Sesuai janji aku, ini visual Yasmin, cantik yaa?
***
"Lan," panggil Raya dari luar.
"Iya ma?"
"Ada yang nungguin tu di bawah."
"Siapa ma?" dahi Milan berkerut, karena seperti menebak-nebak siapa yang datang mencarinya, kalo teman-temannya tidak mungkin, karena mereka langsung saja masuk seperti rumah sendiri.
Milan bergegas turun, tanpa mau mengganti celana boxernya. Ia melihat dari jarak yang sudah agak dekat, ternyata yang mencarinya tersebut seorang wanita, wanita itu membelakanginya jadi Milan tidak bisa melihat wajah wanita tersebut.
"Maaf siapa ya?" tanya Milan sedikit ragu.
"Astaga, kamu lupa sama aku?" ucap wanita tersebut tanpa membalikkan badannya, tersirat kekecewaan di nada suara wanita tersebut.
Milan menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali itu, sepertinya suara wanita tersebut tidak asing baginya, Milan mencoba mengingat teman-teman wanitanya, dan akhirnya seperti menemukan harta karun, dengan sigap Milan langsung berteriak, ketika satu nama terlintas di pikirannya.
"Yasmin?" tanya Milan.
"Milannnnn," ujar Yasmin kegirangan sambil berlari memeluk tubuh Milan.
"Yaampun, aku sampe ga ngenalin kamu," kata Milan lagi.
Yasmin melepaskan pelukannya, "Padahal aku mau marah tadi karena kamu gak ngenalin aku."
"Abis kamu udah beda banget, efek tinggal di Amerika kali ya?"
Raya datang sambil membawa minuman dan beberapa makanan kecil untuk Yasmin.
"Mama sama papa kenapa gak ikut Yas?" tanya Raya yang sudah meletakkan beberapa makanan kecil di meja.
"Biasa tante, sibuk di kantor. Anaknya dateng aja, gak di jemput, malah nyuruh orang ke bandara buat jemput Yasmin," kata Yasmin yang sekarang sudah duduk di kursinya lagi.
"Coba tadi kasih tau tante, biar tante suruh Milan jemput di bandara."
Yasmin menatap Milan, "Kan Yasmin mau kasih kejutan sama Milan tan, abis udah lama gak ketemu."
Akhirnya Raya meninggalkan keduanya, agar keduanya lebih leluasa untuk berbincang. Yasmin memang sudah sangat dekat dengan keluarga Milan, tetapi memang sudah beberapa tahun terakhir Yasmin memutuskan untuk melanjutkan sekolah di luar negeri.
"Sekarang gendutan ya pipi kamu," ujar Milan yang memperhatikan pipi Yasmin seperti dokter kecantikan.
Yasmin mengerucutkan bibirnya, "Biarin yang penting tetep cantik," katanya sambil memeletkan lidah kepada Milan.
"Nanti temenin aku belanja ya? Soalnya udah lama gak makan makanan Indonesia, jadi rindu banget."
Milan mengacak rambut Yasmin, "Mau bayar berapa?" Milan menyeringai puas sambil menaikkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILAN [Completed]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK, FOLLOW UNTUK MEMBACA] Biarlah kita menjadi kenangan. Kenangan yg selalu tersimpan rapat di dalam hati. Terima kasih sudah mengajariku apa itu cinta. Terima kasih sudah memberi bahagia walaupun sempat menggoreskan luka...