The Arguments

11.6K 684 12
                                    

Rachel berjalan mengikuti Lena yang berjalan kedepan. Setelah dirasa cukup Lena berhenti dan Rachel berdiri di sampingnya.

Tak bisa dipungkiri, wajah terkejut Selma dan yang lain, termasuk Lucifer.

Rachel yang masih menunduk dan memakai topi melihat kesamping, pandangan matanya bertemu dengan manik hitam Lucifer.

Ada ekspresi terkejut di wahaj Lucifer, tapi ada ekspresi lain yang tak bisa Rachel tangkap.

Rachel memantapkan hatinya. Ia akan melakukannya.

Rachel membuka topi yang dipakainya, membuat rambutnya terurai. Seluruh mata masih menatap padanya tak bersuara.

Selma yang melihat Rachel langsung menegang. "Hai Aunty Selma" ucap Rachel dengan senyumnya.

Keadaan menjadi riuh seketika, para wartawan mendekati Rachel tapi beruntung para bodyguard Lucifer mencegahnya.

"Siapa itu? Bukankah Rachel sudah meninggal?" Celetuk salah satu wartawan.

"Perkenalkan, namaku Rachel Q. Anderson. Aku pewaris dari Queensie Consolidated." Rachel tersenyum ramah pada wartawan.

Segera Rachel dihujani oleh pertanyaan dan cahaya blitz.

"Bagaimana bisa, kau sudah mati?"

"Siapa kau sebenarnya?"

"Bisa kau jelaskan pada kami Nyonya Selma?"

"Apa benar kau anaknya Gerald Anderson?"

Semua pertanyaan itu dapat tertangkap jelas pada telinga Rachel.

"Apa-apaan ini? Perjanjiannya tidak boleh ada orang lain selain orang yang aku undang." Selma berdiri dari duduknya, ia menatap marah kepada semua orang di ruangan itu.

"Kita sudahi saja konfrensi pers ini" sambungnya. Para bodyguardnya langsung menggiring Selma dan Geo untuk ke pintu.

Tapi setelah di depan pintu keluar Rachel berkata "Kau yakin akan keluar? Itu berarti kau tidak bisa memasuki gedung ini lagi Aunty" ucap Rachel teramat manis tapi menekan setiap katanya.

Selma berhenti tepat di depan pintu. Tiba-tiba ia menangis.

"Apakah itu benar kau Rachel?" Tanyanya disela isakan tangisnya.

"Ya, ini aku Aunty" jawab Rachel. Ia harus pintar menahan emosinya di depan wartawan.

"Aku... aku terlalu terkejut. Aku tidak percaya kau masih hidup. Aku.. maafkan aku karna meninggalkanmu ke supermarket malam itu. Andai saja aku berada disana juga." Selma berjalan mendekati Rachel masih dengan tangisnya.

Rachel bingung apa maksud Selma. Sontak saja para media kembali ribut saat Selma memeluk Rachel.

'Oh, kau sangat pintar berakting Aunty' batin Rachel.

"Kau memang wanita gila!" Sentak Lucifer geram.

Ia menarik tangan Rachel lalu keluar dari ruangan itu. Albert, Laurent dan Lena mengikuti dari belakang.

Setelah sampai di basement, Lucifer melepaskan genggaman tangannya.

"Apa-apaan kau tadi? Apa maksudmu?" Lucifer terdengar marah dan frustasi.

Lena yang berada disana hanya menunduk. Rachel memberanikan diri untuk menatap Lucifer.

"Lu, maafkan aku. Aku hanya ingin ini semua berakhir." Ucap Rachel lesu. Ia merasa bersalah. Sangat.

"Sudahlah Lu, kita pulang. Selesaikan ini dirumah" sela Albert menenangkan Lucifer.

"Tidak Dad, kau tidak mengerti. Biar dia tau apa yang telah dilakukannya. Semua jadi kacau. Sudah aku suruh untuk diam dirumah. Apa kau tidak mengerti?" Sentak Lucifer. Ia terlihat sangat marah saat ini.

Habis sudah kesabaran Rachel. Ia hanya ingin membantu. Rachel memberanikan diri menatap mata Lucifer yang memancarkan kemarahan.

"Kacau?" Tanya Rachel dengan tawa sinisnya. "Kau tidak mengerti Lu, aku hanya ingin ini semua berakhir. Aku tau dia jahat padaku, tapi dia masih keluargaku! Aku ingin membantu, agar kalian semua tidak susah membantuku lagi. Agar aku tidak merepotkan kalian semua. Tapi aku mengerti sekarang, kau tidak akan berhenti Lu. Tidak akan. Cukup sudah. Bila dia memang ingin memiliki perusahaan ayah aku akan lepaskan. Tapi aku lelah bersembunyi." Rachel menahan air matanya di pelupuk agar tidak jatuh.

Ia sudah tegar, ia berjanji tidak akan menangis lagi.

"Itu yang kau fikirkan? Hanya itu? Fikiranmu terlalu pendek Rachel! Dia pantas untuk mati. Dia sudah keterlaluan. Dan kau? Ayolah. Pintarlah menjadi seorang wanita, kau terlalu lemah " tak kalah sengit, Lucifer membalas ucapan Rachel.

Seakan-akan perkataan Lucifer menohok Rachel, Rachel merasa hatinya terlalu sakit untuk mendengar itu

"Fikiranku memang terlalu pendek, tapi dia masih keluargaku. Dia memang keterlaluan tapi kau tidak perlu membalasnya. Dan kau tau? Aku bukan wanita lemah!" Rachel menekan setiap perkataannya. Lucifer benar-benar keterlaluan.

"Cukup!" Bentak Albert yang meleraikan mereka berdua.

"Kau sudah keterlaluan Lucifer, aku tidak mendidikmu untuk menjadi seperti ini" Albert menyentak kepada Lucifer. "Sudahlah Rachel, mari kita pulang" sambungnya.

"Maaf kan aku Mr Albert. Tapi aku tidak akan pulang malam ini." Ucap Rachel lalu pergi tanpa menatap Lucifer lagi, setelah sampai pada depan mobil Rachel menoleh kearah Lena.

"Maafkan aku Lena, tapi aku tidak bisa mengantarmu pulang" Rachel masuk kedalam mobil dan meninggalkan gedung tersebut.

Air matanya menetes bersamaan dengan turunnya hujan yang membasahi jalanan.



Yeay Double Update...
The Most Wanted besok pagi ya updatenya, kalau bisa selesai ya malem nanti.
Thank you gess

Happy Reading
👆🏻👆🏻
Caps jebol wkwk

The Cold Ones Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang