TIGA

5.6K 550 457
                                    

Bel istirahat berbunyi, murid-murid langsung berhamburan keluar kelas, dan menuju kantin.

Mili masih sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Ke kantin yuk, Mil," Dila memulai percakapan.

"Yuk, Dil."

Mili dan Dila sudah sampai di kantin, Dila sedang memesan makanan untuk Mili dan dirinya. Sedangkan Mili sudah duduk di bangku nomor dua dari pojok.

"Nih, Mil," sambil memberikan sepiring siomay dan es teh

"Thanks Dil."

Setidaknya Mili bersyukur, di hari pertamanya Mili sudah mempunyai teman baru.

Disaat mereka sedang menikmati siomay, kantin yang awalnya biasa saja, menjadi sedikit rusuh. Mili yang tadinya fokus ke siomay nya, langsung melihat ke arah yang terjadinya kerusuhan.

"Elo sengaja hah?" bentak seorang lelaki yang Mili tidak tau namanya. Bajunya terkena es teh yag sepertinya ditabrak oleh lelaki di depannya.

"Upps sorry," lelaki yang satunya menjawab dengan tanpa bersalah.

Mili terkejut melihat lelaki yang sepertinya menabrak pria yang bajunya basah terkena tumpahan es teh. Lelaki itu ialah orang yang ditabrak nya tadi pagi. Mili memperhatikan mereka dengan seksama.

"Gue tau pasti lo sengaja, brengsek!"

"Ahh elo kayak nggak brengsek aja," Milan masih santai dengan jawabannya. Sedangkan lelaki didepannya sudah berapi-api. Lelaki itu bernama Derren.

Mili yang ingin tau siapa kedua lelaki itu, menanyakannya kepada Dila yang juga melihat kejadian itu.

"Dil, cowok itu siapa?" sambil menunjuk ke arah Milan.

"Yang itu namanya kak Milan, dan yang bajunya basah itu kak Derren," Dila menjelaskan kepada Mili, yang masih melihat keduanya.

"Kak? Dia kelas 12 Dil?"

"Iya Mil, kenapa emang nanyain kak Milan? Lo naksir ya? Gimana ganteng kan Mil? Dia tu idola di sekolah kita, Mil. Fansnya banyak banget Mil" Dila menceritakan dengan antusias.

"Ganteng paan, rese iya," jawab Mili ketus.

"Emang sih kak Milan tu orangnya cuek. Itu malah yang buat cewek tambah penasaran sama dia Mil. Kak Milan tu badboy di sekolah kita, nakal-nakak seksi gitu," kekeh Dila.

"Baru denger gue Dil, ada istilah nakal-nakal seksi. Ada-ada aja lo."

"Kenapa lo nanyain kak Milan nih?" Dila menyikut lengan Mili sambil tersenyum jahil.

"Gue tadi pagi nggak sengaja nabrak dia, terus gue berantem gitu sama dia," jawab Mili santai.

"Wah menang banyak lo Mil. Serius lo berantem sama kak Milan?"

Mili hanya mengangguk malas sambil memasukkan siomay terakhir ke mulutnya. Dilihat nya lagi Milan yang sedang bercanda dengan teman-temannya. Tidak lagi ada adegan menegangkan itu. Karena Derren sudah pergi meninggalkan Milan.

Lima menit lagi bel berbunyi, Mili dan Dila memutuskan untuk balik ke kelas. Dan diwaktu yang sama, Milan dkk juga bergegas untuk ke kelas. Saat Mili dan Dila berjalan, mereka berpapasan dengan Milan dkk. Milan yang melihat Mili, langsung menghentikan langkah kakinya dan berbalik. Teman-teman Milan yang bingung, juga ikut berhenti dan berbalik.

"Hei!" Milan berteriak.

Mili langsung berhenti, begitu juga dengan Dila. Mili langsung membalilkan badannya, dan ia sangat terkejut melihat pemandangan didepannya itu. Dalam hati Mili membatin Duh mati gue. Jangan sampe gue meleleh nih, ihh apaan sih Mil inget! Dia tuh cowok rese. Lamunan Mili buyar saat cowok itu berteriak kepadanya.

"Kenapa lo liatin gue? Naksir?" Milan berkata dengan pedenya.

"Ihh najis! Nggak sudi gue. Ngapain lo manggil-manggil gue?"

"Ntar lo jatuh cinta sama gue," Milan masih terus menggoda Mili, karena ia ingin membuat pembalasan kepada Mili. Dengan cara menggoda Mili.

Milan memajukan mukanya dan menatap Mili lekat-lekat. Jarak muka mereka hanya lima cm lagi, dan membuat Mili mati kutu, kemudian Milan mengalihkan wajahnya ke telinga Mili dan berbisik kepada Mili "Gue kan udah bilang, tunggu balasan dari gue."

Teman-teman Milan langsung berteriak saat Milan melakukan itu. Sedangkan Dila hanya terpaku tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Bye-bye cantik. Gue pergi dulu ya, nanti kita main lagi okay? Jangan kangen sama gue," Milan berkata sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Mili. Dan berjalan meninggalkan Mili yang masih diam ditempat.

Muka Mili menjadi merona karena perlakuan dan perkataan Milan tadi. Jantung Mili seakan mau copot, saat mukanya dan muka Milan hanya berjarak lima cm. Ditambah lagi dengan Milan memanggilnya dengan sebutan cantik.

"Mil, itu tadi beneran kak Milan? Gue nggak mimpikan?" Dila histeris sambil menepuk-nepuk pipinya.

"Awas aja tu cowok," Mili mengernyit dengan tatapan tajam.

Walaupun Mili sedikit dag-dig-dug tapi ia tetap ingat satu hal MILAN YANG SANGAT RESE.

***

"Eh gila, Milan kita sekarang udah nemuin jodoh nya," Riki terkekeh kecil.

"Terima kasih yaallah," Farhan ikut nimbrung.

"Siapa tu cewek Lan? Yang lo ceritain tadi pagi?"

"Iya Ri, itu cewek yang gue bilang tadi."

Riki terkejut mendengar obrolan Milan dan Fachri, karena ia tidak tau apa yang diceritakan Milan tadi pagi. Begitu juga dengan Farhan.

"Oh oke jadi sekarang, cerita nya cuma berdua aja?" Riki menyindir Milan dan Fachri.

"Tadi gue belum cerita sama kalian karena kalian udah masuk bego. Terus dikantin tadi kelupaan," kata Milan membela diri.

"Jahad lo Lan Jahadddd!" Riki berlari meninggalkan mereka bertiga. Riki memang sering seperti itu. Maklum saja diantara mereka berempat, memang Riki lah yang tingkat kejiwaannya kurang waras.

"Kambuh deh penyakit lebay Riki, gue duluan ya Lan, Ri mau susul tu temen lo," sambil menunjuk kearah Riki, yang masih berlari.

"Kayaknya tu cewek anak baru deh Lan, gue belum pernah liat mukanya," Fachri berkata saat Farhan sudah pergi menyusul Riki.

"Kayaknya sih iya. Lo cari tau dia kelas berapa Ri."

"Aman. Cantik juga tu cewek Lan,"

Milan hanya tersenyum mendengar ucapan Fachri. Dia memikirkan Mili yang terus menganggu pikirannya. Cewek itu sudah mampu menguasai isi kepala Milan, dan Milan hanya tersenyum. Tidak sabar ingin mengetahui siapa nama perempuan itu. Milan yang tadinya ingin membalaskan dendam saja, dengan cara menggodanya malah kini ia menjadi tertarik dan semakin penasaran dengan perempuan itu.

Jangan  lupa vote dan komennya ya guys. Maaf kalo ceritanya gaje , author masih baru banget guys😊

MILAN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang