Rachel keluar dari kamarnya, ia berencana akan pergi sekedar ke toko ice cream atau kemanapun.
Dia sudah sangat bosan harus mendekam di mansion ini.
Rachel berjalan menuruni tangga. Saat Rachel menginjak anak tangga yang terakhir ia baru memperhatikan bahwa sangat banyak orang berada di ruang tamu.
"Rachel kau mau pergi kemana?" Tanya Albert dengan suara yang berat.
Rachel tersenyum kikuk "Aku ingin berjalan-jalan, ke toko ice cream mungkin?" Jawab Rachel tak yakin, ia lebih terdengar seperti bertanya.
"Laurent, maukah kau mengantarkan Rachel?" Tanya Albert pada Laurent yang sedang terduduk disampingnya.
"Tak perlu, aku bisa pergi bersama Teka" tolak Rachel halus.
"Ayo" sela suara Lucifer yang telah beranjak dari duduknya dan langsung keluar.
Setiap pasang mata menatap Lucifer heran, Rachel hanya tersenyum kepada Albert dan mengucapkan permisi.
Setelah sampai luar mansion Lucifer telah menunggu di dalam mobil, Rachel langsung masuk dan duduk kedalam mobilnya.
Selama perjalanan tak ada yang berbicara, mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Lucifer memarkirkan Ferrari hitamnya di samping toko ice cream.
"Kau akan menunggu atau kau ikut?" Tanya Rachel menoleh kepada Lucifer.
Lucifer menatap lurus kedepan "Aku ikut" dan kemudian keluar dari mobil meninggalkan Rachel.
Rachel senang Lucifer mau mengantarkannya, hanya saja sifat dingin Lucifer yang harus Rachel sabari.
Rachel keluar dari mobil dan berjalan masuk kearah toko ice cream.
Rachel memakai baju knit berwarna hitam yang memiliki belahan terbuka pada bagian tengahnya, dipadukan dengan celana jeans.
Rachel dan Lucifer telah duduk pada meja di sudut ruangan. Lucifer membuang wajahnya terus, rahangnya mengeras.
"Kenapa kau memakai baju seperti itu?" Tanya Lucifer dingin.
"Kenapa? Aku hanya ingin saja" jawab Rachel cuek.
"Kau mengundang orang untuk menatapmu. Bagaimana kalau mereka tau siapa dirimu?" Kali ini Lucifer menatap mata Rachel.
Rachel segera merapikan rambutnya agar menutupi sedikit wajahnya dan ia tersenyum kikuk kearah Lucifer.
Lucifer menghembuskan nafas berat dan membuka jassnya. Rachel yang melihat hanya mengernyitkan dahi.
"Pakai ini" Lucifer menyerahkan jassnya pada Rachel.
"Untuk apa?" Tanya Rachel.
"Untuk menutupi belahan dadamu! Astaga kau membuatku kesal!" Geram Lucifer menatap Rachel.
Dapat Rachel lihat manik mata Lucifer yang semakin menggelap.
"Lu, tapi aku tidakk..." tak menyelesaikan ucapannya, Lucifer sudah menarik tangan Rachel pergi. Bahkan es krim yang mereka pesan belum datang.
"Lu, lepaskan!" Ronta Rachel yang merasa genggaman tangan Lucifer terlalu kencang.
Lucifer membuka pintu dan menyuruh paksa Rachel untuk masuk, setelah itu Lucifer masuk kedalam mobil.
Lucifer terlihat sangat frustasi dari nafasnya yang tidak teratur. Rachel jelas busa melihat perubahan pada wajah Lucifer.
"Lu, kau baik-baik saja?" Tanya Rachel.
Lucifer tak membalas, ia menatap tajam kearah depan dan memacu mobilnya. Setelah sampai Lucifer keluar dari mobil diikuti Rachel.
"Apa yang kita lakukan disini?" Tanya Rachel yang melihat gedung pencakar langit di hadapannya.
Lucifer hanya menarik tangan Rachel dan menggiringnya masuk. Mereka berdua memasuki lift dan setelah sampai pada lantai 14 mereka keluar dan berhenti pada sebuah pintu.
Lucifer membuka kunci dengan menempelkan kartu dan masuk lalu menguncinya dari dalam.
Rachel yang tak mengerti langsung mengentakan grnggaman tangan Lucifer dan membuatnya terlepas.
"Kau gila? Ini sakit Lu!" Bentar Rachel dihadapan Lucifer.
Lucifer masih terdiam menatap Rachel. Manik mata Lucifer menggelap.
"Kau lebih membuatku gila hanya dengan melihatmu memakai baju itu!" Suara serak Lucifer terdengar seperti aliran listrik bagi Rachel.
Aku ada pengumuman nihh, tapi tar sehabis aku double update yaa...
Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Ones
عاطفية21+++ Rachel Q. Anderson Setelah kejadian 15 tahun lalu, hidupnya menjadi kelabu. Hidup bersama dengan Aunty yang merupakan satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Pertemuan dengan seorang Lucifer merubah segala hidupnya. Lucifer Morningstar Pria d...