{Romeo}

16K 781 7
                                    

Rachel tidak tau kondisi apa yang dijalaninya sekarang. Antara ingin tertawa dan tidak percaya.

Pasalnya Lucifer berkata ia menyukai Rachel. Tetapi sedetik kemudian ekspresi wajah Lucifer menyiratkan kebingungan, seakan-akan ia bertanya apa yang baru saja ia katakan.

Rachel tertawa melihat tingkah dan ekspresi Lucifer. Ekspresi yang biasanya terlihat dingin, datar dan tajam sekarang berubah menjadi ekspresi kebingungan ala anak kecil.

"Andai saja kau melihat bagaimana ekspresimu sekarang Lu" ujar Rachel sembari tertawa.

"Apa mungkin kepalamu terbentur?" Rachel memastikan. Ia meletakan punggung tangannya pada kening Lucifer.

Normal.

Lucifer mengernyitkan dahinya, ia yakin dengan yang ia bicarakan. Ia yakin dengan apa yang barusaja ia ungkapkan.

Tetapi mengapa Rachel tertawa, "Apa yang kau tertawakan? Aku rasa tidak ada yang lucu"

Rachel berhenti tertawa "Tentu saja itu lucu. Kau berkata kau menyukaiku. Itu benar-benar sangat lucu" tawa Rachel kembali pecah.

Ia menyeka bulir air mata yang terdapat pada sudut matanya, ia tertawa hingga menangis.

Lucifer semakin bingung dibuatnya. Ia sudah menyatakan perasaannya tetapi Rachel menganggapnya hanya bercanda.

"Dengar. Sangat tidak baik kau tertawa seperti itu. Apa kau tidak merasa bersalah karena semalam tidak kembali ke mansion? Dan apakah kau senang tidur dengan pria itu?" Ucap Lucifer yang mampu menghentikan tawa Rachel.

Dia ingat jelas bagaimana kemarin malam, bagaimana Lucifer dengan jalangnya. Bagaimana ia menangis karena hal itu.

Seketika otak kecil menyuruhnya untuk beranjak dan pergi, tetapi hati kecilnya menyuruh untuk diam dan meminta penjelasan.

"Ya, dan kau tau pasti mengapa aku bisa tidur bersamanya" ujar Rachel sinis.

Lucifer berdecih, ia sangat gusar dengan Ethan. Ethan masih kecil dan tidak mapan sama sekali dibanding dengannya. Lucifer?

Mapan ✔
Pintar ✔
Kaya ✔
Tampan ✔
Banyak yang memuja ✔
Disiplin tinggi ✔
Giat bekerja ✔
Gemar menabung ✔

Lucifer sampai membayangkan apa yang dipikirkan Rachel ketika memilih bersama Ethan malam tadi.

"Dan kau menyukai tidur bersama pria itu" tak bisa dipungkiri. Nada dalam bicara Lucifer terlalu dingin dan sinis. Menyudutkan Rachel telak.

Rachel dibuat geram olehnya. Ingin rasanya ia berteriak sekarang. Ingin rasanya ia memukul orang yang berada di hadapannya.

Tetapi ia menahan emosinya. Ia mengepalkan kedua tangannya 'Toh setelah ini aku akan pergi, anggap saja ini kebaikan terakhirku' Batinnya.

Rachel menghembuskan nafasnya kuat-kuat. Ia mencoba untuk tidak terpancing.

"Kau tau Lu, aku akan anggap kata-kata kau-menyukai-aku hanya angin berlalu." Rachel menggenggam erat rok bagian bawahnya.

"Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih untuk semuanya. Kau juga sangat baik memperlakukanku" dalam hati Rachel tertawa, 'Baik?' Hahaha, hatinya terasa pilu.

"Aku sudah menjadi sekretarismu dan maafkan aku jika melakukan hal bodoh dan juga tidak becus dalam bekerja"

Rachel jelas mengingat betapa bodohnya dia saat terjatuh di depan Mr Kohler saat Lucifer sedang presentasi. Dan juga saat ia sedang melamun dan tiba-tiba berteriak pada meeting dengan kolega-kolega Lucifer. Dan banyak lagi tingkah bodoh yang dia perbuat yang tak sempat Author jabarkan.

The Cold Ones Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang