.
"Gak kerasa udah setengah tahun ya kak kita pacaran," ujar Mili sambil menoleh kearah Milan yang sedang mengemudi.
Milan mengangguk, "kayak baru kemarin kita ketemu terus berantem, eh sekarang udah pacaran ae sama sih cewek bawel."
"Hahaha iya gak nyangka banget, padahal kak Milan kan cowok rese," Mili berkata sambil meriset ulang kejadian dimana mereka pertama kali bertemu.
Pertemuan yang tak disengaja, yang membuat mereka berdua bercekcok dan bisa membuat mereka pacaran seperti sekarang ini. Mereka menganggap bahwa semua ini adalah takdir. Mereka memang sepertinya sudah diberi ikatan oleh Tuhan. Dan mereka bersyukur bisa dipertemukan seperti saat ini.
Milan sudah menepikan mobilnya, sepertinya Milan membawa Mili ke pantai. Jika tahu akan pergi ke pantai, mungkin Mili akan memakai baju yang lengannya tidak terbuka seperti sekarang ini, Milan sepertinya sangat suka sekali melihat Mili salah kostum.
Mili mengerucutkan bibirnya, karena kesal Milan tidak memberitahunya jika mereka ingin ke pantai.
"Dih manyun-manyun gitu bibirnya."
"Biarin," jawab Mili tanpa melihat kearah Milan.
"Cium nanti."
Mili masih saja mengerucutkan bibirnya. Dan tiba-tiba Milan menarik dagu Mili, dan memperhatikannya dengan intens. Jarak mereka semakin dekat, dan Milan langsung melumat bibir Mili yang ranum itu, Mili tidak bisa menghindarinya ia menikmati ciuman yang diberikan oleh Milan.
![](https://img.wattpad.com/cover/100203880-288-k747866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MILAN [Completed]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK, FOLLOW UNTUK MEMBACA] Biarlah kita menjadi kenangan. Kenangan yg selalu tersimpan rapat di dalam hati. Terima kasih sudah mengajariku apa itu cinta. Terima kasih sudah memberi bahagia walaupun sempat menggoreskan luka...