Yasmin mengetuk pintu kamar Milan. Namun, tak ada jawaban dari cowok itu.
"Lan, aku masuk ya?" teriak Yasmin.
"Iya, masuk aja gak papa kok Yas," jawab Yasmin sendiri dengan meniru suara Milan.
Yasmin membuka knop pintu, dilihatnya Milan sedang tertidur. Dengan jahil, Yasmin menarik selimut Milan.
"Lan, bangun," kata Yasmin sambil menggoyang-goyangkan tubuh Milan.
"Hah ribut banget sih Yas," jawab Milan masih dengan setengah sadar.
"Ayok bangun," kini Yasmin sudah menarik kedua tangan Milan.
Akhirnya Milan bangun, nah mengubah posisinya menjadi duduk dengan kepala bersandar di belakang ranjang.
"Apa? Gangguin orang tidur aja sih," protes Milan sambil menguap.
"Buruan mandi, aku mau ajakin kamu pergi."
"Kemana? Buset dah nih bocah, gak tau orang pengen tidur apa."
"Pokoknya sekarang kamu mandi, gak pake protes! Aku tunggu kamu di bawah!" ujar Yasmin yang sekarang sudah beranjak ingin pergi.
"Jangan lama-lama!" teriaknya lagi.
***
Hari ini Yasmin benar-benar mengacaukan rencana tidur Milan. Padahal, hari ini Milan ingin stay di kamar tidur dengan guling kesayangannya itu. Namun, rencananya gagal karena Yasmin mengacaukan segalanya.
"Kok, lo semua ada di sini?" tanya Milan keheranan karena melihat Fachri, Riki dan Farhan yang sudah duduk sambil menonton tv di rumahnya.
"Tanya aja sama Yasmin," jawab Farhan.
Milan menatap Yasmin seperti meminta penjelasan.
Yasmin tersenyum, kemudian menarik lengan Milan, "aku yang ajakin mereka semua."
"Buat apa?" jawab Milan yang sekarang sudah menatap horor ketiga temannya itu.
Riki dan Fachri mendelikkan bahunya bersamaan.
"Hari ini kita bakalan main sama-sama."
"Kita berlima?" tanya Milan memastikan.
"Udah deh, ikut aja," Yasmin sudah menarik lengan Milan dan memberi kode kepada teman-temannya yang lain untuk mengikuti mereka.
Sepertinya Milan tau dengan daerah ini. Ya, tidak salah lagi. Ini adalah komplek perumahan Mili. Tapi, apa yang akan dilakukan mereka di sini? Jangan bilang Yasmin akan mengajak Milan main ke rumah Mili?
"Kok kita ke sini?" tanya Milan kepada Yasmin.
"Ya, kan kita emang mau main ke rumah Mili," jawab Yasmin santai.
Milan menatap tajam ketiga temannya melalui kaca mobil.
"Gue hanya nurutin perintah Yasmin, Lan," ucap Fachri yang sedang menyetir.
"Sumpah, kita cuma disuruh Yasmin," kini Riki lagi yang ikut menyambung.
"Gak usah marah sama mereka, aku yang suruh mereka. Kalo mau marah, sama aku," kata Yasmin cepat.
Milan mendengus kesal, bagaimana mungkin ia bisa marah dengan Yasmin? Waktu Yasmin membohongi Milan insiden bertemu dengan Mili tempo lalu saja, Milan tidak marah dengan Yasmin.
"Assalamualaikum," ujar Yasmin sambil mengetuk pintu rumah Mili.
"Waalaikumsalam."
"Hai," sapa Yasmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILAN [Completed]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK, FOLLOW UNTUK MEMBACA] Biarlah kita menjadi kenangan. Kenangan yg selalu tersimpan rapat di dalam hati. Terima kasih sudah mengajariku apa itu cinta. Terima kasih sudah memberi bahagia walaupun sempat menggoreskan luka...