Hari ini hari minggu. Jadi Mili libur sekolah. Dan hari ini Papanya sudah pulang dari tugas dinas. Devan langsung menuju rumah Milan saat sudah sampai. Ia sudah rindu kepada putri semata wayangnya itu.
Ting tong.......
Bel rumah Milan berbunyi. Raya yang mendengar bunyi bel langsung membuka pintu.
"Assalamualaikum," Devan berkata sambil tersenyum.
"Waalaikumsalam, masuk Van."
Devan dan Raya sudah duduk di ruang tamu.
"Mili, ke sini sayang," Raya berteriak memanggil Mili.
"Iya Mi."
Saat Mili turun dari tangga, ia berteriak "Papa," pekik Mili kegirangan.
Ia langsung berlari memeluk Papanya.
"Kangen ya sama Papa? Papa juga kangen banget sama Mili," Devan berkata sambil mengelus halus rambut Mili dan mencium puncak kepalanya.
"Iya, Mili kangen banget tau gak sama Papa," ucap Mili manja masih belum melepaskan pelukannya.
"Udah gede juga," Devan mencubit hidung putri nya itu dengan gemas.
"Biarin," jawab Mili sambil memeletkan lidahnya.
"Beresin barang-barang kamu gih, bentar lagi kita pulang."
"Yee pulang," teriak Mili dengan ceria "Mili ke atas dulu ya, Pa? Beresin barang-barang Mili."
"Iya."
"Mau makan dulu Van?" tawar Raya.
"Gak usah Ray, tadi sebelum berangkat udah makan."
"Oh gitu."
"Rey, mana?" Devan menanyakan keberadaan Rey, setelah dia dari tadi tidak melihat temannya itu.
"Di kantor, ada meeting katanya."
Mili sudah turun dari atas dan membawa barang-barang nya.
"Yuk, Pa."
"Loh, mau langsung pulang sekarang?" tanya Raya melihat Mili yang sudah siap.
Mili hanya mengangguk sambil melihatkan wajah cerianya.
"Tuh, udah gak sabar pengen pulang. Yaudah kalo gitu kita pulang dulu Ray. Makasih udah jagain Mili, titip salam buat Rey juga."
"Iya Van. Oke nanti di sampein ke Rey."
Mili mencium tangan Raya, kemudian memeluknya.
"Mili, pulang dulu ya Mi."
"Iya sayang, hati-hati ya."
***
Milan dan yang lainnya sudah berkumpul.
"Gimana nih? Jadi keputusannya kita jadi pergi atau gak?" Farhan melihat ketiga teman nya yang lain.
"Saran gue sih mending kita pergi aja, ga enakan lah kalo kita ga datang. Sekalian cuci mata," Ujar Riki sambil tersenyum jahil.
Fachri yang melihat Milan yang masih bingung, akhirnya ikut angkat bicara "ayoklah Lan, ga enakan sama Jessie kalo kita ga dateng. Lagian kita udah lama gak clubbing."
"Gue males ketemu sama sih Lexa," Milan akhirnya buka suara.
"Udah, diemin aja tuh anak," Riki menyahut kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILAN [Completed]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK, FOLLOW UNTUK MEMBACA] Biarlah kita menjadi kenangan. Kenangan yg selalu tersimpan rapat di dalam hati. Terima kasih sudah mengajariku apa itu cinta. Terima kasih sudah memberi bahagia walaupun sempat menggoreskan luka...