Lucifer geram, dengan cepat ia menuruni lift dan memasuki mobilnya. Pikirannya kacau, apa yang dia lakukan? Kenapa hanya karna Rachel melihatnya ia sangat merasa bersalah? Bukankah ini yang diinginkan Lucifer? Bercinta?
Lagi pula, itu bukan pertama kalinya Lucifer bercinta. Sudah terlalu banyak partner One Night Stand nya hingga tidak bisa digitunh dengan jari.
Tapi kali ini berbeda, kali ini rasa yang muncul berbeda. Rasa bersalah itu dengam begitu saja menyeruak menggeluti lubuk hatinya. Rasa itu...
Entah apa yang difikirkannya, fikirannya hanya terpaku pada kejadian Rachel yang menatapnya di depan pintu dengan air mata yang mengalir.
Tidak....
Lucifer tidak seperduli ini dengan orang lain, tidak dengan adik-adiknya ataupun Mommy Daddynya. Tidak melainkan dirinya sendiri.
Tapi semenjak ada Rachel, semenjak mendengar alunan piano Rachel, dendam dan kerasnya hati Lucifer seakan begitu saja luruh bersama dengan alunan melody.
Flashback On
Gadis itu berlari mencari sang pria yang berdiri di depan pintunya "Lu, aku sangat rindu padamu" suara manja gadis itu disertai pelukannya yang erat seakan membuat dunia milik mereka berdua.
Sang pria menatap gadis itu penuh cinta, matanya menyiratkan bahwa dia pria paling bahagia di muka bumi.
"Hei, aku juga sangat merindukanmu" pria tersebut membalas pelukan sang gadis, pelukan yang erat seakan tak akan melepaskan gadis itu, "Aku sangat lelah, bolehkah aku beristirahat disini?" Pinta pria tersebut dengan wajah yang memelas.
Gadis itu gelisah, gadih itu khawatir. Ada sesuatu yang disembunyikannya. Bulir bening turun dari pelipisnya, menyiratkan ia takut.
Pria itu terheran dengan gerak-gerik sang gadis yang ada di hadapannya, tanpa aba-aba pria tersebut langsung memasuki kamar sang gadis yang biasa ia gunakan untuk beristirahat sepulang dari perjalanan bisnis keluar negara.
"Trey?" Suara itu tercekat, seperti ada batu yang menahan suaranya untuk keluar. Trey sahabatnya, sedang berdiri di depan pintu kamar mandi hanya tersampir handuk di pinggangnya yang berada di dalam kamar itu.
Trey terlihat menegang, wajah itu terlihat kaget, "Lucifer? Aku-" dengan segera dia mengejar Lucifer yang sedang berjalan menjauh.
Lucifer menatap gadis itu dengan tatapan yang gelap, aura mencekam terpancar dari manik matanya yang berwarna hitam legam. Tatapan itu, seakan menyayat dan menghancurkan perasaan sang gadis.
"Apa ini yang kau selalu lakukan jika aku tidak ada?" Nada itu begitu dingin, begitu datar. Tapi terselip betapa besar kecewanya ia dengan sang gadis. Sang gadis hanya menundukan kepala, ia menangis, bahunya terguncang.
Lucifer tak tahan dengan semua ini, dengan drama ini, "JAWAB AKU ELSA!!" Bentak Lucifer, bak sang Demons yang siap mencabut nyawa seseorang. Lucifer kehilangan arah, ia kehilangan tujuan, dan kehilangan raganya disaat yang bersamaan. Perempuan yang akan di nikahinya seminggu lagi telah menghianatinya.
Telah menyebabkan Lucifer yang sangat sopan, sangan lembut dan sangat perhatian berubah menjadi makhluk yang tak bisa disentuh. Menjadi sang Demons yang tak diinginkan orang-orang. Menjadi beku dan tak berperasaan. Membuatnya berfikir tak ada satupun di dunia yang sanggup menahannya untuk bertahan.
Gadis itu, Elsa, hanya bisa menunduk, ketakutan yang dirasakannya semakin membuncah kala mendengar Lucifer berteriak. Ia tidak pernah sama sekali di perlakukan seperti itu dengan Lucifer. Tidak saat ia membuat salah. Tetapi kali ini kesalahannya sangat fatal.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Ones
Romance21+++ Rachel Q. Anderson Setelah kejadian 15 tahun lalu, hidupnya menjadi kelabu. Hidup bersama dengan Aunty yang merupakan satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Pertemuan dengan seorang Lucifer merubah segala hidupnya. Lucifer Morningstar Pria d...