Mili di suruh bu Nilam untuk mengantarkan buku latihan tadi ke kantor.
"Mau gue temenin gak Mil?" tanya Dila.
"Gak usah deh Dil, lo duluan aja ke kantin ntar gue nyusul," jawab Mili sambil membereskan buku latihan.
Mili sudah meletakkan buku latihan di meja bu Nilam, dengan semangat ia menyusul Dila ke kantin.
Brukk Brukk
Seseorang menabrak Mili dengan cukup keras, dan es jeruk yang di pegang orang itu tumpah mengenai baju Mili.
"Lo gak punya mata hah!?" bentak perempuan itu.
"Kok malah situ yang marah? Kan yang nabrak kamu bukan saya," Mili berkata dengan sopan sambil melihat tumpahan es jeruk yang membasahi bajunya.
"Berani nyolot lo sama gue hah!?"
"Udah Lex, kasih pelajaran aja," jawab seseorang yang bername tag Loli.
"Iya nih Lex, kayaknya emang harus di kasih tahu dulu biar ngerti," sambung perempuan yang satu nya lagi.
Mili melihat badge kelas yang ada di seragam mereka bertiga, di sana terpampang jelas kelas XII. Damn! Mili menggerutuk dalam hati, kenapa ia harus berurusan dengan kakak kelas. Tapi, Mili kan tidak salah.
"Dasar lo cewek kecentilan! Lo udah ngerebut Milan dar gue!" bentak Lexa.
"Maaf ya kak, saya gak pernah kecentilan ataupun ngerebut kak Milan dari kakak," Mili menjawab dengan santai dan polos.
Mendengar jawaban Mili, Lexa langsung naik pitam. Dan sekarang Mili sudah menambah dua kali lipat kemarahan dari Lexa macan betina.
"Okey, lo udah ngebangunin macan yang sedang tidur," Lexa maju mendekati Mili, hingga Mili sudah terperanjat di tembok. Lexa mengeluarkan senyum devil nya.
Lexa membelai lembut pipi Mili, yang membuat Mili bergidik ngeri.
"Kayak nya bakalan seru nih, kalo main-main sebentar sama anak polos," nada bicara Lexa lembut tetapi Mili tahu bahwa Lexa pasti akan melakukan hal-hal yang ia tidak inginkan.
Dan benar saja dugaan Mili. Lexa sudah menarik kencang rambut Mili.
"Awww," Mili merintih kesakitan.
"Sakit? Duh kacian.." " Lexa mulai lagi, kali ini ia menarik dagu Mili.
Mili ketakutan, ia sangat ketakutan. Bulir air mata sudah membasahi pipinya.
Lexa yang melihat Mili menangis, tersenyum sangat puas "jangan nangis dong cantik."
Lexa, Zidny dan Loli tertawa melihat Mili yang semakin ketakutan.
Damn! Tiba-tiba Lexa menyiram sisa es jeruk nya ke muka Mili, "Loser!"
Mili diam. Tetapi air mata nya tidak berhenti keluar, seumur hidup ia tidak pernah di perlakukan kasar oleh mama dan papanya, begitu juga dengan teman-teman Mili di sekolah yang lama.
'Papa, Mili takut,' Mili hanya bisa membatin.
Badan Mili sudah bergetar hebat, Lexa sudah siap melayangkan tamparan ke wajah Mili.
"Di kasih cap dikit, tambah cantik kali ya.'
Plakkk
Suara tamparan yang sangat keras terdengar. Tapi Lexa, Zidny dan Loli terkejut saat melihat tangan Lexa mendarat sempurna di pipi Milan.
"Puas lo sekarang?" nada bicara Milan dingin tapi tatapan nya mematikan.
"Dengerin dulu Lan, i-ini gak seperti yang kamu bayangin," Lexa gelagapan mencari alasan.
"Gak usah dok manis di depan gue," Milan menatap Lexa tajam, kemudian ia mengenggam jemari Mili, "berani kalian sentuh pacar gue lagi. Lo semua bakal berhadapan sama gue!" ujar Milan sambil menekankan kata 'pacar'
Lexa, Zidny dan Loli terdiam seribu bahsa dan meninggalkan Mili.
Mili masih menangis ketakutan, badannya pun masih gemetaran. Milan membuka jaketnya dan di pasangkan nya di tubuh Mili.
"Maafin kakak gak bisa jaga kamu," ujar Milan sambil merapikan rambut Mili yang basah.
"Hey, liat kakak," Milan mengguncang pelan bahu Mili, "Liat mata kakak."
Mili meanatap Milan. Milan melihat ada sorot ketakutan yang terpancar di mata Mili.
Milan langsung memeluk Mili erat, "Maafin kakak ya."
"Mi-li t-akut kak," ujar Mili terbata-bata sambil mengeratkan pelukannya.
"Ada kakak, jangan takut lagi ya.," Milan mencium puncak kepala Mili, "Yuk sekarang kita pulang, nanti biar kakak yang izinin sama guru Mili."
'Maafin kakak Mil,' kata Milan dalam hati.
Salam dari MilMil couple
Haloooo semuaaaa!
Pertama-tama aku minta maaf ya atas keterlambatan updte cerita ini
Maaf banget. Tapi akan di usahakan secepatnya update
Karena aku juga pengen cepet selesein cerita ini
Jadi mohon doa nya ya :D
Gimana sampe chapter ini?
Komentar donggg
Vote juga jangan lupa
Biar aku tambah semangat nulisnya
Thankyou
KAMU SEDANG MEMBACA
MILAN [Completed]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK, FOLLOW UNTUK MEMBACA] Biarlah kita menjadi kenangan. Kenangan yg selalu tersimpan rapat di dalam hati. Terima kasih sudah mengajariku apa itu cinta. Terima kasih sudah memberi bahagia walaupun sempat menggoreskan luka...