Mili menginap di rumah sakit bersama Raya, dan Yasmin. Ia tidak mau pulang, bahkan meninggalkan ruangan Milan sedikitpun Mili tidak mau. Ia ingin menjaga Milan. Bahkan Mili rela tidur di kursi dekat ranjang Milan, demi menunggui Milannya bangun.
Raya dan Yasmin yang memang sudah bangun dari tadi terharu melihat Mili yang setia menunggu Milan bangun. Bahkan sekarang Mili masih terlelap dengan posisi duduk, dengan kepala yang bersandar di ranjang Mili, dan tangan Mili yang menggenggam tangan Milan tanpa melepasnya sedikitpun.
Bahkan Mili bangun di sepertiga malam, untuk melaksanakan sholat tahajud. Seperti yang dilakukan Mili tadi pagi, saat bangun di sepertiga malam. Mili berdoa kepada sang khalik untuk kesembuhan Milan, dan tidak tanggung-tanggung Mili meminta untuk membagi rasa sakit yang Milan rasakan. Mili ingin merasakan sakit yang dirasakan oleh Milan, agar Milan tidak kesakitan sendirian, bahkan Mili rela menggantikan Milan untuk terbaring di sana.
Raya yang memang terjaga sepanjang malam, meneteskan air mata ketika mendengar doa-doa Mili. Sungguh, Milan sangat beruntung mempunyai orang-orang yang sangat menyanyanginya.
"Tante belum mau makan?" tanya Yasmin.
"Belum Yas, gak nafsu," jawab Raya yang tidak mengalihkan pandangannya dari Mili yang masih terlelap.
Yasmin mengikuti pandangan Raya, dan seketika seutas senyum tepancar di wajah Yasmin.
"Mili gak mau pindah, dia ngotot pengen tidur di sana, katanya mau jaga Milan," kata Yasmin.
"Iya, liat tangannya aja gak mau lepas," Raya tersenyum.
Yasmin merangkul tubuh Raya. Wanita berumur itu tampak sudah sangat kelelahan, bahkan Raya selalu terjaga di setiap malam. Namun, Raya mencoba untuk tegar dan menerima semuanya dengan ikhlas.
"Tante senang, Milan punya kalian."
Mili terbangun dari tidurnya, dan mengusap-ngusap matanya untuk menetralisir rasa kantuknya.
"Mili, pulang dulu aja sayang, bersihin badan, makan terus nanti ke sini lagi," kata Raya.
Mili masih mengantuk tapi ia langsung merespon perkataan Raya dengan menggeleng cepat, "Mili mau di sini Mi."
"Tapi, dari kemarin Mili belum makan, seenggaknya Mili makan dulu ya?"
Memang dari kemarin Mili belum mengisi perutnya. Terakhir ia makan, saat ia mengerjakan laporan kimianya. Ah, Mili tidak peduli dengan perutnya yang jelas sekarang ia ingin di sini.
"Nanti, kalo Mili laper Mili makan kok Mi," ujar Mili seraya tersenyum tipis.
"Mil, aku sama tante Raya pulang dulu ya, kasihan tante Raya gak tidur dari Milan di rumah sakit, makan juga gak teratur," Yasmin menjelaskan.
"Iya Yas, kamu anter Mami pulang aja, biar aku yang jaga kak Milan."
"Mami pulang sebentar ya sayang, Mami titip Milan," kata Raya sambil memeluk Mili.
Setelah Yasmin dan Raya pergi, Mili pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Mili tidak merasa lelah sama sekali, rasa lelahnya hilang begitu saja ketika melihat Milan terbaring lemah.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," sahut Mili sambil keluar dari kamar mandi.
"Eh kalian kak," ujar Mili saat melihat ternyata yang datang adalah Farhan, Riki, Fachri dan Derren.
"Iya Mil, tante Raya sama Yasmin mana?" tanya Farhan.
"Baru aja pulang, kasian Mami gak tidur udah berapa hari ini buat jaga kak Milan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MILAN [Completed]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK, FOLLOW UNTUK MEMBACA] Biarlah kita menjadi kenangan. Kenangan yg selalu tersimpan rapat di dalam hati. Terima kasih sudah mengajariku apa itu cinta. Terima kasih sudah memberi bahagia walaupun sempat menggoreskan luka...